Naura ayu harus menelan pil pahit ketika calon suaminya arfan harlan berselingkuh dengan seorang wanita bernama elviana stefany, padahal beberapa hari lagi mereka akan menikah.
Naura pun mencari tahu siapa wanita yang menjadi selingkuhan calon suaminya itu, dan ternyata ia adalah wanita bersuami akhirnya mau tak mau naura mengadu pada suami elvi yang ternyata adalah jendral arsyad. pria dimasa lalunya.
Siapa jendral arsyad itu ? apa hubungan mereka berdua dimasa lalu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyesalan elviana.
Naura terbangun dalam tidurnya yang sekejap, melirik ke setiap sudut yang ia yakini berada di rumah sakit. Wanita itu bangun, saat itulah jendral datang dengan wajah kusut.
Lelaki itu mendekatinya, lalu duduk dikursi samping brangkar. Ia pegang tangan wanita itu dan menciumnya, hatinya merasa lega melihat wanita itu bangun.
" Kenapa kita disini jen? Seharusnya kita ke pengadilan" tanya naura menatap sayu mantan suaminya itu.
" Kamu istirahat ayu, jangan fikirkan sidang perceraianku! Fokuslah pada kesehatanmu" jawab jendral menatap lekat.
Naura menggelangkan kepalanya, " Tidak, aku tidak apa-apa" ujarnya menyunggingkan senyum.
" Yakin" tanya jendral yang mendapat anggukan sebagai jawaban.
Setelah keluar dari rumah sakit, jendral sempat membelikan pakaian untuk naura diperjalanan. Suasana canggung pun terjadi di antara mereka. Sebagai pasangan yang pernah menikah, tentu debaran jantung itu menjadi alasan.
Perjalanan dilanjutkan, setelah naura mengganti pakaiannya. Matanya yang sembab dan pipi merah bekas tamparan itu, ia tutupi dengan alas bedaknya dan kaca mata bacanya.
Cukup lama, namun akhirnya sampai juga. Saat mereka masuk suasana begitu tegang. Naura mengepalkan tangannya, kala ia dituduh selingkuh dengan jendral.
" Yang mulia, itu tidak benar" ujar naura dengan lantang membantah tuduhan perselingkuhannya.
Dia berjalan menuju kursi depan yang diperuntukkan untuk saksi. Sedangkan jendral, lelaki itu duduk disamping pak yus.
" Saya saksi dari pihak penggugat, yang mulia" ucap naura memperkenalkan diri.
" Saya pun punya bukti kuat perselingkuhan mereka" ungkapnya.
Naura berdiri dan berjalan ke meja seorang laki-laki untuk memberikan bukti. USB, benda kecil yang ia berikan itu lah yang akan menjawabnya.
Laki-laki itu menerimanya, lalu memasangkannya pada perangkat yang tersedia untuk melihat isinya.
Sebuah video yang menampakkan elviana dan arfan dengan tangan saling menggenggam erat. Disana pasangan selingkuh itu duduk menghadap pada kamera.
"Kami bukan selingkuh! kami sudah lama berhubungan dan kamulah pelakornya" suara wanita yang tak lain adalah elviana dalam video tersebut.
Semua orang terkejut, tak kecuali elviana. Tangannya terkepal kuat dan tatapan tajam yang mengarah pada naura. Wanita itu, tak menyangka jika perbincangan sore itu direkam oleh naura.
Ya kala naura meminta penjelasan tentang hubungan mereka, sore itu ia diam-diam memvideokannya. Semuanya terekam jelas, wajah dan siapa pemilik suara itu.
"Kamu bahagia berbagi cinta, berbagi peluh bahkan berbagi tubuh... JIJIK AKU MELIHATNYA !" suara naura yang terdengar marah.
Jendral, lelaki itu tak menyangka naura memiliki bukti yang menunjukan siapalah yang berselingkuh. Amarahnya bergejolak, saat mendengar suara wanita itu yang terdengar getir.
Sementara naura, ia diam menatap lurus ke arah hakim. Tak sedikitpun menoleh pada lelaki itu.
Video itupun selesai di tayangkan, semua kembali hening. Pengacara elviana pun tak bisa lagi berkutik, setelah melihat video itu.
" Yang mulia, sesuai tanggal dan waktu didalam video itu terjadi sebelum pernikahan saya" jawab naura ketika sang hakim bertanya tentang bukti tersebut.
" Apa hubungan anda dengan penggugat?" tanya hakim lagi.
Naura melirik kearah jendral, " Mantan suami istri, yang mulia" jawabnya, lalu kembali menatap lurus ke arah hakim.
" Kami menikah di usia yang masih sangat muda, karena sebuah kesalahan. Dan ... Kami juga berpisah kerena sudah tak ada kecocokan" naura menunduk, ada perasaan malu yang berselimut dihatinya.
Memang, siapa yang mau menikah di usia belasan tahun. Apalagi karena sebuah kesalahan, cukup memalukan, bukan. Tapi begitulah masa lalu mereka yang begitu kelam.
Jendral pun sama, lelaki itu menundukan kepalanya. Naura menutupi kesalahannya yang bahkan begitu kejam menalaknya di usia 1 minggu pernikahan. Perih ia rasakan mengingat masa itu, yang juga membuatnya sadar bahwa dirinya ternyata mencintai naura.
Semua pertanyaan naura jawab dengan jujur, tak ada sekecil apapun kebohongan yang ia utarakan. Termasuk tentang gala. Kini sidang selesai dan akan dilanjutkan kembali minggu depan.
" Kenapa kamu berbohong? Kenapa kamu gak bilang bahwa kita berpisah karena aku selingkuh?" tanya jendral, ketika mereka berada didalam mobil.
" Karena kamu papa gala, mana mungkin aku bilang begitu. Aku takut gala mendengarnya" jawab naura menatap keluar jendela.
" Jen, sepertinya kita jangan bertemu dulu" ujar naura membuat jendral menoleh sebentar dan kembali fokus pada jalanan.
" Kenapa begitu? Aku salah ya, ok aku minta maaf ayu" sahut jendral.
" Aku gak mau orang-orang berfikir buruk, kamu masih proses cerai yang artinya kamu masih suami orang. Aku gak mau gala mendengar hal buruk dari orang lain tentang kita" jawab naura menoleh pada jendral, lalu menatap lurus kedepan.
" Baiklah, aku akan datang hari minggu saja. Gimana ?" ujar jendral mengalah.
" ok" jawab naura sambil mengangguk pelan.
...****************...
Ditempat lain, tepatnya kediaman elviana. Wanita itu memeluk lututnya dengan menyandarkan dagunya di lutut. Penyesalan, itulah yang wanita itu rasakan sekarang. Namun, semua itu percuma jendral tak akan lagi percaya padanya.
Fikirannya melayang pada pertemuan mereka, dimana elviana langsung jatuh cinta pada pria itu. Jendral tampak gagah nan tampan dengan postur tinggi yang membuatnya terpikat.
2 tahun lalu ...
" Maaf pak, saya tak sengaja" ucap elviana tersenyum malu.
Mereka bertabrakan dan jendral memegang pinggang wanita itu agar tak terjatuh. Keduanya sempat saling tatap, namun jendral segera memalingkan wajahnya.
" Tak apa-apa" jawab jendral yang langsung pergi, setelah menegakkan tubuh wanita yang tak sengaja bertubrukkan dengannya.
Elviana duduk dikursi yang sudah ada seorang laki-laki yang tengah menunggunya. Arfan menatap elviana dengan mata kesalnya.
" Kenapa lo?" tanya elviana sambil meraih jus buah yang sudah dipesan oleh arfan.
" Jangan bilang kamu naksir pria itu?" tanya arfan dengan dingin.
" Emang kenapa? Dia kaya, tampan dan mapan, gak kaya lo. Yang butuh gue untuk jadi investor usaha lo" jawab elviana dengan ketus.
Arfan mengepalkan tangannya mendengar penuturan elviana. Memang tak salah dengan ucapannya, tapi setidaknya wanita itu paham akan perasaan lelaki yang sudah lama menyukainya itu.
Beberapa bulan berlalu, ia bertemu lagi dengan jendral yang ternyata fikirannya benar tentang lelaki itu bahwa ia orang kaya.
Orang tua mereka saling kenal, dan dia meminta papanya untuk dijodohkan dengan jendral. Awalnya mereka menolak keras, karena tahu sikap ibu dari lelaki itu.
Namun, elviana dengan berbagai cara akhirnya sukses membuat sang ayah menerima keinginannya. Pertemuan pun terjadi.
" Aku ingin kamu menolak perjodohan kita, aku gak bisa menerima kamu" ujar jendral dengan wajah serius.
" Kenapa begitu? Aku justru ingin kita menerima perjodohan ini" sahut elviana sedikit kecewa, namun ia tak mau berhenti.
" Aku pernah menikah, dan aku belum bisa melupakannya" ucap jendral tegas, bahkan memalingkan wajahnya. Entahlah jantungnya serasa mati, hingga hidupnya serasa hambar.
" Aku akan menunggu, kalo bisa aku akan buat kamu melupakannya. Jadi terima perjodohan ini" ujar elviana meyakinkan laki-laki dihadapannya.
Jendral yang akhirnya menuruti keinginan ibunya, dengan terpaksa menikahi elviana. Tak ada senyum kebahagiaan dibibir lelaki itu, hanya wajah datar yang terpancar dalam dirinya.
Awal pernikahan semuanya baik-baik saja, jendral perlahan menerima kehadiran elviana. Karena sikap elviana yang tak menyerah untuk mencuri hatinya.
Namun, setelah satu bulan berlalu wanita itu mulai muak dengan pernikahannya. Lantaran sikap jendral padanya yang masih dingin. Hingga malam itu terjadi, dimana dia yang tengah frustasi itu mabuk dan menumpahkan kekesalannya pada teman prianya.
Kesunyian, kehampaan, membuatnya tersesat dan menikmati pernyatuan yang tak seharusnya ia lakukan. Sikap arfan yang selalu menganggapnya ratu membuat wanita itu luluh dan menjadi pelarian baginya.
" Vi, sudah lama aku mencintai kamu, tapi kenapa kamu malah menikah dengan lelaki itu?" tanya arfan disaat mereka selesai dengan pergulatan semalam.
" Jangan tanyakan itu! Aku mengingkannya karena dia sempurna" sahut elviana tidur membelakangi arfan.
" Sempurna, bagaimana dengan sikapnya padamu? Apa kau bahagia vi?" tanya arfan dengan nada kesal.
" Lalu bagaimana dengan naura, wanita yang ibumu sukai itu?" tanya elviana membalikkan kata.
"Jadi, Minggu depan. Undangannya juga udah dicetak," jawabnya.
Setelah tanda petik dua (") tidak perlu spasi dan setelah kalimat berakhir ada akhiran titik (.), koma (,), seru (!) dan tanya (?) yang memiliki fungsi masing2, bukan asal2an aja.
"Ra, jadi nikah enggak?" tanya wanita bla bla.
dibandingkan kata itu?
"Ra, kamu beneran bakal nikah?" tanya bla bla bla.
dan untuk pemenggalan nama, itu pake tanda koma (,) bukan tanda seru (!). Perhatikan penggunaan tanda2 dalam kalimat, karena itu mempengaruhi kalimat kamu nantinya.
bedakan antara 'di' sebagai kalimat dg 'di' sebagai penunjuk tempat