Dengan dalih untuk menghindari dosa , suaminya menikahi lagi wanita lain.
Sungguh Karenina tidak habis fikir , apa yang kurang dalam dirinya. Menjadi istri yang patuh pada suami sudah ia lakukan , tapi ternyata itu masih saja kurang di mata Arga Dewantara.
Karenina tidak tau , apa ia harus bertahan atau melepas kesakitan dalam hatinya....ia lelah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wahyoeni"23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Bab 33
" Jawab salam aku dulu Rena !".
" Ah iya , Wa'alaikumussalam warrahmatullahi wabarokatuh......Kak Devan , mau apa kesini ?". Rena menjawab salam Devan lengkap.
" Mau ngapelin anaknya Om Fandi ". Balas Devan, membuat Rena melototkan matanya.
" Kak Devan tau nama Papa aku dari mana ?".
" Gampang itu mah , aku kan harus tau nama calon mertua aku kan .... Ren, tamunya enggak di suruh masuk ini ?". Rena hanya terkekeh mendengar ucapan Devan.
" Sorry....ayo masuk Kak !".
" Om Fandi dan Tante Arum ada Ren ?".
" A...ada...".
Apa Kak Devan mencari tau tentang aku ya , nama Papa dan Mama saja dia tau..
Rena berbalik lagi , " Eh tunggu , Kak Devan kok tau semua tentang aku , nama Papa sama Mama , terus alamat aku , tempat kuliah aku juga, Kak Devan stalker aku ya ".
" Kalau iya kenapa , aku ingin mengenal kamu lebih dalam Ren .....aku tidak main - main , jangankan mencari informasi tentang kamu , ukuran kamu saja aku tau kok Ren ".
" Hah ". Rena reflek menutup badannya dengan kedua tangannya.
" Ha...ha...ha...bercanda Ren , serius amat sih....aku enggak akan cari tau tentang itu, nanti pada saat kamu sudah jadi istri aku , aku akan tau dengan sendirinya ". Devan masih tergelak.
" Dih kirain...., aku panggil Papa sama Mama dulu ya Kak ". Devan menangguk.
" Tunggu Ren....kamu melupakan sesuatu ".
" Apalagi ?".
" Tamunya tidak di kasih minum ya ?".
" Tamunya resek banget sih, ya udah kak Devan mau minum apa ?".
" Teh boleh , sirup boleh , susu lebih boleh lagi ".Devan mengedipkan satu matanya.
" Ck....tamunya ngelunjak , sekalian saja minta makan ?".
" Kalau ada boleh juga tuh Ren ".
" Sayangnya enggak ada , kami sudah selesai makan malam ". Rena masuk ke dalam , ia tersenyum tipis sama seperti Devan yang terus memandangi punggung Rena.
Masa depan aku.... ucap Devan lirih.
Devan langsung berdiri ketika melihat Papa Fandi dan Mama Arum datang. Dengan sigap ia mencium tangan kedua orang tua Rena dengan takzim.
Ia harus menunjukkan kalau dirinya adalah calon mantu berkualitas.
" Ini Tan , saya bawa sedikit makanan buat Om dan Tante ".
Papa Fandi dan Mama Arum saling pandang kemudian tersenyum. Devan menunjukkan kesan baik di mata kedua orang tua Rena.
" Terima kasih , pake repot - repot segala , iya enggak Pa ".
" Enggak repot kok Tante ".
" Baiklah lain kali bawakan lebih banyak ya ". kelakar Papa Fandi sambil terkekeh.
" Silahkan duduk Om...Tante !". ucap Devan, ternyata ini menegangkan juga , padahal ia sudah mempersiapkan banyak kata , tapi nyatanya ia malah salah ucap.
" Ha..ha..ha...harusnya kami yang mempersilahkan , kami kan tuan rumahnya ". Papa Fandi tergelak.
" Maaf Om ".
" Grogi ya ?".
Devan mengangguk , " Banget Om " .
Papa Fandi dan Mama Arum tersenyum mendengar kejujuran Devan " Kamu siapa?".
" Nama saya Devan Om , Tante..... Saya calon suaminya Rena ".
" Apaan sih Kak ?? Rena yang baru datang membawa minuman terkejut dengan pengakuan Devan..
" Eh maksud saya , saya ke sini mau minta ijin sama Om dan Tante , saya mau serius sama Rena ". ralat Devan.
Setelah meletakkan minuman , Rena langsung duduk bersama kedua orang tuanya.
" Kalian pacaran ?" tanya Mama Arum.
" Tidak ". Jawab Devan dan Rena bersamaan.
" Tapi kok nak Devan......".
" Saya serius dengan Rena Om , Tan.....makanya saya beranikan diri datang kesini untuk memintanya langsung pada Om dan Tante , tidak perlu pacaran kalau hanya akan menambah dosa, saya akan langsung melamar Rena saja untuk segera saya halalkan ". Devan sampai memuji dirinya sendiri, ia tidak menyangka bisa selancar ini berbicara, padahal tadi gugupnya setengah mati.
Gentlemen juga nih anak.... Batin Papa Fandi.
" Saya suka dengan keberanian kamu anak muda , kami sebagai orang tua Rena hanya bisa mendo'akan semoga Rena mendapat jodoh yang terbaik ".
" Jika benar itu kamu , ya kami tinggal merestuinya saja , bukan begitu Ma ?".
" Iya Pa , sekarang yang harus kita tanya adalah Renanya , mau terima lamaran kamu apa tidak?".
" Bagaimana Ren ?".
" Melamarnya kok cuma gitu ,nggak ada romantis - romantisnya ".
" Hahhh ". Ketiga orang di sana di buat menganga dengan jawaban Rena.
" Kamu mau lamaran seperti apa Ren....akan aku lakukan asal jawaban yang akan kamu berikan adalah iya ".
" Mana ada jawabannya di atur begitu ".
" Ada....khusus buat kamu Ren ".
" Jadi kamu terima Devan Ren ?". Papa Fandi berkesimpulan seperti itu karena tidak ada kata penolakan dari mulut Rena.
" Enggak tau Pa....Devan kan ngomongnya baru sama Papa ,belum ngomong sama aku ".
" Ngeles aja , kan aku berulang kali bilang mau serius sama kamu Ren , gini aja .....malam ini kamu pikirkan saja dulu , besok aku tunggu jawaban dari kamu ".
" Benar kata nak Devan , kamu pikirkan saja dulu Ren , sholat istikharah kalau perlu, jawaban dari Allah akan lebih memantapkan hati kamu ".
" Iya Pa ".
" Jangan besok ya Kak , nanti kalau jawaban aku sudah siap , aku akan bilang Mita , biar dia sampaikan ke kamu ".
" Ngapain lewat Mita , langsung ke aku saja ya ".
" Tapi.....".
" Aku sudah punya nomor kamu , nih....". Tunjuk Devan pada Rena.
" Pasti ulah Mita ".
" Hemm , dia sangat mendukung jika hubungan kita sampai ke pelaminan "
" Karena sudah cukup malam , saya pamit dulu ya Om , Tante ".
" Hati - hati nak Devan ".
" Assalamu'alaikum Om , Tante , Rena ".
" Wa'alaikumussalam ".
*
*
" Oh iya sampai lupa, kamu kan belum beli susu buat ibu hamil Yang , mampir ke Supermarket ya ".
" Enggak usah putar balik Bang , ke Mini market aja , kan banyak di pinggir jalan...sama aja kok ".
" Baik istriku ".
Aldi berhenti di salah satu mini market , ia masuk bersama Nina.
" Kamu mau rasa apa Yang ?".
" Aku pilih dulu ya Bang , ada banyak merk dan rasa ini , aku jadi bingung ".
" Ya sudah , kamu pilih saja , kalau bingung ambil semua juga tidak apa...Abang kesana sebentar ya , ambil cemilan sehat buat kamu ".
" Oke ".
Nina sangat fokus memilih susu hamil , sampai ia tidak sadar ada seseorang yang memperhatikannya.
" Nin ".
Nina langsung menengok, " Eh , Mas Arga...belanja Mas ?" . Tanya Nina melihat Arga sampai membawa keranjang belanjaan yang sudah penuh.
Arga melihat Nina bersama Aldi masuk tadi , tapi ia tidak berani mendekat, tapi ketika Aldi meninggalkan Nina sendiri , Arga dengan cepat menghampiri Nina.
" Iya belanja ". Sungguh lucu, baru kali ini Arga membeli keperluannya sendiri , sabun mandi , sabun buat mencuci , odol...hal yang tidak pernah ia lakukan saat bersama Nina , Arga cukup malu ketika Nina memandang lekat isi keranjangnya.
Semua gara - gara Kiran , karena Arga tidak mau menceraikannya , wanita itu tambah makin cuek sekarang, Kiran memang sengaja ingin membuat Arga menyerah dan melepasnya, agar dia bisa bebas mencari suami yang baru.
" Kamu sendiri sedang memilih apa Nin ?".
" Oh ini Mas ". Nina menunjukkan susu hamil yang ia pegang ke dekat muka Arga , agar laki - laki itu bisa melihatnya dengan jelas.
" Susu hamil ?? siapa yang hamil Nin ??".
" Tebak siapa yang hamil Mas ".
" Kamu ???" tanya Arga ragu....berharap Nina menjawab tidak.
" Iya Mas....aku hamil , hamil anak Bang Aldi ".
Deg......dengkul Arga terasa lemas tiba - tiba.
Bersambung......
Mampir ke karya Othor yang lain ya ....