Roxana, sudah 8 kali dia mati dan ini adalah kehidupannya yang ke-9.
Setiap hidupnya dia pasti merasuki tubuh seorang wanita dengan berbagai posisi dan karakter. Tapi nahasnya setiap usianya mencapai 25 tahun pasti dia mati.
Pada kehidupannya kali ini pun sama, tapi kali ini dia hidup di tubuh seorang ibu yang sangat ditakuti. Bukan karena wajahnya tapi perangai dan sikapnya.
Akankan ia lagi-lagi harus mati saat usianya mencapai 25 tahun?
Atau dia akan menggunakan semua kemampuan yang pernah ia miliki untuk bisa bertahan hidup lama kali ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Duke Utara 33
" Haaah. Sudah berapa lama aku di sini ya? Bagaimana para monster itu, apakah sudah berhasil dikalahkan? Aah iya, sebenarnya aku ini sudah mati apa belum. Kalau sudah mati, kenapa belum juga pergi ke kehidupan selanjutnya. Rasnya capek sekali. Dan begini sepertinya tidak buruk juga. Yaa, aku tidak perlu lagi menjalani kehidupan lagi bukan?"
Roxane melihat ke sekeliling, tidak ada yang istimewa di sana. Hanya sebuah rungan yang berwarna putih tanpa ujung dan tanpa batas. Dan yang ia lakukan pun tidak banyak, ia hanya terbaring di sana.
Namun sesuatu membuat Roxane seolah tidak ingin pergi dari sana. Rasa nyaman, rasa tenang, dan rasa yang ia yakini bahwa jika berada di sana, dia tidak perlu menjalani kehidupan kembali yang tidak mengenakkan.
Roxane kembali memejamkan matanya, ia menghembuskan nafas panjang seolah ini adalah kenyamanan yang benar-benar ia inginkan. Tapi setelah beberapa saat dia akhirnya bangun dan bangkit. Roxane merasa ada yang salah saat ini.
" Apa benar kalau aku di sini saja semuanya akan baik-baik saja? Apakah benar bahwa tidak melakukan apa-apa adalah pilihan yang tepat."
Roxane mulai dilanda kegamangan. Ia mulai berjalan, selangkah, dua langkah, tiga langkah dan seterusnya. Dia berjalan memutari ruangan tanpa ujung itu. Dan entah sudah berapa lama dia berjalan di sana, namun tidak ada yang bisa ia temukan.
Bruk!
Roxane menjatuhkan tubuhnya, seketika ia tergugu dan berakhir dnegan menangis kencang. Rasanya dingin dan juga sepi. Ya, sepi itu seperti menghimpit tubuhnya. Sepi itu seperti ingin membunuhnya. Ingatan demi ingatan tentang kehidupan yang lampau muncul secara bersamaan. Ingatan tentang dirinya yang mati menjadi ingatan yang paling menonjol diantara semuanya.
" Arghhhhh! Mengapa, mengapa harus aku! Aku mohon hentikan! Hentikaaaaan! Ya Dewa, mengapa Kau begitu tega kepada ku, apa salahku sehingga harus menerima takdir yang seperti ini, mengapa!"
Teriakan bercampur tangis dari Roxane kini meluap. Selama ini dia diam dan menerima semuanya, namum alam bawah sadarnya ternyata sangat kesakitan. Alam bawah sadarnya ternyata begitu menderita.
" Hu hu hu, aku hanya ingin mati. Ya aku hanya ingin mati dengan tenang. Dia tidak ingin lagi menjalani kehidupan yang tanpa henti."
" Roxane ... Roxane ... Roxane!"
" Ibu ... Ibu ... Ibu!"
" Jangan takut sayang, ada kami. Aku akan membawamu pergi dari sini, apa kamu mau?"
" Iya Ibu, kamu rindu Ibu. Kami menunggu ibu, dan kami mencintai ibu."
Degh degh degh degh
Dada Roxane bergemuruh ketika suara-suara itu muncul. Suara yang tiba-tiba membuat hatinya merindu. Suara yang tidak asing itu membuat rasa sepi dan takutnya perlahan sirna.
" Cinta, apa benar kalian mencintaiku?"
" Tentu saja sayang, aku dan putrimu begitu mencintaimu. Jadi mari kembali."
" Apa kalian sungguh-sungguh mencintaiku, apakah itu bukan kebohongan?"
Greb
Tubuh Roxane tiba-tiba dipeluk. Dia dipeluk oleh dua orang, satunya pria dewasa dan satunya adalah anak-anak. Pelukan itu sungguh hangat, dan Roxane merasa begitu nyaman.
" Tidak apa-apa sayang, kamu hebat. Kamu sungguh luar biasa sudah bertahan hingga sekarang. Jadi, mari pulang bersama kami. Mari kita hidup bersama dengan waktu yang lama."
" Apakah aku bisa?"
" Tentu saja, kamu bisa istriku."
Roxane tersenyum, ia menganggukkan kepalanya dengan cepat. Sebua tekad kembali muncul dalam dirinya untuk hidup lama kali ini. Dia yakin bahwa ia tidak akan mati di usianya yang ke-25 tahun.
" Leo, Lilian?"
" Sayang, kau bangun. Aaaah syukurlah sayang, aku sungguh takut, aku sungguh takut kamu meninggalkan aku."
" Huaaaa Ibu, Lili rindu Ibu. Lili janji akan jadi anak yang menurut. Huaaaa."
Air mata Roxane, Leoric dan Lilian terus saja mengalir. Leoric dan Lilian memeluk Roxane dengan begitu erat seolah takut jika Roxane pergi dari sana.
Sepekan ini Leoric dan Lilian tidur di kamar Roxane. Setiap malam mereka memeluk wanita yang begitu mereka sayangi itu, dan sungguh kebahagiaan yang tidak bisa mereka ungkapkan saat melihat Roxane membuka mata.
" Aku mencintaimu sayang, sungguh."
" Aku pun sama Leo, aku juga mencintaimu."
TBC
.