NovelToon NovelToon
Striptis Single Mom

Striptis Single Mom

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Roman-Angst Mafia / Anak Yang Berpenyakit / Chicklit
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: malkist

Di bawah lampu kerlap-kerlip euforia club, Rane, si Single Mom terpaksa menjalankan profesi sebagai penari striptis dengan hati terluka, demi membiayai sang anak yang mengidap sakit jantung.

Di antara perjuangannya, kekasih yang dulu meninggalkan dirinya saat hamil, memohon untuk kembali.

Jika saat ini, Billy begitu ngotot ingin merajut asmara, lantas mengapa dulu pria itu meninggalkannya dengan goresan berjuta luka di hatinya?

Akankah Rane menerima kembali Billy yang sudah berkeluarga, atau memilih cinta baru dari pria Mafia yang merupakan ipar Billy?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon malkist, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Seorang suster mengantarkan paket ke ruangan Dande atas nama Rane, lengkap dengan nomer telepon yang tertera.

"Maaf, Sus, saya tidak merasa pesan apapun."

"Tapi tertulis di sini untuk penghuni ruangan ini."

Drrrrt...

Karena adanya telepon, Rane segera menerima paket tersebut. "Terimakasih, Sus."

Lanjut, Rane mengangkat telepon yang entah dari siapa."Halo__"

"Apa kau sudah menerima paket dari ku?"

Suara Billy.

"Gunakan baju itu. Temui aku di restoran. Alamat nya akan ku kirim lewat chat. Jangan sampai tidak datang."

Tanpa menunggu jawaban Rane, Billy mematikan telepon seolah olah tidak mau mendengar penolakan atau keprotesan apapun.

Rane melirik malas paket di tangan nya. Ditolak makan siang hari ini, Billy menggunakan haknya sebagai penyewa jasanya untuk makan bersama.

"Ma, itu apa? Dari siapa?" Dande kepo pada isi kotak yang barusan ditaruh Mamanya di lantai asal-asalan.

"Cuma baju seragam dari Bos Mama," bohong Rane. "Sekarang, waktunya tidur, Sayang."

Dande menurut merebahkan tubuh mungil nya ke bed. Namun matanya masih menatap seksama Mamanya yang sibuk membetulkan selimut.

"Mama, besar nanti, aku yang akan bekerja keras menghasilkan uang banyaaaaak untuk mu."

Rane tersenyum terharu mendengar itu. Melihat anaknya tumbuh besar saja sudah memberinya kebahagiaan yang tak ternilai.

"Tentu. Mama akan menunggu waktu itu. Tapi sebelumnya, kau harus sembuh total dulu. Tidur lah, Sayang." Telapak tangan Rane mengelus-elus lembut ubun ubun Dande. Cara itu biasanya sangat ampuh mengundang rasa kantuk bagi Dande.

Setengah jam lewat. Rane merasa yakin Dande sudah terbuai alam tidur. Rane pun beranjak membuka paket pemberian Billy.

Mewah. Gaun baby pink warna kesukaan nya, tapi tidak ada lagi kesenangan yang dirasakan Rane mendapat pemberian Billy. Justru, ia merasa seperti wanita jahat yang menjadi orang ketiga bagi hubungan Billy dan Sia. Meskipun pria itu cuma sekadar penyewa jasanya dalam satu pekan, tetap ia merasa bersalah karena ia tahu betul, Billy berusaha mendua karena kehadiran nya.

"Ini cuma pekerjaan." Rane menghibur diri sendiri dengan mengatakan hal tersebut.

Selesai memakai baju dan aksesoris disertai dandanan natural, Rane berangkat ke alamat restoran yang sudah dikirimkan oleh Billy.

***

Sementara di tempat Sia, wanita itu pun mendapatkan paket. Tapi bukan hal menyenangkan yang dikirimkan oleh Billy padanya.

Sebuah surat perceraian yang sudah dibubuhi tanda tangani Billy.

"Aaaarghh..." Sia menjerit marah. Billy tidak pulang - pulang ke rumah ternyata diluar sana sibuk mengurus surat sialan yang saat ini sudah ia sobek sobek, pertanda ia menolak untuk bercerai.

Dengan kemarahan di dada, Sia meraih handphone nya, menghubungi Billy.

"Sudah kubilang, aku tidak mau bercerai!" Tersambung, Sia langsung berkata tegas dengan penuh amarah.

Billy sampai menjauhkan gawai itu dari telinga nya.

"Sia, aku ingin berpisah dengan baik baik. Tanda tangani lah," pintanya lembut.

"Tidak akan! Aku bahkan sudah merobek nya."

Billy menghela nafas sabar. "Aku masih banyak salinannya."

"Sialan! Kau di mana?"

Mana mungkin Billy mengatakan kalau dirinya ada di restoran menunggu kedatangan Rane.

"Halo__ hais, sial. Dimatikan!"

Sia meremas kaut hapenya sampai buku-buku jari itu memutih saking kesal nya ke Billy yang kian hari makin memberontak saja.

Mengatur nafas emosinya berkali-kali, Sia segera menghubungi Marc, hendak mengadu.

"Kak... Hiks... hiks ..."

"Kau kenapa?" Mendengar tangis Sia, Marc yang disopiri anak buahnya, bertanya cemas.

"Billy mengirimkan surat pe-pe-perceraian, Kak."

Gigi Marc beradu geram seketika. "Tenanglah, Sia." Sembari menenangkan, pandangan tajam Marc tertuju ke taksi yang ada di depan laju mobilnya. Rane ada di dalam sana. "Itu tidak akan terjadi. Percaya padaku!"

Sia masih terisak tak tenang.

"Aku sedang berusaha untuk mu."

"Janji?"

"Eum..."

" Apa pun caranya, aku tak peduli yang penting Billy kembali padaku!" Terdengar egois memang. Itulah sifat Sia yang buruk. Hanya mementingkan perasaan dan keinginannya semata.

"Aku akan membawa Billy pada mu, Sia."

Terdengar meyakinkan ucapan Marc, Sia sedikit menghela nafas tenang.

"Dan kau pun harus janji, di rumah jangan melakukan apapun yang bisa membahayakan diri mu! Kalau kau melanggar, kakak tidak akan mau membantu mu lagi." Kalimat terakhir Marc terdengar tegas mengancam.

"Eum, aku janji."

Merasa yakin Sia tidak membayangkan diri sendiri, Marc memutuskan telepon bertetapan dengan Rane yang keluar dari taksi.

Sesuai prediksi Marc, Rose bin Rane yang diikuti nya, ternyata menemui Billy yang dari awal salah satu utusan Marc, sudah lebih dahulu melapor keberdaan Billy di restoran itu.

Ting...

Masih di dalam mobil, Marc barusan mendapatkan kiriman foto dari anak buah nya yang ada di dalam restoran. Di gambar itu, Rane sedang berdiri di hadapan table 05 dengan pandangan Billy terlihat mengagumi kecantikan itu.

Marc mendengus kesal melihat ekspresi senyum Billy di sana.

"Parkirkan mobil!" Titahnya. Wajah dan suara Marc memang nampak datar datar tenang, tapi hanya dia sendiri yang tahu betapa banyak kemarahan yang ditahannya.

"Kau sangat cantik, Rane."

Pujian Billy sama sekali tak mengundang senyuman Rane.

"Duduk lah," pinta Billy sembari menarik kursi untuk Rane. Dari hal-hal manis kecil, Billy berupaya meraih hati Rane kembali. Berharap, hubungan mereka akan kembali membaik dan bersatu.

"Selesai makan malam, kau bisa kembali ke Dande." Billy terus menatap penuh cinta Rane. Tapi wanita itu tetap datar tanpa menyahut.

"Kenapa kau diam saja? Katakan sesuatu."

Di suruh, Rane dengan gamblang meluapkan apa yang mengganggu pikirannya. "Aku hanya berharap sisa satu Minggu atas dirimu yang menyewa jasa ku, segera berakhir sehingga tidak akan ada makan malam atau hal lain lagi yang mempertemukan kita. Aku merasa, kau membuatku menjadi wanita yang tak berperasaan karena kencan dengan suami seseorang."

Diingatkan status nya, mood Billy jadi rusak. Namun ia tetap menahan diri tak mau membahas lebih lanjut. "Ini menunya. Ah, ya, kau suka seafood__"

"Aku sudah tidak suka lagi. Semuanya dari masa lalu yang berhubungan dengan mu, tak tersisa satu pun." Dengan perkataan tak berperasaan nya, Rane berharap Billy sadar kalau jalan mereka sungguh sudah bersimpangan.

"Aku sedih mendengar nya." Billy tersenyum kecut. Tapi aku yakin, di dalam lubuk hati mu masih ada nama ku."

Keras kepala.

"Kau salah. Aku bahkan membenci semua nama pria karena mu."

Apakah Rane sungguh sungguh mati rasa pada nya? Billy sedikit putus asa mendengar nya.

"Eum, kau pantas membenci ku. Suatu hari, semoga aku bisa mendapatkan maaf dan hati mu kembali."

Di parkiran, Marc yang masih bergeming di dalam mobilnya, terus mendapatkan kiriman foto-foto Rane dan Billy.

Makan malam yang terlihat romantis di mata Marc itu, membuat nya muak. Rasanya, Marc ingin masuk dan memberi pelajaran langsung. Namun, jika itu yang ia lakukan, maka rencana nya akan berantakan.

Sabar. Hanya itu lah yang dilakukan nya untuk sementara.

"Bos, target keluar." Lapor Ken, sopir Marc.

Marc langsung menegakkan duduk nya, menatap ke arah Billy dan Rane di luar sana.

Kepalan tangan Marc mengepal kuat melihat Billy memakaikan jasnya ke Rane. "Cih..." Decihnya melihat kemesraan itu.

"Bos, mereka tidak satu mobil."

"Aku melihat nya."

"Siapa yang akan kita ikuti?"

"Tentu saja taksi yang dinaiki wanita itu!" Marc kelepasan membentak. Sejurus, ia menyeringai karena Billy membiarkan Rane pulang seorang diri. Dan meskipun ada Billy bersama Rane, rencana Marc yang sudah disusun apik, tetap akan dilaksanakan nya.

"Target ada di taksi yang berada di depan ku. Jangan sampai gagal menangkap nya."

Setelah menelepon ke anak buahnya di mobil lain, laju Marc mengambil arah lain.

Sekarang, mobil putih dengan plat mobil palsu yang tadi di belakang mobil Marc, mengambil alih tugas mengikuti taksi itu.

Saat di jalan yang sepi, laju taksi itu langsung di potong.

Rane sampai terhuyung ke depan karena rem mendadak. Sejurus, ia menjerit melihat empat orang bersenjata menodong mereka.

Rane kira hanya sekelompok rampok. Namun asumsi nya patah seketika, saat salah satu dari mereka membuka pintu dan menarik nya keluar dengan kasar.

"Lepaskan. Tolong aku..."

Apa lah daya, sang sopir saja dibuat pingsan hanya dengan satu kali pukulan di leher belakang.

"Siapa kalian?" Rane didorong paksa naik ke mobil. Sejurus, ia dibuat pingsan dengan sebuah kain yang diberi obat bius.

1
Ana
Billy oh Billy sekarang apa yang akan kau lakukan jika rane dan dande menderita 😢😢😢
Ana
nah loh 😂
Ana
hmmm 🤔diajak mungkin ya kak
Agus Tina
😀😃😃😃😃 bagus perempuan kuat bukan menye2 bisa menggunakan kelemahan sekaligus kelebihan fan kekuatannya ...
Agus Tina
Bagus ceritanya
Ana
Billy menempatkan rane dalam masalah 😩😢😢😢
kasihan rane nanti
Ana
waduh, kabuuuur devon
Ana
padahal bukan Billy 🙈
Ana
ck rumit, malah mungkin hidup rane ga akan tenang jika dengan Billy
Ana
hais devon kamu masuk kandang singa eh🤭 kan gawat kalau Marc tau
Ana
apa rane beneran melakukan itu sama Billy, tapi kenapa? pake pengaman ga, kalau ga bisa aja kan hadir dande kedua 🙈malah mikirin aku hahaha😂
Ana
kenapa ga tes DNA aja bil
Ana
Billy kah 🤔🤔
Ana
hmmmm apakah jatuh cinta terhadap rane bisa merubah seorang marc
Ana
hadeeeh tambah rumit, marc bakalan tau deh
Ana
😂😂😂😂hahaha kelemahan laki-laki emang itu
Ana
semoga berhasil rane
Ana
ck semoga ga terlaksana keinginan mu
Ana
ck gawat
Ana
rane ada benarnya Billy, dia akan terancam bahaya jika dekat dengan mu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!