NovelToon NovelToon
Midnight Class

Midnight Class

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / TimeTravel / Reinkarnasi / Perperangan / Kutukan / Penyelamat
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rheanzha

Tiga sekolah besar dibangun pemerintah untuk menampung anak-anak yang memiliki talenta. Salah satu dari tiga sekolah itu, membuat sebuah kelas khusus untuk mereka yang mempunyai potensi terpendam dan dapat membantu negara, dan dengan berbagai cara mereka mencari dan memasukan anak-anak yang memiliki bakat khusus untuk masuk kesekolah mereka.


Seorang programer yang merahasiakan identitasnya, tiba-tiba didatangi tiga orang kepala sekolah ternama, agar bergabung dengan mereka. Setelah bergabung, dia juga dimasukan ke kelas zero dengan kode name 'RAVEN', sebagai seorang programer dengan rekannya Mius, agar bisa dilatih menjadi agen rahasia pemerintahan.


Satu per satu identitasnya mulai bermunculan, bersamaan dengan kebenaran akan dirinya yang ada di sekolah itu.
.
.
.
.
semua itu terjadi di-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheanzha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Night 29: Keluarga Othalin

"Sudah siap? Barang-barang sudah dimasukkan? Nggak ada yang ketinggalan, kan?" tanya Kethline memastikan semuanya.

"Ibu ... tenang. Ku rasa sudah nggak ada yang ketinggalan dan koper-koper ku juga sudah ku masukan didalam mobil. Jadi ibu bisa tenang, kan." tutur Thalita.

"Iya ... Ibu sudah tenang." jawab Kethline. "Rhon, jaga keponakanmu, awas kalau terjadi apa-apa sama dia!" lanjutnya mengancam Rhony yang sedang menaikan barang-barangnya kedalam mobil Jeep nya.

"Kak, ayolah ... apa yang harus aku jaga? Dia? Umur 10 tahun saja sudah berani masuk hutan dan pulang menyeret beruang seukuran tubuhku. Jadi apa yang perlu ku jaga? Kakak nggak usah terlalu khawatir deh." jawab Rhony lalu masuk ke mobilnya dan menyalakan mobil itu.

"Sudah ah Bu ... Thalita pamit." ucap Thalita lalu berjalan ke mobil Edward.

"Kami permisi Nyonya. Terimakasih atas keramahannya." tutur Veronica menyalami Kethline, begitu juga Edward .

"Saya titip putri saya." ucap Kethline.

Veronica menghidupkan mesin mobilnya, bergerak meninggalkan rumah itu dan menyusul Rhony yang sudah bergerak duluan.

Mobil mereka terus melaju menelusuri jalanan, keluar masuk perbatasan setiap kota dan daerah. Berhenti sejenak di rest area sekalian mengisi bahan bakar. Perjalanan mereka memang membutuhkan waktu yang cukup lama mengingat jarak yang harus mereka tempuh untuk sampai dikediaman keluarga Othalin.

Waktu kini sudah hampir mencapai puncaknya. Mobil mereka sudah memasuki wilayah keluarga Othalin. Mereka berhenti tepat didepan sebuah rumah yang sungguh besar. Seorang laki-laki bergegas menghampiri mereka saat mereka turun dari mobil mereka.

"Selamat datang." ucap laki-laki itu.

"Saya Veronica, yang membuat janji kemarin."

"Oh ... silahkan. Tuan sudah menunggu didalam" ujar laki-laki itu.

Suasana didalam terasa sepi meski interior dan dekorasi rumah itu terlalu ramai dan menyilaukan. Mereka terus berjalan mengikuti laki-laki itu sampai di sebuah ruangan yang setengah terbuka menghadap ke sebuah lapangan luas.

Terlihat seorang pria dan wanita tengah duduk santai memainkan ponsel mereka sambil memandangi lapangan itu.

"Tuan, Nyonya ... mereka sudah datang." tutur laki-laki itu memberitahu majikannya.

"Oh ... sebuah sanjungan dapat dikunjungi kalian" ucap pria itu menyambut mereka.

"Suatu kehormatan bagi kami, Tuan, Nyonya, dapat mengunjungi kediaman anda." tutur Veronica membalas ucapan pria itu.

"Hm ... sungguh wanita yang cerdas. Maukah bergabung dengan Othalin?" tanya pria itu ke Veronica dan terlihat sebuah senyuman dari wanita yang ada disebelahnya.

"Haha ... Tuan Mathias terlalu tinggi menyanjung, saya hanya seorang wanita biasa, Tuan." jawab Veronica.

" Hm ... sungguh mata yang indah." ucap Mathias menatap kearah Rhony. "Seorang sniper." lanjutnya tegas.

"Sebuah kehormatan mendapat pujian dari anda, Tuan." ujar Rhony memberi hormat ala militer.

"Gadis yang cantik, tubuh yang sungguh menakjubkan. Kekuatan yang sungguh dahsyat, kamu tidak akan kalah dengan siapapun" tutur Mathias mengusap lembut kepala Thalita.

"Terimakasih banyak, Tuan." ucap Thalita tersenyum.

"Gadis cantik yang ceria." ucap Mirra, istri Mathias memandangi Thalita.

"Terimakasih pujiannya, Nyonya." jawab Thalita.

Mathias berjalan mendekati Edward lalu berlutut layaknya seorang kesatria. Hal itu membuat mereka semua terkejut dengan apa uang dilakukan oleh Mathias.

"Suatu kehormatan bagi saya bisa bertatap muka dengan anda, Tuan Edward." tutut Mathias.

"Apa yang kamu lihat?" tanya Edward dengan nada berat yang terasa mengancam, membuat mereka bergidik ketakutan.

"Se ... seorang pria besar yang membawa sebuah gada yang melebihi tubuhnya di punggungnya. Wajahnya terlihat kaku namun matanya sungguh tajam. Dia sosok pejuang sejati, diri anda adalah pejuang itu." tutur Mathias dengan badannya yang gemetaran namun raut wajahnya yang senang.

"Kamu tidak perlu melakukan hal yang seperti ini. Saya lebih senang jika disambut dengan cara yang biasa." ucap Edward membantu Mathias bangun.

"Saya tahu kalau orang yang dipilih sang peramal itu bukan orang sembarang. Namun saya sungguh tidak mengira kalau Tuan punya wibawa seperti ini, saya tidak tahu bagaimana dengan kedua orang yang lainnya." ucap Mathias yang sudah berdiri dan bergerak ke kursinya.

"Kita lupakan apa yang diucapkan suami saya. Saya dengar, kalian ada sesuatu yang ingin dibicarakan dengan kami?"

"Benar Nyonya. Sebelum itu, perkenalkan, saya Veronica, asistennya Tuan Edward. Dia Rhony dan gadis ini Thalita." tutur Veronica.

"Saya Mirra, istri dari Mathias Othalin." jawabnya.

"Tujuan kami kesini untuk menjemput Rheva Othalin, agar bersekolah di Sky Heaven." ujar Veronica memberitahu tujuan mereka.

"Apakah ini sesuatu yang diperintahkan oleh sang peramal?" tanya Mathias dengan wajah seriusnya.

"Bukan, bukan dari sang peramal. Dan juga sang peramal saat ini tengah menghilang." jawab Edward.

"Sang peramal menghilang?" teriak Mathias terkejut. "Lalu, siapa yang menyuruh Tuan?" lanjutnya.

"Seorang wanita yang menjadi waliku. Seorang sahabat dari Kepala Sekolah Bright Hawk, dan juga seorang Nyonya yang dilayani oleh Kepala Sekolah Sky Heaven. Dia adalah pemilik ketiga akademi itu." jawab Edward.

Entah apa yang terjadi dan sulit menggambarkan apa yang dilakukan Mathias. Dia menunjukan dua ekspresi yang berbeda secara bersamaan. Mata kanannya sedih dan meneteskan air mata, sedangkan sebelah kirinya menatap jauh dengan tatapan marah.

"Hei, apa yang terjadi denganmu?" tanya Mirra ke Mathias.

"Memangnya apa yang terjadi denganku?" tanya balik Mathias kebingungan.

"Kamu tidak sadar kalau menunjukkan ekspresi sedih dan marah disaat bersamaan?" jawab Mirra.

"Benarkah itu?" Mathias langsung melihat cerminannya di ponselnya. "Eh ... aku tidak bisa menghentikannya dan juga aku merasa seperti melupakan sesuatu yang penting. Aku tidak bisa mengingatnya." tutur Mathias menggenggam kepalanya.

"Maaf Tuan Mathias, jika apa yang saya lakukan ini terbilang tidak sopan." tutur Veronica lalu mengarahkan alat yang dia pegang kearah Mathias. "Mungkin, ini bisa membantu Tuan Mathias mengingat." lanjut Veronica sambil memberi alat itu.

Mirra mengambil alat yang terlihat seperti ponsel itu dari tangan Veronica. Mereka berdua melihat apa yang ada didalam layar alat itu setelah Veronica memotret Mathias.

[ Nama : Mathias

Tanggal Lahir : ########

IQ : 236

State : (Son of Goddess), (time

jumper), Pemimpin Othalin)

Innate : ~Amber Eyes, ~Intelligent of

God

Parents : Freja dan Harmz ]

Mathias termenung membaca data yang ada didalam alat itu, mencoba untuk mengingat sesuatu yang dia lupakan. Berbeda dengan Mirra, dia menatap aneh dengan apa yang tertulis disana.

"Pa... Tanggal lahirmu itu 9 September, kan. Kenapa disini tidak terbaca, malahan terlihat seperti angka yang tumpang tindih. Lalu, orang tuamu bukan ini, kan, nama mereka?" ucap Mirra keheranan.

"Bisa saya melihat datanya?" pinta Veronica ke Mirra.

Veronica membaca data Mathias dengan teliti, begitu juga Edward, Rhony dan Thalita yang bergabung membacanya.

"Pelompat waktu ... 'Putra Dewi' ... Mungkin ini kenapa tanggal lahir Tuan Mathias terlihat eror. Bolehkan saya bertanya, apa Tuan Mathias itu seorang anak angkat?" tanya Veronica tenang bertanya ke Mathias.

Mathias menatap pasti ke Veronica, dengan wajahnya yang terkejut.

"Ya, orang tuaku itu bukanlah orang tua kandungku. Mereka pernah cerita, menemukanku dengan keadaan lupa segala hal dan mereka mulai mengasuh dan membesarkan ku seperti anak mereka sendiri." jawab Mathias.

"Mungkin saya mengetahui orang tua asli Tuan Mathias." tutur Veronica yang membuat Mathias dan Mirra terkejut.

"Siapa?" tanya mereka berdua antusias.

"Wanita yang memerintahkan Tuan Edward kesini dan juga dia juga dipanggil 'Freja'." tutur Veronica. "Jadi, Tuan Mathias bisa ikut bersama kami sekalian, membawa Rheva dan Thalita menemui wanita itu. Apa Nyonya Mirra akan bergabung juga?"

"Tentu. Saya juga penasaran dengan wanita itu, yang menjadi Ibu mertuaku." tutur Mirra.

"Kalau begitu, bisakah kita menemui Rheva dan menjelaskan semuanya? Tentu saja ada sesuatu yang harus kami serahkan ke dia." lanjut Veronica.

"Ayo ..." ucap Mathias memimpin jalan menemui putrinya.

......................

1
「Hikotoki」
ditunggu novel fantasy isekainya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!