Idola! kebanyakan orang pada umumnya, memiliki seseorang yang menjadi idolanya. Tidak soal kamu tua mau pun muda.
Seperti Freya Collie Lambert, gadis berusia dua puluh tiga tahun, diam-diam mengagumi seorang pria dewasa, yang semua orang kenal pria itu sangat kejam dan dingin.
Tidak tahu kapan persisnya, Freya sangat mengagumi sosok pria kejam itu, yang ia ingat, ia tanpa sengaja melihat pria itu membantai sekumpulan pria pembunuh bayaran dengan begitu kerennya.
Austin Chloe, tidak menyangka di usianya yang memasuki hampir empat puluh, yang tepatnya tiga puluh sembilan tahun, di kagumi oleh seorang gadis muda yang sangat jauh di bawah usianya.
Bagaimana sikap Austin Chloe, si pria yang dulunya di anggap semua orang pria sampah, menghadapi gadis muda dan polos yang jatuh cinta padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 8.
Di sisi lain, pada sebuah Apartemen sederhana.
Freya Collie Lambert, menyiapkan sarapan pagi dengan sepenuh hati. Ia selalu memperhatikan makanan Ayahnya, sejak Ayahnya terkena stroke lima tahun yang lalu.
Ibunya meninggal karena terkena penyakit leukemia, dan sejak itu kondisi kesehatan Ayahnya selalu menurun karena merasa bersalah atas meninggalnya Ibunya.
Ayahnya selalu menyalahkan diri, karena tidak dapat memberikan perawatan yang terbaik untuk Ibunya, di sebabkan ekonomi mereka yang pas-pasan.
Hingga Ayahnya terkena stroke, Freya lebih extra lagi memperhatikan keadaan Ayahnya. Ia mendengarkan apa kata Dokter, untuk menghindari makanan, yang tidak boleh di makan penderita stroke.
Makanan sederhana adalah solusi yang sangat baik, untuk penderita stroke seperti Ayahnya, dan terutama ia menghindari makanan kemas.
"Papa, sarapan sudah siap, Ayo kita sarapan!" sahut Freya menghampiri Ayahnya, yang duduk di kursi roda diam tidak bergerak, tapi matanya selalu bergerak melirik Freya.
Bibirnya yang sudah miring tertarik ke samping, menyunggingkan senyuman yang tidak terlalu jelas terlihat. Ayah Freya, Erick Lambert, sangat menyayangi putrinya.
Freya satu-satunya anggota keluarganya saat ini, yang sangat di khawatirkan nya kalau keluar rumah, bekerja menjadi tulang punggung keluarga mereka saat ini.
Terkadang ia menangis sendirian memikirkan keadaannya, yang tidak dapat melakukan apa pun lagi. Putrinya sejak usia tujuh belas tahun, sudah bekerja mencari nafkah untuk memenuhi perekonomian mereka, karena kondisi kesehatan nya yang tidak memungkinkannya bekerja lagi.
Freya meraih piring Ayahnya, dan menaruh lauk dan sayur ke dalam piring. Ia pun mulai menyuapi Erick dengan hati-hati, dan seperti biasa Freya selalu bercerita kepada Erick tentang sosok seorang pria.
Freya mengagumi seorang pria, yang dalam pandangan matanya sangat tampan dan keren. Pria yang memiliki kharisma tersendiri dalam pandangan Freya.
"Semalam aku tidak melihat Paman itu, biasanya dia datang ke toko memesan ruang privasi, dan menikmati dessert yang ia suka seperti biasanya!" kata Freya sembari menyuapi Ayahnya sarapan.
Mata Erick berkedip memandang putrinya tersebut. Seperti biasa sejak ia tidak begitu lancar lagi bicara setelah terkena stroke, ia selalu mengedipkan matanya menanggapi cerita putrinya itu.
"Mudah-mudahan hari ini dia datang lagi, aku suka sekali melihat wajah datarnya menikmati dessert nya, dengan tatapan mata datarnya memandang ke luar tembok kaca tempered, dia terlihat tampan dan keren!"
Mata Erick kembali berkedip, nada bicara Freya terdengar manja dan ceria, setiap menceritakan tentang sosok pria idolanya itu. Membuat Erick merasa gelisah, menyadari kalau sebenarnya Freya bukan sekedar mengagumi saja.
Erick merasa kalau putrinya itu jatuh cinta pada pria dewasa tersebut, terlihat dari tatapan mata Freya setiap kali menceritakan tentang pria penyuka dessert tersebut.
"Fyeya.. kamu halus hati-hati, nak! jangan.. jangan.. asal menyukai pyiya begitu saja.. umul nya.. sudah tua, kamu.. kamu halus mencayi yang seumulan.. dengan mu, nak"
Erick dengan susah payah bicara menasehati Freya, agar tidak begitu mudah menyukai seorang pria, walau menurut Freya, pria itu seorang Hero di mata Freya. Pria yang memiliki bela diri, dan seorang Mafia yang kejam di kota mereka.
Erick pernah mendengar soal seorang Mafia di kota mereka, Rudolf Claude, pria yang sangat kejam kepada siapa saja yang mengusiknya, dan sangat tidak menyukai penindasan kepada orang yang lemah.
Dan, ia dengar setelah kematian Rudolf, jaringan bawah yang cukup lama ia pegang, di gantikan keponakan angkatnya, seorang CEO dari grup Stewart.
Setahu yang Erick dengar Ceo grup Stewart tersebut, memberikan jaringan bawah Paman angkatnya itu, di pegang oleh tangan kanan Pamannya itu. Seorang Mafia yang kejamnya hampir sama seperti Rudolf.
Erick mendengar berita itu dari para tetangga, setelah ia terkena stroke lima tahun yang lalu. Dan akhir-akhir ini kembali mendengarnya dari putrinya sendiri.
"Papa, dia memang terlihat kejam, tapi.. sangat kerenn... aku suka!" mata Freya berbinar saat menceritakan tentang sosok pria yang ia bicarakan, sembari tersenyum senang.
Erick memejamkan matanya, merasa bingung dengan sikap putrinya yang aneh. Menyukai pria kejam! seharusnya putrinya menyukai pria yang normal pada umumnya.
Bersambung.....
Akhirnya Austin ketemu Erick🤗
lanjut