Naura ayu harus menelan pil pahit ketika calon suaminya arfan harlan berselingkuh dengan seorang wanita bernama elviana stefany, padahal beberapa hari lagi mereka akan menikah.
Naura pun mencari tahu siapa wanita yang menjadi selingkuhan calon suaminya itu, dan ternyata ia adalah wanita bersuami akhirnya mau tak mau naura mengadu pada suami elvi yang ternyata adalah jendral arsyad. pria dimasa lalunya.
Siapa jendral arsyad itu ? apa hubungan mereka berdua dimasa lalu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukti kuat perselingkuhan.
Dengan mata tajam elviana menatap pak yus. Amarahnya bergemuruh didadanya, masih belum ia tahu foto siapa yang pengacara itu tunjukan pada para saksi.
Setelah saksi dari pihak elviana, kini saksi dari pihak jendral yang dihadirkan. Hanya ada satu, itu pun hanan asisten jendral yang serba guna itu. Sedangkan jendral dan naura belum menampakkan diri.
" Kenapa hanya ada satu saksi?" tanya hakim menoleh pada pak yus.
" Saksi satunya belum datang yang mulia" jawab pengacara jendral itu.
Dengan tersenyum remeh, pihak dari elviana menyindirnya. " Gak bisa hadir atau saksinya kabur" ujar pengacara elviana.
Begitu juga wanita itu tertawa sambil menggelengkan kepalanya. " Jangan bilang dia gak mau karena tak dibayar" sindirnya.
" Iya saking jujurnya saksi kami satu lagi tak menerima amplop " sahut pak yus dengan nada menyindir.
Senyum elviana luntur mendengarnya, namun pengacaranya segera menggenggam tangannya agar tak bertindak kasar lagi.
" Saksi, apa anda tahu dan mengenal tergugat dan penggugat?" tanya hakim yang sudah beruban separuhnya itu, membuat suasana hening.
" Iya yang mulia, saya sangat mengenal mereka" jawab hanan singkat.
" Saksi, apa hubungan tergugat dan penggugat?" tanya hakim.
" Suami istri yang mulia" jawab hanan dengan suara tegasnya lagi.
Pertanyaan demi pertanyaan hakim ketua itu utarakan, namun saat bertanya tentang alasan perceraian dan perselingkuhan hanan hanya tersenyum licik.
" Bos saya tidak berselingkuh, yang mulia. Justru bu elviana lah yang melakukannya. Perlu saya perjelas yang mulia, pak jendral sudah menerima bu elviana sebagai istri pada bulan pertama pernikahan. Namun, beliau melihat perselingkuhan mereka lebih dulu dan saya saksinya" ujar hanan mengejutkan semua orang termasuk elviana.
" Apa! Dia sudah menerimaku" gumam elviana dalam hati, matanya melebar mendengar perkataan asisten suaminya itu.
Selama ini, yang ia lihat adalah jendral yang dingin dan acuh. Tak sekalipun ia merasa dicintai, semua itu baginya seakan mimpi.
" Apa anda tahu alasannya penggugat menceraikan tergugat? Kenapa tidak dari dulu, jika memang penggugat sudah tahu tentang perselingkuhan mereka?" tanya hakim menyipitkan matanya.
" Akan saya ceritakan yang mulia. Pak jendral dan bu elviana menikah, karena kerja sama perusahaan yang berkedok pernikahan. Pak jendral menerima perjodohan itu juga keinginan ibundanya, untuk bisa bekerja sama dengan wisnu group" papar hanan dengan jelas dan tenang ia menjelaskan.
" Alasannya sudah jelas bahwa pak jendral mempertahankan pernikahan bukan semata-mata, karena ingin menyakiti ataupun menyelingkuhi bu elviana. waktu pernikahan pun minimal satu tahun yang mulia. Jika tak ada kecocokan lagi maka mereka bisa mengajukan perceraian sesuai kerja sama perusahaan" ujar hanan panjang lebar.
Lagi dan lagi semua orang dibuat terkejut, elviana menganga mendengar penuturan hanan. Tanganya yang sempat terkepal, meregang dengan suatu rahasia yang tak pernah ia ketahui.
" Kerja sama perusahaan berkedok perjodohan" lagi hati wanita itu bergumam.
Jantungnya terasa remuk mendengarnya, ingin berlari pergi dan tak ingin meneruskan persidangan ini. Apa ini benar-benar alasannya. Fikirnya.
...****************...
Sementara ditempat lain, jendral membawa naura ke rumah sakit. Seorang dokter dan dua perawat segera mendekati mereka dan membawanya ke ruang IGD.
Naura di periksa dengan begitu teliti, panik dan cemas melayang difikiran jendral. Apa yang dilihatnya begitu meremas hatinya, hingga tangannya terkepal kuat seakan menahan gejolak amarah yang dipendamnya.
Kejadian yang masih begitu baru, terulang di ingatannya. Bagaimana wanita itu dilecehkan sungguh membuatnya marah.
Setelah sekian menit diperiksa dan diberi obat, Dokter laki-laki itu mendekat kearah jendral.
" Pasien baik-baik saja, ia hanya syok. Tolong temani pasien, jika sudah sadar anda bisa membawanya pulang. Kalo begitu saya permisi " ucap Dokter tersebut dan berlalu meninggalkan ranjangnya.
Perawat menutupi ruangan itu dengan gorden, setelahnya mereka pun pergi. Kini hanya ada mereka berdua disana, jendral mendekat dan duduk dikursi samping brangkar.
Ia raih tangan wanita itu dan menciumnya, " Maaf kan aku naura, maaf" ucapnya meneteskan buliran bening dipipinya.
Drrrttt drrrrttt
Suara dering ponsel menghentikan lamunannya, ia merogoh saku jasnya yang berada diatas meja nakas. Jendral berdiri dan meninggalkan naura yang masih terpejam.
Diluar ia menerima panggilannya, sambil melirik ke arah dimana brangkar naura berada.
" Hallo pak yus" sapa jendral menarik nafasnya dalam.
" Pak jen ada dimana sekarang?" tanya pengacara itu disebrang sana.
" Dirumah sakit, naura diculik" ujarnya memberitahu.
" Apa!" terdengar suara kaget pengacara kondang itu.
" Lalu bagaimana keadaannya sekarang?" tanya pak yus.
" Baik-baik saja, pak yus bagaimana persidangannya? Apa kita kalah lagi?" tanya jendral masih dengan mata melirik ke brangkar naura.
" Kita sedang istirahat pak, setelahnya kita dengar kesaksian dari bu naura. Tapi jika seperti ini_" pak yus menghentikan ucapannya.
" Saya paham pak, tak apa-apa. Kalo begitu saya lihat naura dulu" ucap jendral memutuskan sambungannya, setelah di iyakan oleh pengacara tersebut.
...****************...
Waktu berlalu begitu cepat, sidang perceraian akan dilangsungkan kembali. Semua orang kembali duduk pada tempatnya, namun berbeda dengan elviana. Wanita itu jadi lebih pendiam.
Beberapa pertanyaan hakim sudah terjawab oleh hanan, kini tinggal pengacara dari dua pihak yang bertanya.
" Saksi, sudah berapa lama anda bekerja bersama penggugat?" tanya pengacara elviana.
" Sekitar 5 tahun" jawab asisten jendral itu.
" Berarti sudah cukup lama" ujar pengacara tersebut yang dapat anggukan dari hanan.
" Berarti anda mengenal bu naura bukan" hanan menatap pengacara itu dengan menyipitkan matanya. Terlihat bagaimana pengacara itu berseringai.
" Dulu saya tak mengenalnya, tapi sekarang saya tahu ia adalah mantan istri bos saya" jawab hanan.
" Berarti anda tahu tentang kebersamaan mereka bukan?" tanya pengacara berambut botak itu.
" Iya, tapi_" ucapan hanan terhenti kala pengacara elviana segera memotongnya.
" Yang mulia, bagaimana bisa seorang saksi melindungi mantan bosnya. Bukankah itu tak bisa dianggap wajar, karena kita tahu mereka sudah tak ada hubungan apapun. Tapi dia melindunginya, bahkan penggugat dan selingkuhannya sudah tinggal bersama" pengacara itu melangkah dan memperlihatkan bukti yang ia dapatkan.
Dimana disana terlihat jelas jendral mendatangi kost naura, juga ada beberapa foto mereka yang berada di luar apartemen milik jendral.
" Saya bisa pastikan, bahwa saksi sudah pasti akan melindungi selingkuhan dibanding istri sah bosnya" ujar pengacara bernama pak zulkifli.
" Disini kita lihat bahwa istri sah tak dipedulikan sama sekali oleh penggugat, jadi saya mohon agar penggugat bertanggung jawab penuh atas pernikahannya dengan tergugat. sekian terima kasih" ucapnya mengakhiri pernyataan.
" Yang mulia, itu tak benar" suara perempuan terdengar menghentikan tuduhan yang dilontarkan pengacara pihak elviana.
Semua orang menatap wanita itu yang datang bersama penggugat. Dia berjalan lurus dan duduk disamping hanan, dimana itu adalah kursi kosong untuk seorang saksi.
Mata elviana membelalak, ketika melihat wanita yang datang tiba-tiba ke persidangan perceraiannya.
" Dasar bodoh! Bagaimana dia bisa lepas?" ujar elviana pelan.
" Saya saksi dari pihak penggugat, yang mulia" ucap wanita itu menatap ke arah hakim dan anggotanya.
" Saya pun punya bukti kuat perselingkuhan mereka" ucap wanita itu lagi.
"Jadi, Minggu depan. Undangannya juga udah dicetak," jawabnya.
Setelah tanda petik dua (") tidak perlu spasi dan setelah kalimat berakhir ada akhiran titik (.), koma (,), seru (!) dan tanya (?) yang memiliki fungsi masing2, bukan asal2an aja.
"Ra, jadi nikah enggak?" tanya wanita bla bla.
dibandingkan kata itu?
"Ra, kamu beneran bakal nikah?" tanya bla bla bla.
dan untuk pemenggalan nama, itu pake tanda koma (,) bukan tanda seru (!). Perhatikan penggunaan tanda2 dalam kalimat, karena itu mempengaruhi kalimat kamu nantinya.
bedakan antara 'di' sebagai kalimat dg 'di' sebagai penunjuk tempat