Seorang siswi kedokteran yang tak lain adalah anak seorang kiyai, suatu saat ayahnya menjodohkan dia dengan anak teman lamannya.
Apesnya laki_laki yan di jodohkan itu, adalah laki_laki yang sangat membencinya dan mendapat fitnah kalau istrinya sudah tidak suci lagi.
Nah kan penasaran jadinya, daripada bertanya_tanya baca aja yukk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Arsenio Terjatuh
Sudah hampir satu jam Ar latihan basket, tapi sepertinya latihan kali ini Ar terlihat sangat tidak fokus.
"Ar fokus" Teriak Coach Reza ketika melihat Ar yang melakukan gerakan slam dunk.
Ketika Ar hendak memegang besi pada ring, tiba_tiba saja Ar tidak tepat sasaran sehingga Ar pun terjatuh. Karena tangannya yang tiba_tiba licin.
BRRUUUKKK...
"Ar!!!... Teriak Gilang, Romi, Raka dan juga Dirga ketika melihat Ar yang sudah tersungkur.
"Shit!!! Umpat Ar ketika melihat pergelangan kakinya, yang terasa begitu sakit.
"Ar kamu tidak apa_apa? Tanya Coach Reza.
"Saya minta break dulu Coach, saya kurang enak badan" Ucap Ar memberikan alasan. Padahal kakinya saat ini begitu terasa sakit, dan ia tidak mungkin untuk meneruskan latihannya.
"Tidak perlu break kita sudahi saja latihan hari ini, dan seperti biasa kita latihan minggu depan" Ucap Coach Reza yang di angguki oleh mereka semua.
"Lo serius gak papa Ar? Tanya Raka.
"Menurut lo? Jawab Ar sambil menurunkan kaos kakinya, sehingga pergelangan kakinya terlihat.
"Astaga Ar, itu sampai biru anjir" Ucap Romi.
"Anterin gue pulang" Pinta Ar, yang sepertinya tidak mampu untuk berdiri.
"Ya udah kita antar pulang kerumahnya" Ucap Dirga.
"Gue pulang ke apart" Sahut Ar dan mereka semua pun mengangguk, setelah itu Raka dan Gilang langsung memapah Ar untuk menuju ke mobilnya.
Sementara di apartemen Zara saat ini sedang menyiapkan makan untuk Ar, walaupun jam makan siang sudah terlewati. Atau bahkan Ar sudah makan siang, tapi Zara tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang istri yaitu menyiapkan makanan untuk suaminya.
"Hmm masak apa ya? Zara bertanya_tanya dalam hati, sambil melihat stok sayur dan juga daging yang ada di dalam kulkas.
"Kayaknya makan beef teriyaki sama tumis jamur champignon ditambah brokoli enak deh" Ucap Zara tersenyum kemudian setelah itu ia langsung menyiapkan semua bahan masakan yang dibutuhkan.
"Bismillah, semoga nanti Kak Ar suka" Gumam Zara kemudian ia memulai memasak.
Setelah hampir 1 jam berkutat di dapur, dan Zara pun sudah selesai mandi karena tadi merasa gerah. Saat ini Zara sudah menyiapkan dua menu masakannya di meja makan, Entah mengapa ia merasa jika sebentar lagi Ar akan pulang.
Dan benar saja setelah selesai menata makanan pintu apartemen terbuka.
Ceklek
Zara sempat terkejut karena ia berpikir kalau yang masuk adalah orang lain tapi sesaat dia jadi ingat setelah semalam Ar memberitahunya jika yang mempunyai key card apartemen hanya Iya dan Ar aja.
"Kak Ar" Panggil Zara ketika melihat Ar hanya berdiri saja di depan pintu.
"Bantu gue woi, malah bengong" Ucap Ar.
"Hah, bantu apa Kak" Ucap Zara tidak mengerti.
"Bantu gue masuk, gue gak bisa jalan" Jelas Ar dan itu cukup membuat Zara terkejut.
Ar sengaja menyuruh teman-temannya untuk langsung pergi saja, Padahal tadi teman-temannya ingin mampir dan masuk ke dalam. Tapi Ar melarangnya, dengan alasan ia ingin istirahat.
Dengan jantung yang sedikit berdegup kencang, Zara memberanikan diri untuk memapah tubuh Ar Dan membawanya untuk duduk di sofa.
"Sebentar ya Kak Zara ambilkan minum dulu" Kata Zara bahkan belum juga Ar menjawab perkataannya, tapi Zara sudah setengah berlari untuk mengambilkan air minum.
"Kak ini minum dulu" Ucap Zara memberikan segelas air dingin.
"Thanks" Ucap Ar kemudian ia meminumnya.
"Kakak udah makan? Tanya Zara dan Ar hanya menggeleng.
"Ya sudah Zara ambilkan makanan dulu ya, kebetulan Zara udah masak. Setelah makan baru Zara antarkan kakak untuk ke kamar, untuk istirahat" Ucap Zara.
"Ya" jawab Ar singkat padahal saat ini ia kembali merasakan hal aneh di hatinya, seperti senang mendapat perhatian dari Zara. Tapi ketika mengingat Zara dan Rully, Ar kembali membencinya walaupun sekarang kadar benci Ar terhadap Zara sudah berkurang sedikit.
"Ini kak makan dulu" Zara kemudian meletakkan piring berisi nasi dan lauk di atas meja.
"Masak apa? Tanya Ar sambil menatap piring di hadapannya.
"Teriyaki dan tumis jamur dan brokoli" Jawab Zara dengan perasaan was-was karena takut Ar tidak suka.
Ar langsung mengambil piring di hadapannya, kemudian ia mencicipi masakan Zara terlebih dahulu.
"Gokil masakan macam apa ini? bahkan beef teriyaki yang sering gue makan di restoran, nggak ada yang seenak ini" Gumam Ar dalam hati.
Zara tersenyum ketika melihat Ar makan dengan sangat lahap, walaupun Ar tidak mengatakan apapun. Namun jika dilihat dari tingkah Ar saat ini, sudah dapat dipastikan jika Ar sangat menyukai masakannya.
"Ngapain lu lihatin gue, sambil menyipitkan mata kayak gitu. Awas naksir lo" Celetuk Ar dengan mulutnya yang hampir penuh oleh makanan.
Zara tidak menanggapi perkataan Ar, walaupun baru 5 hari menikah dengan Ar Zara sudah terbiasa dengan ucapan pedas Ar.
"Mau nambah kak? Tanya Zara.
"Gak" jawab Ar datar namun Padahal di dalam hatinya, malah ia ingin memakan teriyaki buatan Zara lagi. Bahkan ia sempat mencuri pandang ke arah meja makan, hanya saja Zara kurang peka dengan keinginan Ar yang tidak bisa Ar utarakan itu.
Bukan tidak bisa lebih tepatnya sih gengsi.
"Ya sudah ayo Zara bantu ke kamar" Ucap Zara, dan Ar hanya mengangguk Zara kemudian langsung memapah tubuh Ar kembali. Walaupun terasa berat dan sulit menaiki tangga, tapi Zara tidak menyerah ia bahkan sangat hati-hati membantu Ar.
"Alhamdulillah sampai kamar juga" Ucap Zara pelan, tapi masih bisa didengar oleh Ar.
"Kakak bisa jalan ke arah tempat tidur? tanya Zara.
"Menurut lo? Ar malah balik bertanya dengan sedikit kesal.
"Tapi kan kakak bilang, kalau Zara nggak boleh ke tempat tidur kakak"
Lupain aja cepet bantu gue" Ucap Ar yang sudah tidak sabar ingin merebahkan dirinya.
"Iya Kak" jawab Zara gugup, kemudian Zara langsung membantu Ar untuk berbaring.
Zara Boleh bantu lepas sepatu dan kaos kaki kakak? Tanya Zara dan Ar hanya mengangguk.
"Za"... Panggil Ar ketika Zara sedang melepaskan sepatunya.
"Ya Kak, Kakak Butuh sesuatu? tanya Zara sambil membuka ikatan tali sepatu Ar.
"Makasih ya" Ucap Ar menatap Zara sampai tatapan mata mereka bertemu.
DEG
*******
"Kemana nih kita" Tanya Romi.
"Bebas" Jawab Dirga.
"Ke rumah lu aja ga" balas Raka.
"Lo gimana lang" Tanya Romi.
"Gue sih ikut aja, Gabut juga gue kalau pulang ke rumah" Jawab Gilang.
"Oke" Sahut Dirga.
Setelah mengantarkan Ar ke apartemennya mereka berempat langsung menuju ke rumah Dirga, karena tadi mereka tidak diizinkan mampir ke apart Ar. Karena Ar bilang dia mau istirahat, jadi mereka berempat memakluminya.
"Eh lo bertiga merasa aneh gak sih sama tingkah Ar hari ini" Tanya Raka tiba-tiba, kebetulan mereka saat ini berada di dalam satu mobil yang sama.
"Aneh gimana maksud lo? Tanya Gilang nggak paham.
"Ya Gue merasa aneh aja gak kayak biasanya, si Ar siang ini gak fokus gitu saat latihan. kita semua juga tahu kalau Ar itu serius banget sama basket" jelas Raka.
"Iya sih gue juga rada heran Mungkin dia lagi ada masalah kali" Sahut Romi.
"Apa Iya karena dia putus sama Cindy" Tebak Dirga.
"Bisa aja sih tapi kan setau gue Ar bukan tipe cowok yang bucin, kita juga tahu kalau dia itu cuek banget sama Cindy" Ucap Gilang.
"Ya udahlah ini kan baru pertama kali Ar kayak gini, nanti next latihan kalau dia nggak fokus lagi baru kita tanya" Ucap Dirga yang diangguki oleh Gilang Romi dan Raka.
"Eh ga lu seriusan suka sama cewek bercadar itu? Tanya Raka.
"Emang kenapa lu suka juga sama Zara? Dirga malah balik bertanya.
"Deh gue sih sadar diri aja ya, gak mana mungkin cewek solehah kayak dia mau sama cowok urakan kayak gue" Jawab Raka.
"Tapi lo udah deketin dia belum? Kini Gilang yang bertanya.
"Gimana mau deketin chat gue aja nggak pernah dibales" Jawab Dirga frustasi.
"Nih Setahu gue ya kalau cewek berpenampilan kayak Zara itu, gak akan mau diajak pacaran ga" Ucap Romi.
"Sok tahu lo" Ucap Raka.
"Emang bener sih yang lo bilang Rom, kalau Zara emang gak mau pacaran. Bahkan di ajak jalan sama cowok aja dia nggak mau"Jawab Dirga
"Lah lu tahu dari mana? tanya Raka penasaran.
"Dari adik gue si Mira, bahkan Mira cerita kalau Zara itu anak dari seorang kyai yang cukup terkenal di kampungnya. Bahkan bokapnya itu punya pondok pesantren yang memiliki ratusan santri" Jawab Dirga.
"Buset mundur ga, mundur berat itu" Ucap Gilang tertawa Begitu juga dengan Romi dan Raka malah ikut tertawa.
"Gak support temen banget loh pada" Cetus Dirga sewot.
"Bukan kagak mau support Ga, tapi ngebayanginnya aja udah berat duluan" Sahut Raka terkekeh.
"Belum lagi cewek modern Zara langka ga, pasti banyak yang suka ga dan lo punya banyak saingan" Ucap Romi lagi.
"Nah itu yang gue pikirin, apa dia nggak bales chat dari gue karena deket sama Ruli ya" Ucap Dirga.
"Rully? Tanya Gilang mematikan.
"Rully ketua BEM, musuh bebuyutannya Ar? kali Ini Raka yang bertanya.
"Iya kalau kata Mira, Rully ngedeketin Zara terus. Bahkan setiap hari dia ngajak jalan dan makan bareng" Jawab Dirga.
"Terus terus? tanya Romi tambah penasaran.
"Ya kalau kata adik gue sih Rully selalu ditolak" Jawab Dirga pasrah.
"Yah kalau sekelas Rully yang pintar aja Ditolak, apalagi lo ga" Ucap Raka menepuk pundak Dirga.
"Maksud lo Gue ini tolol gitu? tanya Dirga menatap Raka dengan Tatapan yang tidak suka.
"Nah itu loh sadar diri" Ucap Raka sambil terkekeh.
"Emang sialan lu Raka" Maki Dirga.
____Tbc___
abang Dirga
jodoh nya seperti
idaman nya
lanjut thor ceritanya