Dunia kultivator.
Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga setiap orang berusaha untuk menjadi kuat.
Di Klan Qing.
Seorang pemuda yang ternyata memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah, sehigga menjadi bahan ejekan para murid klan lainnya. Keberadaanya yang di pandang sebelah mata tiba-tiba mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? Simak terus ya Kak PBTB.
Karya ini hadir terinspirasi oleh author-author keren yang ada di mangatoon. Terima kasih kepada Shujinkouron. 🙏.
👉 Belum di perbaiki. 🙏
Terima kasih. 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Melupakan Waktu
Melalui latihan yang keras, kemampun fisik Qing Ruo kini telah berubah dengan sangat kuat. Tanpa menggunakan jurus khusus dirinya dapat mengalahkan pendekar bumi lapisan puncak.
Tulangnya sudah mencapai tulang naga perak tingkat puncak yang satu tahap lagi mencapai tulang naga emas. Sehingga kekuatan pukulannya menjadi luar biasa.
"Hahaha.. tipe tubuh kaisar langit memang luar biasa ucap Luo Feng bangga."
"Ruo er, sudah waktunya dirimu untuk memilih jurus. Aku akan membantumu."
"Baik guru jawab Qing Ruo."
"Ruo er, aku ingin melihat semangat roh mu, sehingga kamu dapat memilih jurus yang sesuai. Letakan tanganmu pada kristal astral!."
"Baik guru." jawab Qing Ruo meletakan tangannya pada kristal astral tersebut.
Tiba-tiba kristal astral bersinar. Dibelakang tubuh Qing Ruo, muncul dua makhluk yang mewakili eksistensi keberadaan dewa yaitu Phoenix api dan Naga Emas surgawi. Kedua roh itu terlihat tenang dan saling melengkapi.
Setelah itu, warna kristal astral berubah warna menjadi hijau, biru, terus berubah menjadi merah lalu berubah lagi menjadi warna emas.
"Hahaha... benar-benar sempurna." ucapnya dengan tawa renyah.
"Guru, apa maksudnya itu?" tanya Qing Ruo penasaran.
"Ruo er, itu artinya, kamu dapat mempelajari jurus apapun. Walaupun dirimu dapat mempelajari jurus apapun, yang perlu kamu perhatikan adalah kamu haru memilih jurus yang benar-benar kuat sehingga tidak mengganggu fokus latihanmu."
"Baik guru." jawab Qing Ruo.
Luo Feng mengibaskan tangannya dan seketika keluar tujuh kitab mengambang dihadapan Qing Ruo.
"Ruo er, ini adalah tujuh kitab pusaka tingkat tinggi Klan Luo. Karena dirimu telah menjadi putraku kamu berhak dan pantas mempelajarinya."
Walaupun demikian, karena kamu bukan berasal dari klan Luo, pertama-tama kita harus memperbaiki darah dalam tubuhmu dengan darah klan Luo. "Apakah kamu siap?" tanya Luo Feng.
"Baik guru, aku siap." jawab Qing Ruo mantap.
"Tapi kamu harus kuat, karena rasanya akan sangat menyakitkan." ucap Luo Feng meyakinkan Qing Ruo.
"Guru, aku selalu siap." jawabnya.
Dibandingkan hari pertama ketika dirinya memasuki danau kristal petir dan danau emas petir mungkin rasanya tidak akan apa-apa fikirnya.
"Baiklah kita mulai."
Luo Feng mengeluarkan pisau khusus berwarna merah yang di kelilingi petir halus lalu menggoreskan telapak tangannya. Darah emas keluar. Mata Qing Ruo terkejut, karena darah gurunya berwarna emas, biasanya darah berwarna merah.
"Ruo er, nanti aku akan menjelaskannya." ucap Luo Feng memahami arti tatapan Qing Ruo.
"Baik guru."
Lalu Luo Feng mengeluarkan pisau berwarna perak di kelilingi petir halus.
"Ruo er, buka bajumu." perintah Luo Feng. Dengan sigap Qing Ruo melepaskan bajunya. Luo Feng lalu menggores dada Qing Ruo dengan pisau perak tersebut. Darah merah segar segela keluar. Qing Ruo hanya mengatup giginya menahan rasa sakit yang luar biasa, dimana luka gores itu mengandung kekuatan petir yang dapat menghancurkan dagingnya menjadi ribuan keping.
Luo Feng lalu membuat mantra pencucian darah. Darah emasnya berubah menjadi bayang-bayang Phoenix melesat memasuki tubuh Qing Ruo melalui celah goresan di dadanya.
"Argh..." Qing Ruo meraung keras. Rasa sakit yang dahsyat memasuki tubuhnya. Kekuatan darah emas tersebut seolah-olah berperang dalam tubuhnya. Nyawanya seperti sudah berada di dunia lain.Argh... Raungnnya semakin kuat. Tiba-tiba kekuatan petir keluar dari tubuhnya. Dari bentuk kasar semakin lama-semakin halus.
Satu hari satu malam proses tersebut akhirnya selesai.
"Ruo er, bagaimana perasaan mu?" tanya Luo Feng.
Qing Ruo perlahan membuka matanya. Pandangannya menjadi kuat dan tajam. Penglihatannya menjadi lebih jernih dan halus. Selain itu, pendengarannya menjadi lebih kuat.
"Guru, aku merasa seperti bukan mahkluk bumi lagi." ucapnya senang.
"Haha... Bagus.. bagus, api tunggu dulu. Proses ini belum selesai." ucap Luo Feng menyela.
"Maksudnya guru?"
"Ada satu langkah terakhir lagi.
Apakah dirimu siap?"
"Siap guru." jawab Qing Ruo.
"Baiklah kita mulai."
Luo Feng lalu melepaskam kekuatan mantra terlarang. "Ruo er, ini adalah mantra perisai abadi. Mantra ini berfungsi melindungimu dari kekuatan hitam yang ingin menguasai tubuhmu, selain itu mantra ini juga melindungi tingkat kultivasi dan jiwamu. Sehingga orang lain tidak dapat menilai kemampuanmu jika kamu tidak ingin menunjukannya".
"Rasanya akan sangat menyakitkan." ucapnya.
Luo Feng lalu meludahkan darah emas dan membuat segel tangan. Materai bintang emas terbentuk dengan sempurna. "Rilis." teriak Luo Feng lalu mengarahkannnya pada tubuh Qing Ruo.
Tubuh Qing Ruo bergetar hebat, berubah menjadi bayang-bayang lalu meledak. " Argh..." Teriaknya menghilang dengan cahaya keemasan yang bertaburan.
Perlahan-lahan cahaya bintang itu kembali menyatu lalu membentuk tubuh Qing Ruo yang baru.
"Hahaha... Sempurna." tawa Luo Feng gembira.
Perilakunya seperti makhluk transrenden terlihat lucu jika tertawa dengan keras.
"Ruo er, selamat. Proses penyucian darah telah selesai. Sekarang dirimu boleh belajar tujuh kitab pusaka klan Luo. Adapun kitab di ruangan kitab rak dua dan selanjutnya boleh kamu pelajari atau tidak, sedangkan pada rak pertama, harus kamu baca habis karena pengetahuan dasar itu penting ucapnya."
Tujuh kitab pusaka mengambang dihadapan Qing Ruo. "Ruo er, silahkan belajar jurus dan teknik kultivasi dari kitab-kitab ini. Setiap kali kamu akan membuka kitab ini, kamu harus membuat kontrak darah dengan mantra jiwa langit."
"Maksudnya guru?"
"Baik aku akan menjelaskan. Pertama mengapa darah kita berbeda, itu karena aku tidak berasal dari benua ini, kedua mengapa dirimu harus selalu membuat kontrak jiwa, karena kita juga bukan dari benua ini. Selain itu, tipe tubuh kaisar langit memiliki metode yang berbeda dalam berkultivasi."
Ruo er, aku akan menceritakan sedikit tentang diriku. Aku berasal dari benua ilahi, yaitu dunia yang berada di atas dunia ini, kalian sering menyebutnya dunia para dewa. Kami memiliki kehidupan sama seperti kalian, terapi yang membedakan kami dengan manusia adalah tingkat kultivasi dan darah kami. Selain itu, setiap klan di benua ilahi memiliki kekuatan darah masing, seperti darah yang ada pada nadimu sekarang merupakan darah terkuat yang ada. Ucap Luo Feng singkat.
"Apakah dirimu paham?".
"Paham guru" jawab Qing Ruo.
" Ternyata ada dunia lain selain benua biru." ucap Qing Ruo pelan.
"Baiklah, aku akan mengajarimu teknik mantra jiwa langit."
Setelah mengajari teknik mantra jiwa langit, Luo Feng memberi Qing Ruo cincin spatial dan cara menggunakannya. Cincin itu berwarna perak dengan motif phoenix petir. Setelah mengajarkan segala sesuatu yang dianggap penting, Luo Feng pergi meninggalkan Qing Ruo untuk berlatih.
Setelah melewati proses pencucian darah, kemampuan persepsi dan pemahaman teknik jurus dan kultivasinya menjadi lebih baik. Dengan kecerdasanya, memahami sebuah jurus dan teknik menjadi luar biasa.
Qing Ruo mengeluarkan tujuh kitab dari cincin penyimpannyanya. Tujuh kitab mengambang. Qing Ruo lalu memilih kitab teknik kultivasi. Sebelum mempelajarinya, Qing Ruo membuat kontrak jiwa dengan kita tersebut.
Kitab teknik kultivasi berisi ratusan teknik kultivasi. Dalam kitab tersebut dijelaskan teknik latihan, keunggulan dan kelemahannya.
Dengan fokus, selama tiga hari tiga malam tanpa jeda, akhirnya Qing Ruo memutuskan untuk menggunakan teknik kultivasi derivasi jiwa Dewa.
Menurutnya teknik itu sesuai dengan semangat rohnya. Keunggulan teknik ini adalah dapat menguatkan kekuatan jiwa dan kekuatan fisiknya dua level lebih kuat dari tingkat kultivasi biasa. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan jiwa dan fisik dengan seimbang, sedangkan kelemahanya adalah kenaikan tingkatnya lambat, sehingga memerlukan waktu yang lama.
Dengan semangat yang dimiliki, tantangan kultivasi bagi Qing Ruo tidak menjadi masalah.
Yang tidak disadari oleh Qing Ruo adalah ketujuh kitab yang dimilikinya adalah kitab suci transenden yang tidak pernah dipelajari oleh manusia lainnya.
"Ruo er, kamu dapat memilih tempat manapun untuk berlatih kultivasi." ucap Luo Feng yang seperti angin tiba-tiba berada di samping Qing Ruo.
"Ini adalah kristal jiwa dan item lainnya untuk membantumu berlatih kultivasi." sambil menyerahkan cincin spasial pada Qing Ruo. Di dalam cincin spasial, terdapat ratusan ribu atau jutaan kristal jiwa menggunung.
"Ayah ini" mata Qing Ruo terkejut melihat pemberian gurunya.
"Ambilah, aku harap ini dapat membantumu." katanya lalu pergi.
"Haha... Terima kasih ayah." ucapnya senang.
Di atas langit. Luo Feng meneteskan air matanya. Muridnya memanggilnya dengan ayah. "Hah...sudah ribuan tahun akhirnya ada yang memanggilku ayah." ucapnya lirih. Matanya berkaca-kaca bahagia melihat murid sekaligus putra angkatnya yang sangat senang.
"Aku harap kau menjadi kebanggaanku." ucapnya lalu menghilang.
Qing Ruo masih tertegun melihat jumlah batu kristal yang diterimanya jumlahnya yang hampir mencapai jutaan menumpuk di dalam cincin penyimpanannya.
"Hahaha..., ayah, terima kasih." ucapnya lalu pergi ke pegunungan petir kristal.
__________
Gunung petir Kristal Jiwa.
Di gunung Kristal jiwa, Qing Ruo mulai berlatih kultivasi dengan menggunakan teknik kultivasi jiwa dewa.
Dengan wajah tenang dan damai, dirinya duduk bersila di dalam danau petir kristal. Dia masih ingat ketika pertama kali memasuki danau tersebut, dirinya dibombardir oleh kekuatan petir danau untuk melatih kekuatan fisiknya. Dulu dirinya tidak pernah memasuki bagian tengah danau, tetapi saat ini, kekuatan dahsyat petir tersebut seolah -olah tidak berpengaruh padanya.
________
Waktupun berlalu.
Di kota perak, khususnya di klan Qing, suasana begitu meriah. Hari perekrutan pelatihan murid klan dimulai. Banyak para generasi muda berdatangan untuk ikut berpartisipasi. Selain itu, murid-murid dari klan cabang juga terlihat antusias.
Semua penginapan yang ada di klan Qing penuh oleh para murid dan pemimpin klan cabang dari setiap kota.
Panggung pertempuran berwarna hijau dengan lantai giok berwana biru menampilkan suasana elegan dan gahar secara bersamaan.
Para petinggi klan, dan semua anggota klan yang terlibat masing- masing sibuk dengan tugasnya, demi kelancaran acara tersebut.
Selain para anggota klan, para tamu undangan dari luar klan juga sudah datang. Ada perwakilan dari masing-masing empat keluarga aristokrat dan tiga keluarga suci. Serta sekte-sekte di kota perak.