"Untukmu Haikal Mahendra, lelaki hebat yang tertawa tanpa harus merasa bahagia." - Rumah Tanpa Jendela.
"Gue nggak boleh nyerah sebelum denger kata sayang dari mama papa." - Haikal Mahendra.
Instagram : @wp.definasyafa
@haikal.mhdr
TikTok : @wp.definasyafa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon definasyafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
⋆˚𝜗 Sate ayam ala Haikal 𝜚˚⋆
Ella duduk di atas meja pantry menatap Haikal yang sibuk berkutat dengan alat dapurnya, lelaki itu jauh lebih tampan saat memakai celemek dengan pandangan fokus pada kegiatan memasaknya. Bagaimana bisa ketampanan Haikal seperti ini harus dinikmati oleh banyak perempuan di luar sana, pasti banyak pasang mata yang menatap Haikal takjub saat lelaki itu tengah menyiapkan pesanan di cafe tempatnya bekerja.
Ella sedikit tidak rela sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi itu semua sudah menjadi kewajiban Haikal sebagai seorang barista. Lamunan Ella buyar saat satu piring nasi goreng tiba-tiba sudah tersaji di depannya. Kemudian Ella menoleh melihat Haikal yang sudah menarik satu kursi pantry untuk duduk di samping dirinya.
"Coba sayang, enak nggak? Mau aku suapin?"
Haikal meletakkan kedua tangannya di atas meja, menyangga kepalanya menatap Ella dari samping. Satu tangan Haikal hendak meraih sendok untuk menyuapi Ella, namun Ella sudah lebih dulu meraih sendok itu.
Gadis itu menggeleng pelan menatap Haikal sebentar, "nggak, Ella makan sendiri aja kak." ujarnya sebelum menyuap satu sendok nasi goreng itu kedalam mulutnya, mengunyah nya pelan. Kedua mata bulatnya sedikit melebar saat merasakan nasi goreng buatan Haikal begitu lezat.
"Enwak kwak, Ella sukwa." Ella berucap antusias dengan mulut yang masih penuh nasi goreng suapan keduanya.
Haikal terkekeh gemas, tangannya terangkat untuk mengelus pucuk kepala itu sebentar, "kalau makan jangan sambil ngomong sayang, nggak baik."
Ella mengangguk pelan, fokusnya hanya pada sepiring nasi goreng di depannya sekarang. Dia tidak menyangka jika anak geng motor seperti Haikal bisa memasak nasi goreng se-enak ini, bahkan nasi goreng ini jauh, sangat jauh lebih di atas nasi gorengnya buatannya. Meskipun Ella belum pernah mencoba nasi goreng buatannya, tapi Ella yakin nasi goreng Haikal lah pemenangnya.
Ella menelan nasi goreng di dalam mulutnya cepat, hal itu membuat Haikal mendengus tak suka melihatnya.
"Pelan-pelan sayang."
Mengabaikan ucapan Haikal, Ella memutar badannya menata baikan sepenuhnya. "kak selama ini nasi goreng buatan Ella rasanya gimana? Pasti nggak se-enak nasi goreng buatan kak Haikal, ya?"
Haikal terdiam sebentar, bingung sebenarnya ingin mengatakan apa, tangannya meraih satu gelas air putih. "minum dulu." Lelaki itu membantu Ella untuk meminum air putihnya.
"Nasi goreng buatan kamu jauh lebih enak dari nasi goreng buatan siapapun." Haikal berucap dengan tangan yang meletakkan kembali gelas yang berisi air putih itu di atas meja pantry. Kemudian tangan itu meraih piring nasi goreng yang ada di depan Ella, menyuapkan satu sendok nasi goreng itu untuk kekasihnya.
"Lain kali kalau mau buat nasi goreng lagi, garam sama minyaknya kurangin dikit, ya."
Ella mengerjap dengan mulut yang masih penuh nasi goreng suapan Haikal, dia menelan nasi goreng itu terlebih dahulu. "Jadi nasi goreng Ella selama ini yang Ella kasih ke kak Haikal, garam sama minyaknya kebanyakan? nggak enak dong kak, kak maafin - "
Belum sempat Ella menyelesaikan ucapannya, Haikal sudah lebih dulu kembali menyuapinya nasi goreng membuat Ella mau tak mau menerima suapan itu.
Haikal meletakkan piring yang sudah kotor itu di atas meja pantry, tangannya menangkup kedua pipi Ella menatap kedua mata bulat itu teduh. "hey siapa yang berani bilang nasi goreng buatan ratu kecil aku nggak enak, sini biar aku potong kepalanya."
Ella sedikit mengerucu kan bibirnya, "tapi kan emang nasi goreng buatan Ella nggak enak kak, maaf - "
Satu tangan Haikal yang menangkup pipi Ella terangkat, jari telunjuknya terangkat mendarat tepat di bibir gadis itu yang tengah mengerucu lucu, terlihat sangat mengemaskan di mata Haikal.
"Nggak perlu minta maaf sayang, aku kan bilang nasi goreng kamu enak."
"Tapi kak - "
"Syutt udah nggak usah tapi tapian, aku bakal ngajarin kamu caranya buat nasi goreng enak, nanti kamu bakal jadi chef nasi goreng terenak se muka bumi ini." Haikal merapikan anak rambut Ella yang sedikit berantakan dengan kekehan gemas.
Haikal tertawa pelan kepalanya mengangguk antusias, "beneran kan kak?"
"Beneran dong sayang." Haikal mencubit pelan hidung Ella.
Ella terkekeh pelan, tangannya membentuk hormat dengan badan tegap ke arah Haikal. "siapp chef Haikal."
Haikal tertawa pelan sambil mengacak pelan pucuk kepala Ella.
***
Malam harinya, kaki jejak Haikal melangkah memasuki bangunan luas di depannya. Sambil sesekali bergumam bernyanyi hal-hal random yang berputar dengan sendirinya di otak nya.
Beli bodrexin
Belinya naik angkot
Hidup jadi pusing
Gara-gara main selot
Hingga seorang pria berjas hitam membungkuk di depan Haikal sopan, "malam Haikal."
Haikal mengangguk singkat dengan senyuman sesopan mungkin, "malam om Dave."
Dave lelaki dewasa yang sudah menjadi orang kepercayaan keluarga Diningrat selama bertahun-tahun lamanya itu tersenyum ramah. "mari, tuan muda sudah berada di kamarnya. Apakah anda ingin ke kamar tuan muda? biar saya antar."
Haikal menggeleng, duduk di ruang keluarga mansion besar itu. "panggil aja kesini om, boleh kan ya? minta tolong."
Haikal menyengir tanpa dosa sambil meraih toples kue kering di depannya, memakan kue itu dengan sangat tenang padahal dia belum ditawari tuan rumahnya.
Dave mengangguk ramah, "baik, saya akan menyuruh pelayan untuk memanggil tuan muda."
Setelah mengatakan itu, dia beranjak berjalan menghampiri satu pelayan menyuruhnya untuk memanggil tuan muda mereka.
Di sela-sela kegiatan makan Haikal, dia tak sengaja menatap seorang gadis berhijab yang tengah berjalan dengan buah-buahan di tangannya. Sepertinya gadis itu tidak menyadari kehadirannya.
Haikal menyergit, seperti tidak asing dengan gadis itu hingga tepukan keras di pundaknya berhasil mengejutkan dirinya.
"Jaga mata anjing, dia milik gue." Cakra berucap keras saat menyadari Haikal menatap miliknya.
Haikal mendengus sebal, "gue udah punya cewek nyet, cewek gue udah paket lengkap ngapain gue liatin cewek lain. Tapi gue baru sadar nyet kalo tih cewek sekelas sama Ella."
Cakra menyadarkan punggungnya dengan kaki yang dia naikkan di atas meja, "emang, Humaira sahabat cewek lo malah."
Haikal mengangguk-anggukkan kepalanya sambil kembali menyuap roti kering itu ke dalam mulutnya, "gue mau nginep deh disini, orang tua lo malem ini belum pulang, kan?"
Cakra mengangguk, satu tangannya terangkat ikut meraih roti kering di pangkuan Haikal. "mereka pulang seminggu lagi."
Haikal berucap dengan punggung yang menyandar di sandaran sofa, "oke seminggu gue bakal nginep disini sekalian numpang makan."