NovelToon NovelToon
My Lovely Step Brother

My Lovely Step Brother

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Enemy to Lovers
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Agnettasybilla

Semasa Joanna kecil ia tidak pernah menyukai kehadiran anak-anak laki-laki yang tinggal satu rumah dengannya. Namun, ketika duduk dibangku SMA Joanna merasa dirinya merasakan gejolak aneh. Ia benci jika Juan dekat dengan orang lain. Ia tidak bisa mengartikan perasaannya pada laki-laki itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnettasybilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26 : Pelukan Hangat

...- happy reading -...

...***...

"Jadi mau ikut ga?" tanya Joanna yang sudah siap dengan kaos hitam dan jaket bomber, tak lupa rambut yang dicepol sembarangan.

"Ck, kemana sih? Mager tau," sahut Juan yang meregangkan tubuhnya sembari tengkurap di ranjangnya.

"Ke basecamp Girlvy daripada dirumah sendirian, gue ga tau masalahnya baliknya jam berapa." Joanna menatap jam tangan nya, waktu menunjukkan pukul setengah 7 malam.

"Yaudah gue mandi dulu, awas aja di tinggal." Juan menatap Joanna malas lalu berjalan ke kamar mandi.

"Iya bawel."

Joanna duduk di ranjang yang nampak sedikit berantakan, ia melipat selimut dan merapihkan bantal lalu senyuman nya mengudara saat melihat ranjang itu rapih.

Pintu kamar mandi pun terbuka sedikit, menampakkan Juan yang mengintip di balik pintu.

"Ngapain disitu? Keluar sana, seneng ya lo liat gue handukan doang?" Juan menatap Joanna sewot sementara yang di tatap menghela nafas lalu berjalan keluar kamar itu.

"Baru juga duduk," batin Joanna

Setelah menunggu setengah jam akhirnya Juan berjalan keluar. Joanna yang melihat ke arah Juan terdiam. Apa perlu serapi itu hanya untuk diajak keluar?

Belum lagi pakaian kasual yang sangat cocok dipadukan di tubuh Juan yang sempurna.

"Ayo ih, nanti sebelum ke basecamp beli makanan dulu ya."

Joanna mengangguk cepat lalu keduanya berjalan keluar rumah. Jantungnya berdegup sangat kencang. Aira yang menyeruak dari Juan sangat berbeda, membuatnya mengumpat dalam hati.

"Loh pake motor?" tanya Juan

Joanna yang mengeluarkan motor dari garasi hanya mengangguk. Pasalnya sangat jarang ia mau mengendarai motor, bahkan sekedar ke mini market atau ke tetangga blok sebelah pun Joanna pasti menggunakan mobil.

"Cepet naik." Juan bergegas mendekat ke arah motor itu tapi dengan cepat Joanna menahannya.

"Ih apalagi sih?"

Lalu sepasang tangan itu terulur memakaikan helm ke kepalanya, tak lupa Joanna turunkan kaca helmnya.

"Biar lo ga kelilipan," jawab Joanna disertai senyuman yang jarak ia perlihatkan.

Juan terpaku. Joanna tersenyum padanya? Dan juga semua perilaku perempuan itu padanya. Tunggu? la tidak berhalusinasi kan?

"Ayo naik sayang." Juan tersadar dari lamunan nya lalu dengan cepat naik ke motor.

"Pegangan, gue mau ngebut."

Dengan ragu Juan memegang pinggang Joanna yang ramping. Lekukan tubuh gadis itu bisa Juan rasakan. Tidak tidak, hanya jaketnya saja yang ia pegang. Ia tidak boleh macam-macam terlebih dia adalah kakaknya.

Sayangnya, saat Juan hendak menarik tangannya, Joanna segera menarik kedua tangan Juan untuk memeluk perutnya, sebelum akhirnya motor itu berjalan meninggalkan komplek.

Tak bisa dipungkiri, Juan merasa jantungnya berdegup dua kali lebih cepat, tak pernah ia rasakan hal ini sebelumnya, bahkan saat bersama dengan Laras.

Dapat Juan hirup aroma vanila dari tubuh Joanna membuatnya merasa candu dan terus menghirup aroma itu.

***

Laras menatap ke arah ponselnya, sesekali ia menimpali ucapan Helga yang sedari tadi nyerocos membahas skandal artis. Tak lama, Joanna dan Juan datang. Cowok itu tersenyum ramah saat para anggota Girlvy menyapanya. Lalu tatapan nya tertuju pada Laras, perempuan itu tersenyum manis ke arahnya.

"Anjir tau aja lu bang kalo gue laper." Tangan Lisa terulur hendak mengambil martabak coklat keju yang berada di atas meja bersamaan dengan makanan lain. Dengan cepat Joanna memukul tangan Lisa membuat perempuan itu meringis kesakitan.

"Jangan dimakan yang ini, punya Juan." Joanna meminggirkan martabak itu dan meletakkan nya ke hadapan Juan.

Semua member Girlvy tertawa puas melihat kejadian itu, sementara Joanna menatap Juan.

"Lo yakin kenyang makan martabak doang?" Juan mengangguk.

"Nanti kalo mau makanan berat gue beli," jawab Juan santai. Ia mulai memakan martabaknya. Dahi Joanna mengernyit.

"Siapa yang nganterin? Disini jauh dari jualan makanan."

Dengan mulut penuh dengan martabak, Juan berusaha menjawab pertanyaan Joanna.

"Minta anterin siapa aja."

Sementara Joanna masih menatap Juan dengan tatapan penuh sayang. Di sebrang sana Laras menatap keduanya, ia tahu tatapan Joanna pada Juan berbeda. la tahu pasti arti dari tatapan itu.

***

Sekarang sudah jam 9 malam, semua anggota Girlvy sibuk berbicara dan bercanda ria, ada juga yang bermain kartu. Sementara Joanna sedang mengobrol bersama Melisa dan Helga, sepertinya membahas sesuatu yang penting.

Juan menyenderkan tubuhnya ke sofa dan meletakkan ponselnya di sofa. Lelaki itu menghela nafas bosan. Satu-satunya laki-laki diantara puluhan perempuan di satu ruangan. Laras yang menatapnya dari kejauhan pun menghampirinya.

"Oh.. hai kak," sapa Juan sembari tersenyum.

"Bosen ya?" tanya Laras. Juan mengangguk, ia sendiri tidak dekat dengan anggota Girlvy mengingat dulu Joanna selalu menyembunyikan fakta bahwa ia adik tiri Joanna.

"Mau jalan keluar sebentar ga?"

Joanna yang menyadari Juan beranjak pergi bersama Laras menatap keduanya yang berjalan ke luar basecamp.

"Joan? Lo denger gue ga?" tanya Melisa. Joanna tersentak dari lamunan nya dan kembali menfokuskan ucapan nya.

"Sorry gue ga fokus, bisa ulang?"

***

Juan dan Laras duduk di depan basecamp setelah berkeliling dan membeli Snack ringan untuk menghilangkan kejenuhan Juan di basecamp. Juan menatap lurus ke arah pepohonan rindang di depan sana.

"Kamu lagi ada pikiran?"

Hal itu membuat Juan menoleh kaget ke arahnya, sepeka itu seorang Laras. Juan mengangguk sembari menatap langit gelap dengan beberapa bintang di sana.

"Aku masih nyari dimana orang tua gue, Ayah sama Bunda bilang mau bantuin aku nyari mereka."

Juan tersenyum tipis, senyum penuh luka yang terbungkus rapih, tapi Laras bisa merasakan tatapan itu.

"Kira kira, kenapa ya mereka ninggalin aku?"

Laras tercekat, tak tahu harus menjawab apa. Ia sendiri tumbuh dalam keluarga broken home.

"Apa mereka malu ya punya anak kaya aku? Kalau nanti aku ketemu mereka, apa mereka mau menganggap aku sebagai anak?"

Nada itu bergetar, tanpa menunggu lama Laras bergerak memeluk cowok dihadapan nya. Juan terkejut dengan perlakuan Laras yang tiba-tiba, namun perlahan ia membalas pelukan perempuan itu. la butuh sandaran saat ini.

"Apapun yang terjadi nanti, kamu masih punya keluarga yang mau nerima kamu. Ada bunda sama ayah, atau kalo mau ke mama juga gapapa. Mama ga akan keberatan nerima anak perempuan, justru dia seneng punya anak perempuan."

Juan tercekat, ia seperti melihat sisi lain dari Laras. Perempuan yang penampilan nya urakan dan wajah jutek itu justru sangat lembut saat berhadapan dengan nya.

"Juan, siap siap kita pulang." Keduanya refleks melepas pelukan, Joanna menatapnya dingin sebelum kembali masuk ke basecamp.

1
Maya Sari
mulai baca Thor, semoga lanjut ya Thor cerita nya gk d gantung
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!