Mommy Untuk Anak Duda

Tangan Gracel bergetar saat wanita itu menyebut anaknya. "Tidak sialan, dia anakku! Jangan pernah membuatnya membenciku,"teriak Gracel.

"Mommy, mommy kenapa?" tanya Xaviel menepuk pipi sang mommy.

Gracel membuka matanya dan langsung beranjak memeluk anak itu. "Jangan, kamu gak bakal ninggalin mommy kan? Dia tidak akan mengambil mu dari mommy," tutur Gracel.

Xaviel bingung dengan mommynya, ada apa? Kenapa mommynya seperti ini?

"Mommy, El gak akan ninggalin mommy. El janji," ujarnya.

Revandra sedang menyelesaikan laporan di ruang kerjanya dan setelahnya dia mengampiri mereka berdua ke kamar.

"Kenapa El?" tanya Revandra duduk di tepi ranjang.

"Ini mommy, dia tiba-tiba meluk El, telus bilang 'jangan ambil anakku,' gitu Daddy," jelasnya.

Revandra maju sedikit dan mengambil ahli tubuh Gracel. "Lo kenapa?" tanya Revandra.

"Om jangan berikan El, ke dia!"

"Dia siapa?" tanya Revandra bingung, dia membelai rambut yang basa karena keringat itu.

"Dia... Kekasih om dia ingin mengambil El dari ku, dia akan membuatnya membenciku," jawabnya menangis di pelukan Revandra.

"Kekasih ku siapa? Gue gak punya kekasih! Dan siapa yang akan berani mengambil anakmu dari mu? Dia akan selalu bersama mu dan dengan ku," jelas Revandra mencium puncuk kening Gracel.

"Janji?" tanya Gracel membuat Revandra mengangguk. "Om, terus gimana kekasih mu? Kau ke hotel dan melakukan yang itu-itu, terus mengajaknya ke sini untuk menggantikan ku menjadi mommy El. Sekarang dia kemana om?" tanyanya.

"Lo cuma mimpi Racel, lo terlalu lelah makanya mimpi buruk, mungkin efek acara wisuda lo tadi."

"Mimpi? kenapa terlihat nyata sekali," gumamnya.

Ternyata itu semua hanyalah mimpi? Kenapa begitu nyata?

"Udah jangan terus pikirin, mending lo mandi biar segar," saran Revandra.

Gracel melamun. Terus di dalam mimpinya juga dia sangat mencintai lelaki di depannya, apa itu semua benar? Entah, Gracel juga tidak tau tentang perasaannya pada Revandra gimana, yang jelas dia tidak ingin seperti di mimpi tersebut.

"Kenapa, hem?" tanya Revandra.

"Om, memberiku perhatian berlebihan seperti ini hanya karena kasihan atau sebuah imbalan?" tanya Gracel.

"Maksud lo?" tanya Revandra tak mengerti.

"Jawab aja om, gue tau om dapat menangkap yang tadi ku ucap," jawab Gracel.

Revandra terdiam mencernah ucapaan gadis di depannya.

"El, boleh mommynya, daddy pinjam sebentar?" tanya Revandra meminta izin pada anaknya.

Xaviel mengangguk. "Asal jangan lama-lama, pinjamnya," jawab Xaviel.

Revandra membantu Racel turun dari ranjang lalu bersama-sama keluar dari kamar itu.

"Jawab om!" tekan Racel, saat mereka telah sampai di taman belakang rumah.

Revandra menunjuk ke langit membuat gadis itu menoleh ke langit juga.

"Jawaban lo akan terbalas lewat langit," jawab Revandra.

"Aku memang sedikit pintar om, tapi masalahnya orang segenius niusnya gak bakal bisa dapat juga lewat langit," ketus Gracel.

"Coba lihat ulang!" pinta Recandra. Gracel pun menatap ke arah langit malam.

"Gimana? Udah dapat jawabannya?" tanya Revandra.

"O-m, gak bercanda?" tanya Gracel membuat Revandra menggeleng.

"Gue gak suka bercandain, orang yang spesial di hidup gue," jawabnya. "Gimana?" tanya Revandra menaikan satu alisnya.

"Gimana apanya?" tanya Gracel balik.

"Yah, hubungan kita," jawab Revandra sambil menggaruk belakang kepalanya.

"Hubungan apa?" Gracel terus menggoda lelaki itu, padahal dia sangat tau maksudnya.

Revandra yang geram langsung mendekati Gracel. "Sekarang lo kekasih gue kan?" tanya Revandra dengan gugup.

"Emang udah ku terima?" Gracel menaikan satu alisnnya.

Revandra menggeleng.

"Tau jawabannya?"

Revandra kembali menggeleng.

"Gak mau." Gadis itu menggeleng membuat Revandra menghela nafas.

"Gak mau nolak maksudnya," jawab Gracel pada akhirnya.

Revandra tersenyum dan langsung mengangkat tubuh Gracel.

"I Love you Gracel," teriak Revandra.

"Too more-more." Gracel ikut berteriak.

Mereka tertawa dan langsung saling berpelukan.

"Janji sama aku, jangan pernah membuat mimpi buruk itu menjadi nyata," pinta Gracel.

Revandrs mengangguk. "Aku gak tau gimana mimpi buruk mu tadi, tapi aku usahain," jawab Revandra mencium kening Gracel.

Untunglah itu hanyalah mimpi Gracel. Dia tidak benar-benar kehilangan cinta dan anaknya, entah apa dirinya nanti kalau mimpi itu menjadi kenyataan. Sekarang hanya ada mereka berdua yang Gracel punya di hidup ini, hidupnya akan hancur saat mereka pergi meninggalkan dirinya, seperti kedua orang tuanya.