Gue Transmigrasi?!

...Selamat Membaca😆...

.............

...Typo Warning!!...

...☄☄☄...

Di suatu Tempat**...

Terdapat Dua orang berbeda usia yang duduk saling berhadapan.

" Kamu sudah menemukannya? " tanya pria yang lebih tua.

Pria yang lebih muda itu tersenyum miring menatap pria di depannya.

" Of Course Dad, I have found it " jawabnya tersenyum.

" Baguslah, jaga menantuku. Jangan sampai dia terluka sedikit pun "

"Tentu saja, dia adalah gadisku. Aku tidak mungkin membiarkan dia terluka seujung kuku pun " Saut pria muda menatap tajam ke depan.

" Ya.. ya.. " pria yang dipanggil "Dad" itu memutar bola matanya malas.

" Ingat satu hal... musuh selalu mengintai dimana pun " ucap Pria yang dipanggil "Dad" pada anaknya dengan serius.

" I know dad.. aku selalu pantau dia di mana pun" balas pria yang lebih muda.

" Heem.. daddy akan pantau kalian dari jauh"

Pria muda itu mengangguk setuju dengan ucapan Daddynya.

Setelah pembicaraan serius itu, Ayah dan anak itu berbicara santai mengenai bisnis masing-masing.

...☄☄☄...

Sekarang Zeline sedang menaiki sepeda barunya menuju sekolah. Ntah apa yang di pikirkan gadis mungil ini sehingga ia naik sepeda padahal ia tau akan terlambat.

" Sekali-kali.. gue terlambat. Biar hidup gue kagak monoton-monoton amat " Gumamnya tersenyum senang.

Dengan Riang gembira Zeline mengayuh sepeda barunya. memakai Helm khusus sepeda membuatnya terlihat Lucu dan imut.

Beberapa menit kemudian sampailah Zeline di parkiran sekolah. Ia memarkirkan Sepedanya Tepat di antara motor Tio dan Vano.

" Waktunya masuk.. Cuuuus" Zeline berlari kecil memasuki gerbang sekolah yang ternyata sedang di awasi oleh Guru Bk.

" HAAI BUSUK" sapa Zeline tersenyum menampakkan Gigi putihnya.

Guru Bk itu menoleh dan-

" HEH... UDAH TERLAMBAT MASIH AJA SENYAM-SENYUM. SINII KAMU!! "

Zea mendekati Guru Bk itu tanpa takut. " Kan baru kali ini Busuk"

" Busuk.. busuk!! nama saya. Bu. sukma. Bukan Busuk! "

" Ya kan biar gampang" wajah Zeline benar-benar Polos yang membuat Bu sukma tak tega memarahinya.

" Hah.. sudahla. karena baru sekali kamu terlambat, saya maafin. Masuk ke kelas kamu sekarang " Ucap Bu sukma pasrah membiarkan Zeline masuk.

Sementara Zeline yang dibiarkan masuk tersenyum senang. "Makasiii busuuuk"

Zeline melangkahkan kaki mungilnya menyusuri koridor sekolah. Sampai kakinya berhenti di depan kelasnya sendiri.

Dengan santainya Zeline masuk tanpa menghiraukan segala tatapan dari semua orang. Tas di pundak kanan dan mengunyah permen karet yang baru dimakannya, membuat ia tampak seperti "bad Girl".

Selangkah lagi ingin mendudukkan dirinya di kursinya, suara seseorang menginterupsinya untuk berhenti.

" Zeline "

Zeline berhenti dan membalikkan Tubuhnya yang membuat semua murid terdiam. Satu kata untuknya saat ini "Berdamage".

" Ya pak "

" Kamu tau sekarang jam berapa? " tanya guru itu menatap Zeline tenang.

" 08.30" jawab Zeline santai.

" Berarti kamu tau kalau kamu- "

" Terlambat " potong Zeline santai mendudukkan dirinya di salah satu meja seorang siswi.

" Ck... kalau mau kasih hukuman, kasih aja kali" Zeline memutar bola matanya malas melihat guru tersebut. Ia tidak suka di tatap seperti itu, apalagi dengan orang asing. Zeline risih, tatapannya sangan menjijikan.

" Oke.. kalau kamu bisa menjawab pertanyaan saya. Kamu boleh duduk " tantang guru tersebut dengan tersenyum manis.

" Heeem.. cepetan! " ketus Zeline. Jujur saja, Zeline ingin muntah melihat senyumannya. Berbeda dengan para siswi yang malah memekik heboh kesenangan.

" Santai Zeline, kenapa terburu-buru heeem?" guru itu maju ke arah Zeline dengan senyuman yang tidak luntur di wajahnya. Dan Di pegangnya wajah Zeline sambil tersenyum.

Hal itu membuat Zeline mengernyit tak suka. Ia sangat benci di sentuh oleh orang asing. Dengan sekali gerakan ia memelintir dan membanting guru tersebut.

Bruuk...

" Jangan kurang ajar pak!! Jangan anda pikir saya tidak berani melawan anda! " Zeline menatap Guru itu dingin. Kemudian ia pergi keluar kelas tak lupa menginjak tangan guru yang sudah menyentuhnya tadi.

Zeline pergi ke Rooftop memenangkan pikirannya yang kacau. Moodnya hancur karena guru sialan itu.

" ****! guru anjing! sialan! mood gue jadi jelek gara-gara dia! "

Ia memejamkan matanya sejenak sambil menikmati angin yang menerpa wajah cantiknya.

Ntah sadar atau tidak, Sedari tadi ada orang yang memperhatikan Zeline. Lebih tepatnya mengawasi gadis itu.

Orang itu menghampiri Zeline sambil membawa sesuatu di tangannya. Dengan langkah pelan ia berjalan berharap Zeline tak menyadari kehadirannya. Namun yang terjadi tak sesuai harapan, Zeline lebih dulu mengeluarkan suara membuat orang itu diam mematung.

" Siapa lo?! "

Orang itu melihat ke arah Zeline, betapa terkejutnya ia ketika melihat Zeline yang masih memejamkan mata. Tetapi menyadari kehadirannya.

" Tuan tidak salah pilih, nona ini benar-benar hebat" batin orang itu.

Setelah menetralkan ekspresi terkejut nya, orang itu menghampiri Zeline dan meletakkan sesuatu di sebelahnya.

" Saya hanya mengantarkan ini nona. Saya tidak bermaksud jahat, kalau begitu saya permisi " Secepat kilat orang itu pergi dari sana.

Zeline membuka matanya dan melihat kesebelahnya. Terdapat sebuah kotak bewarna hitam yang di balut pita merah.

Dengan Rasa penasaran Zeline mulai membuka kotak tersebut.

" Dari siapa sih? " Gumamnya sambil membuka Dan-

Boom...

" Coklat?! "

Kotak tersebut berisi beberapa coklat dari Berbagai merk. Dengan wajah gembira Zeline mengambilnya dan hendak membukanya. namun tiba-tiba-

" Kalau ada racunnya gimana? "

" Kalau gue mati lagi gimana? " Ntahlah Dari mana pikiran Random Zeline berasal darimana. Bisa-bisanya dia berpikir seperti itu.

" Bodo amatlah, Mending gue bawa ke kantin terus di makan " ucapnya sambil membawa kotak tersebut ke kantin.

...☄☄☄...

" Gue bosen anjirr " keluh Farel meletakkan kepalanya di meja.

" Mati aja " Saut Vano dengan wajah datar.

Farel yang mendengar itu langsung memasang wajah dramatis seolah tersakiti, " Cukup!! lo diem aja, sekalinya ngomong nusuk banget! "

" Alay " Ucap Tio melirik Farel.

Sementara Nathan dan Gio hanya melihat mereka datar. Tidak ada niat untuk berbicara sedikit pun.

" Btw io, sejak kapan Lo sedeket itu sama Si bocil?" Tanya Farel yang ternyata mengundang perhatian Nathan Dan Gio.

Tio hanya diam menatap ke depan, sedikit tersenyum tipis. " Udah lama, bahkan sebelum kalian kenal sama dia "

Keempatnya mengernyit Heran. sudah lama? sejak kapan?

" Kapan? " Giliran Vano yang bertanya. Sejak kapan? Setaunya dari dulu zeline tidak mempunyai teman laki-laki.

" yaiyalah, situ kan benci sama zeline dulu😏"- author

" Dimana lo kenal Zeline? " Tanya nathan ikut-ikutan. Ada rasa cemburu di hatinya, mengetahui Tio mengenal Zeline lebih dulu.

" 😒 affa iya situ cemburu? "- author.

" Berapa lama lo kenal Zeline " Gio memandang Tio sedikit tajam. Kenapa saingannya harus nambah lagi, pikirnya.

" sabar ya gi, bersainglah secara sehat🤭"- author.

Tio terkekeh melihat ketiga orang yang menatapnya Dengan berbagai tatapan, Mulai dari penasaran, Cemburu, dan tajam.

" Kapan? Kepo. Dimana? Di sebuah tempat. Dan berapa lama gue kenal? lebih lama di banding kalian " Jawab Tio tersenyum menatap mereka. berbanding terbalik dengan mereka yang menatap Tio datar karena tidak puas dengan jawabannya.

Farel yang merasakan aura tidak bersahabat, segera mencairkan suasana di antara mereka.

" Eeem guys.. gak mau pesen makanan? Ntar lagi bel ya kan, keburu ramee " Ucapnya tersenyum menampakkan giginya.

Keempatnya menatap Farel Bersamaan yang membuatnya takut dan mengatupkan bibirnya rapat.

" Lanjut aja, gue pesenin kalian. Silakan lanjut ngomongnya " Ucap Farel kemudian pergi secepatnya.

" Ck kita serius, jawab yang bener " Desak Gio. Diangguki Nathan Dan Vano.

" Gue juga serius "balas Tio Tenang, kemudian memainkan HPnya.

Mereka saling bertatapan seakan bermusuhan. Lebih tepatnya hanya Vano, Nathan dan Gio yang menatap Tio, sedangkan Tio dengan santai memainkan HP nya santai.

Beberapa menit tak ada percakapan diantara mereka, sampai seseorang datang.

BRAAAK..

Keempatnya menoleh dan berapa terkejutnya mereka melihat Zeline dengan Sebuah kotak di tangannya.

" Gak asik banget kalian, bolos nggak ngajakin Gue! " Ucap Zeline kesal sambil mengambil satu Coklat dari kotak yang iya bawa dan duduk di sebelah Tio.

Pipinya yang menggembung dan bergoyang saat mengunyah membuat Zeline terlihat menggemaskan. Bahkan Keempat Inti Anthrax menahan untuk tak mencubit pipinya.

Merasa di perhatikan Zeline mendongakkan kepalanya. " Mau? " tawarnya pada Tio.

Tio menggelengkan Kepalanya dan mengusap kepala Zeline gemas, " Buat lo aja "

" Oke, Sebenarnya gue juga cuma basa basi. Syukur lo gak mau kak " ucap Zeline kembali memakan Coklatnya.

Tio terkekeh Ringan, Zeline benar-benar berbeda dari gadis-gadis lain.

Kedekatan mereka membuat ketiga pemuda lainnya panas.

" Kenapa cuma Tio yang ditawarin? "

" Emang gue gak keliatan disini? "

Sementara Vano hanya mentap Zeline sendu, dia menyesal membenci Zeline. yang pada akhirnya membuat dirinya dan Zeline menjadi Jauh.

" Dari siapa Coklatnya, heeem? " Tanya Vano.

" Nggak tau, Tadi ada yang ngasih " Jawab Zeline jujur.

" Kenapa langsung di makan? Kalau beracun gimana? " Tanya Gio khawatir yang juga diangguki nathan.

Zeline memutar bola matanya malas, " Plis deh!kalau beracun, pasti dari tadi udah bereaksi. Buat mood gue jelek aja!!

" Kita cuma khawatir" Ujar nathan menatap Zeline teduh.

" Heem terserah.. " Ucap Zeline malas.

" Yang mereka bilang bener, Lain kali periksa dulu Oke? " Nasihat Tio sambil mengusap Sisa Coklat Di sudut bibir Zeline.

Zeline mengangguk mengiyakan, " Oke"

.

.

**TBC...

...TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA😆...

Btw guys.. aku bingung visualnya siapa? menurut kalian siapa?

dan Untuk Up, mungkin aku agak slow up karena lagi ujian semester🙏. tapi aku usahain buat tetep up😁...

daah👋**