My Hot ART

"Bobok bareng yuk!" ajak Nathan, membuat Kirana bergidik ngeri.

"Apa kamu bilang!" Kirana berkacak pinggang dan menatap tajam Nathan. Namun, pria itu bukannya takut, malah semakin menunjukkan taringnya.

Hap

Dengan cepat Nathan menarik tangan Kirana, hingga membuat gadis itu terhuyung dan jatuh di pelukan Nathan. Posisi keduanya sangat intim, Kirana berada di atas tubuh Nathan, sedangkan tangan Nathan memeluk tubuh kekasihnya dengan erat, dan wajah keduanya berjarak sangat dekat.

"Nathan!!" teriak Kirana, namun bibirnya langsung di bungkam telapak tangan Nathan.

"Kalau kamu teriak sekali lagi, maka seluruh penghuni rumah ini akan mendengarnya dan kamu pasti tahu akibatnya bukan?" ucap Nathan, terdengar seperti ancaman.

"Aku akan melepaskan tanganku, tapi jangan berteriak, Oke!" Kirana mengangguk sebagai jawaban.

Nathan melepaskan telapak tangannya dari bibir Kirana.

Kirana bernafas lega, lalu menatap tajam Nathan dan langsung mencubit perut Nathan dengan kuat, hingga membuat pria itu memekik kesakitan

"Awww! Sakit sayang!" pekik Nathan tertahan, sembari mengelus perutnya yang terasa sangat sakit seperti di capit kepiting.

"Rasakan!" ucap Kirana penuh kekesalan, lalu beranjak dari atas tubuh Nathan.

"Mau kemana?!" Nathan ngunci tubuh Kirana yang diatasnya, lalu dengan cepat ia membalikkan tubuh Kirana menjadi di bawah kungkungannya.

'"Nathan!" kesal Kirana, memanyunkan bibirnya tajam.

CUP

Nathan mengecup bibir Kirana yang cemberut itu, dan menyesapnya atas bawah bergantian.

Kirana yang sudah terbiasa dengan serangan mendadak dari Nathan pun menikmati dan membalas ciuman itu dengan lembut juga, dan ke dua tangannya melingkar di leher kokoh tersebut.

Nathan melepas ciuman itu, saat merasa tubuhnya sudah mulai memanas, kemudian ia menggulingkan tubuhnya di samping Kirana lalu memeluk tubuh kekasihnya itu dengan sangat erat.

"Biarkan seperti ini sebentar saja," ucap Nathan, ketika ia membenamkan wajahnya di ceruk leher Kirana dan menghirup aroma tubuh kekasihnya yang selalu membuat hati dan pikirannya sangat tenang.

"Kamu kenapa?" tanya Kirana, mengusap lembut rahang tegas Nathan.

"Hari ini aku sangat lelah, dengan pekerjaan di kantor," jawab Nathan, sambil memejamkan mata.

Kirana mengangguk mengerti, kemudian ia memiringkan tubuhnya berhadapan dengan Nathan. "Apa lelah sekali?" tanya Kirana, menatap Nathan yang sudah memejamkan matanya.

"Heum, tadi lelah sekarang tidak karena kamu sudah mengobati lelahku," jawab Nathan masih memejamkan matanya.

Entah kenapa mendengar jawaban Nathan, hati Kirana terasa menghangat dan ada rasa bahagia yang membuncah di dalam dadanya.

Kirana terkekeh mendengar jawaban Nathan.

"Kenapa kamu tertawa? Ada yang lucu?" tanya Nathan, membuka matanya dan menatap Kirana yang masih terkekeh melihatnya.

"Nggak ada yang lucu, tapi kamu ini aneh. Kapan aku mengobati lelahmu?" Kirana melontarkan pertanyaan kepada Nathan.

"Ciuman dan pelukan darimu adalah obat penawar lelahku," jawab Nathan, lalu menenggelamkan wajahnya di dada Kirana.

"Rana, bolehkan kamu menceritakan keluargamu kepadaku, karena aku ingin mengenalmu lebih dekat dan juga keluargamu," ucap Nathan.

Kirana menghela nafasnya sejenak. "Aku berasal dari keluarga yang sederhana. Ayah, adalah seorang petani dan ibu hanya lah ibu rumah tangga biasa. Dan aku anak tunggal," jelas Kirana secara garis besar dan apa adanya. Namun ia tidak menceritakan hutang keluarganya dan juga masa lalunya yang kelam kepada Nathan.

"Apa kamu tidak malu mempunyai kekasih miskin seperti aku?" tanya Kirana, seraya mengusap rambut kepala Nathan dengan lembut.

Nathan mendongakkan kepalanya lalu menatap Kirana dengan lekat. "Tentu saja tidak," jawab Nathan.

"Apa kamu sudah pernah memiliki kekasih sebelum dengan aku?" tanya Nathan.

"Iya, pernah," jawab Kirana.

Nathan langsung mendudukan dirinya dan menatap tajam Kirana, entah kenapa ia tidak suka saat mendengar pengakuan Kirana. Tandanya dia bukan pria pertama yang singgah di hati Kirana.

"Siapa dia? Apakah dia pernah menyentuhmu?" tanya Nathan dengan nada yang datar dan sangat dingin.

Kirana pun ikut mendudukan diri disamping Nathan. "Kamu adalah pria pertama yang menyentuhku!" jawab Kirana.

"Benarkah?" Nathan tidak yakin dengan jawaban Kirana.

"Aku mengatakan sejujurnya kepadamu! Terserah kamu mau percaya atau tidak!" jawab Kirana, lalu memalingkan wajahnya.

Kenapa hatinya berdenyut sakit saat pria di hadapannya ini meragukannya?