NovelToon NovelToon
The Line Of Destiny

The Line Of Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rijal Nisa

Menunggu selama empat tahun lebih tanpa kepastian, Anya bahkan menolak setiap pinangan yang datang hanya untuk menjaga hati seseorang yang belum tentu ditakdirkan untuknya. Ia tetap setia menunggu, hingga sebuah peristiwa membuat hidupnya dan seluruh impiannya hancur.

Sang lelaki yang ditunggu pun tak bisa memenuhi janji untuk melamarnya dikarenakan tak mendapat restu dari keluarga. Di tengah hidup yang semakin kacau dan gosip panas yang terus mengalir dari mulut para tetangga, Anya tetap masih berusaha bertahan hingga ia bisa tahu akan seperti apa akhir dari kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rijal Nisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebenaran Masa Lalu

Sasha dan Arjuna berjalan berdampingan di sepanjang pantai, menikmati semilir angin laut dan suara ombak yang menghantam tepian pantai.

Mereka berhenti sejenak untuk menatap matahari terbenam yang memancarkan warna oranye dan merah.

Sasha tersenyum. "Pemandangan ini sangat indah," katanya sambil menggenggam tangan Arjuna.

Arjuna mengangguk dan memeluk Sasha. "Tapi tidak seindah kamu." Sasha tertawa, merasa bahagia dalam pelukan Arjuna.

Mereka berdua berjalan lebih jauh, mencari tempat yang tepat untuk duduk dan menikmati suasana.

Arjuna menemukan batu besar di tepi pantai dan membantu Sasha duduk. Mereka duduk berdampingan, menatap laut lepas dan berbagi cerita.

"Apa yang membuat kamu begitu bahagia, Juna?" tanya Sasha.

Arjuna tersenyum dengan mata tak pernah lepas dari memandang Sasha. "Kamu, Sasha. Kamu membuat hidupku lebih berwarna."

Sasha merasa terharu dan memeluk Arjuna. Mereka berdua diam, menikmati kebersamaan dan keindahan senja di pantai itu.

Sasha kemudian menanyakan tentang siapa sebenarnya Arjuna. Kenapa cowok itu bisa tiba-tiba datang dan menolongnya, itu semua seolah sudah direncanakan.

Arjuna tersenyum misterius. "Aku sudah menunggumu, Sasha. Aku tahu kamu sedang mengalami kesulitan. Aku hanya orang yang datang tepat waktu."

"Bagaimana kamu tahu? Apa hubungan kita sebelumnya?" tanya Sasha semakin penasaran, dia juga penasaran tentang hubungan antara bu Kinanti dengan Arjuna.

"Kita pernah bertemu di masa lalu, Sasha. Tapi, kamu tidak mengingatnya." Arjuna menatap jauh ke arah pantai dengan ombak kecil yang indah.

"Masa lalu? Apa yang terjadi?"

"Aku akan ceritakan semuanya, tapi tidak sekarang. Saatnya belum tepat."

Sasha semakin penasaran, siapa sebenarnya Arjuna? Apa dia ada hubungannya dengan Arya?

Sasha tidak tahu kalau Arjuna adalah abang dari perempuan yang telah dihamili Arya.

Dengan menarik napas dalam-dalam, Arjuna mencoba menenangkan hatinya dan mulai bicara kembali.

"Arya, lelaki itu memanfaatkan adikku, membuatnya hamil, lalu melarikan diri tanpa tanggung jawab. Aku tidak akan membiarkannya begitu saja."

Sasha merasa takut dan bingung. "Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana kalau Arjuna tahu yang bahwa aku ini juga sudah punya anak dengan Arya. Dia pasti bakalan jijik sama aku," batin Sasha.

"Arjuna, aku juga punya hubungan sama Arya, aku sudah punya anak dari hubungan kami. Dia tidak mau tanggung jawab dan pergi begitu saja," kata Sasha. Dia mengakuinya sendiri, Sasha tidak mau menutupi hal itu lagi sama Arjuna, dia takut kalau Arjuna malah tahu dari orang lain.

"Apa? Kamu juga?"

Sasha menunduk, malu. "Aku tidak tahu apa yang terjadi, Arjuna. Aku tidak tahu bahwa Arya sudah memiliki hubungan dengan adikmu sebelumnya."

Arjuna merasa kesal dan kecewa. "Terlambat," katanya pada dirinya sendiri, "aku datang terlambat." Dia menatap Sasha dengan sedih, Sasha menatap Arjuna dengan air mata berlinang. "Sasha, kamu jangan takut! Mulai sekarang aku akan melindungi kamu," kata Arjuna.

"Mengapa kamu mau melindungi aku? Aku bukan keluargamu."

Arjuna tersenyum lembut. "Karena aku tidak ingin sejarah berulang. Aku tidak ingin kamu dan anakmu menderita seperti adikku, kamu akan menjadi bagian dari hidupku mulai sekarang!" tegas Arjuna.

Sasha merasa terharu. "Terima kasih, Arjuna. Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan tanpa kamu. Kamu itu seperti malaikat tak bersayap yang dikirimkan Tuhan untukku," ucap Sasha memandang Arjuna dengan lembut.

Arjuna memeluk Sasha. "Kita akan menghadapi ini bersama. Aku akan melindungi kalian dari Arya."

"Juna, bisakah katakan yang sejujurnya padaku?"

"Tentang apa?" tanya Arjuna seraya menyelipkan rambut Sasha ke belakang telinga.

"Apa hubungan kamu sama bu Kinanti?"

Arjuna tertawa sebelum menjawab pertanyaan Sasha. "Bu Kinanti itu kakak mamanya aku," kata Arjuna yang membuat Sasha terperangah.

"Jadi_?"

"Ya, makanya aku ada di sana malam itu. Malam di mana kamu mencari Arya," jawab Juna.

"Arjuna ...." Sasha memandang wajah Arjuna lebih dekat. "Apa cuma perasaan aku aja ya, wajah kamu seperti pernah ada dalam ingatan aku. Apa jangan-jangan kamu cowok yang pernah melabrak Arya dua tahun yang lalu?" tanya Sasha memastikan. Ia baru sadar sekarang, wajah Arjuna terlihat begitu familiar.

Lagi-lagi Arjuna tersenyum, dan di detik berikutnya ia mengangguk.

Sasha semakin syok berat, begitu sempit dunia ini hingga dia harus bertemu dengan orang-orang yang juga punya kaitannya dengan Arya.

"Apa ini kebetulan? Kenapa aku harus bertemu kamu lagi?" Sasha sedikit menjaga jarak dengan Arjuna sekarang.

"Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini, Sha. Semua yang terjadi adalah takdir yang telah tertulis. Ini kisah antara kamu dan aku, mungkin cukup rumit dipahami. Namun, aku yakin pertemuan kita kali ini, pasti karena Allah punya rencana yang lebih indah."

Sasha tidak menyangkal dengan omongan Arjuna barusan, memang semua yang terjadi adalah takdir. Namun tetap saja dia masih tidak habis pikir kalau lelaki yang pernah menyuruhnya untuk menjauhi Arya adalah Arjuna.

"Sejak hari itu aku selalu mencari-cari keberadaan kamu, Sasha." Arjuna kembali bicara setelah lama terdiam.

"Aku memang bodoh, Juna. Seharusnya aku denger kata-kata kamu hari itu. Andai aku bisa mengulang waktu, aku enggak mau deketin Arya dan jadi kekasihnya. Ini semua bukan kesalahan dia juga, aku yang terbuai oleh nafsuku, dan akhirnya inilah yang terjadi. Aku benar-benar perempuan kotor!" Sasha terisak, jika mengingat masa lalu, ia pasti selalu merasa benci dan jijik pada dirinya sendiri.

.

.

Kediaman Ustadz Arif

"Abi, umi nanti ada kajian bersama di rumah. Jadi, umi tanya sama mereka untuk malam ini siapa yang mau ikut berkontribusi? Semua jamaah diam, tidak ada yang mau menjawab."

Ustadz Arif tertawa mendengar omongan istrinya. "Mungkin mereka malu-malu, ya? Atau belum siap untuk berkontribusi."

Umi Annisa menggelengkan kepala. "Tidak, Abi. Ini sudah terjadi beberapa kali. Mereka hanya ingin menerima dan tidak mau berbagi, apa yang harus kita lakukan?"

Ustadz Arif memikirkan sejenak akan solusi untuk masalah istrinya.

"Kita harus mengingatkan mereka tentang pentingnya berbagi dan gotong royong dalam Islam. Besok, abi akan menyampaikan ceramah tentang pentingnya berkontribusi dan manfaatnya dalam suatu komunitas."

"Tapi, Abi .... Ada satu orang yang dengan ikhlas hati memberikan sumbangan tadi pagi sama umi, beliau adalah bu Aila. Beliau juga bilang kalau nanti malam beliau dan Anya akan membawa banyak makanan dan kue ke sini, jadi umi enggak perlu khawatir," ujar umi Annisa. Beliau masih bingung akan sikap ibunya Anya, semua orang mengatakan bu Aila pelit, jahat, dan masih banyak lagi. Namun, yang dilihatnya berbeda dengan rumor yang beredar.

Ustadz Arif tersenyum. "Alhamdulillah, ada setidaknya satu orang yang mau berkontribusi. Ibu Anya memang orang baik, dan warga sudah salah sangka selama ini," jawab ustadz Arif dengan pandangan jauh ke depan, ingatan beliau kembali berputar ke masa lalu.

"Banyak yang membenci bu Aila karena masa lalu dan catatan hitam keluarga mereka," kata umi Annisa.

Ustadz Arif mengangguk penuh pemahaman. "Fitnah dan prasangka sering kali menimbulkan kesalahpahaman. Kita harus mengajak jamaah memahami nilai-nilai kebaikan dan tidak menghakimi orang dari rumor belaka."

"Abi benar, kita harus mengingatkan mereka tentang pentingnya berempati dan tidak menyebarkan gosip." Umi Annisa terdiam sejenak, ada yang membuatnya kepikiran. "Tapi, kalau soal Sasha dan Tino, itu semua kan benar Abi. Kecuali tentang kotak amal yang hilang itu, lantas bagaimana kita memberi pemahaman kepada warga?"

"Istriku yang paling cantik, dengar ya! Setiap manusia pasti pernah berbuat kesalahan, kita ini bukan makhluk sempurna yang tak pernah berbuat dosa. Namun, mereka yang baik adalah orang yang bertobat dari dosa tersebut. Justru kita sebagai sesama saudara seiman seagama, kita harus memberi support kepada mereka yang ingin memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi, bukan malah menghujatnya terus-menerus. Inilah yang harus kita katakan kepada para warga, Umi paham!"

Ummi Annisa mengangguk dan tersenyum. "Semoga jamaah yang datang nanti lebih rame ya, biar umi bisa mengklarifikasi segalanya. Supaya keluarga bu Aila tidak terus-terusan menjadi bahan gosip di kampung kita."

"Ya, abi juga harus secepatnya bertindak. Kemarin saat pak Faisal ke Masjid untuk sholat Jumat, beliau juga dihakimi oleh warga dengan mengatainya pencuri berpeci." Ustadz Arif geleng-geleng kepala mengingat kembali kejadian tersebut.

...

Kediaman Pak Faisal

Anya sedang sibuk di dapur membantu ibunya membuat banyak makanan untuk dibawa ke majelis nanti malam.

Anya dengan cepat mengaduk adonan kue, sementara ibunya, bu Aila, beliau memasak gulai di panci besar.

"Anya, pastikan kue-kue tersebut matang merata ya," kata bu Aila.

Anya mengangguk paham. "Siap, Bu. Aku akan membuatnya terlihat sempurna dengan rasa yang pasti lezat," jawab Anya dengan tangan terus mengaduk adonan.

"Kamu sangat membantu, Nak. Semoga kebaikan kita ini membawa keberkahan."

"Amiinn, semoga aja para warga dapat menerima kita kembali seperti dulu ya, Bu." Anya menatap ibunya, banyak harap yang belum tercapai. Bu Aila hanya tersenyum, dan kemudian kembali sibuk memasukkan makanan ke dalam kotak yang sudah disiapkan.

1
P 417 0
/Sleep//Sleep/haih ini juga teguran langsung mungkin
🥑⃟Riana~: teguran untuk siapa?/Shame/
total 1 replies
P 417 0
oh ternyata si ibu to/Slight/
P 417 0
siapA lgi ini yg ikut nimbrung🤔
P 417 0
/Sneer//Sneer/tokoh utama jago silat ternyata
P 417 0
makin rumit emng klo bca drama/Silent//Shy/
P 417 0
/Sleep/klo dah bgitu knpa harus saling nyalahin
P 417 0
udah bgus/Hey/
TrixJeki
wehh keren Anya gadis tegas dan berani, aye suka aye suka. semangat Author Rican💪💐
🥑⃟Riana~: Hehe, terima kasih kk.. udh mampir/Kiss//Sneer/
total 1 replies
P 417 0
mbak syifa dong/Sleep/
P 417 0: mkanya jgn buru2/Proud/
🥑⃟Riana~: salah ya/Shame//Facepalm//Facepalm//Joyful/ makasih otw revisi 🚴🚴🚴
total 2 replies
P 417 0
hanna🤔🤔anya kali
🥑⃟Riana~: repot/Shame/
P 417 0: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/kn jd ada kerjaan kmu/Silent/
total 3 replies
P 417 0
windi ini mnurt aku sahabat terbaik buat anya/Hey/
P 417 0
keinginan orang tua itu emng mlihat anakny bhgia dan itu udah pasti.namun terkadang mreka tidak pduli dengan perasaan anknya dan lbih kpda memaksakn kehendak .emng sih nggk semua orang tua bgitu /Sleep/
P 417 0
emng demit bisa jatuh juga kah🤔
🥑⃟Riana~: bisa, kalau punya kaki/Sweat/
total 1 replies
P 417 0
membiarkan/Silent/
P 417 0
insyaallah bukan in sha allah/Hey/
P 417 0
hmmm.dri sini keknya bncana mulai terjadi😌
P 417 0
ini ayah kndung bukn sih🤔
P 417 0: lah /Proud/aku jga mna tau
🥑⃟Riana~: masa ayah tiri/Shame/
total 2 replies
P 417 0
"nggk mau punya mntu"...lbh enk deh kyaknya/Silent/
P 417 0
terkadang temen emng lbih mengerti apa yg kita rasa dripada kluarga sendri/Sleep/
🥑⃟Riana~: Betul, tumben bener/Shame/
total 1 replies
P 417 0
di bab ini nggk ada koreksi.ada pesan di dlmnya😊mnrt aku sih ini bgus krna di zmn sekarng ank2 muda lbh mngikuti egonya .nggk pnh berpikir apa yg terjdi kmudian.dan bila sdah trjdi yg ada cmn pnyesalan. dri itu peran orang tua izu sangat pnting
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!