NovelToon NovelToon
CINTA ATAU LUKA

CINTA ATAU LUKA

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: Arisha Langsa

Kata orang cinta itu indah,bisa membuat orang tertawa,dan berbunga-bunga,namun juga bisa buat orang menangis,tangis bahagia kah itu? atau tangis karena sakit?

Tapi bagiku cinta itu ibarat luka tak berdarah,sakit tak tau dimana sakitnya,itulah cinta yang aku rasakan,benarkah itu cinta? ataukah sesungguhnya itu luka yang ku kira cinta?

Tuhan....aku mengimpikan cinta yang seperti orang katakan,cinta yang seperti kisah cinta Rasulullah dengan bunda Aisyah,atau seperti cintanya Rasulullah pada bunda Khadijah_..
@..Adiba Khanza.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permintaan Adiba

Adiba melangkahkan kakinya memasuki rumah sederhana minimalis,tempat ia dibesarkan hingga kini usianya menginjak 20 tahun,rumah yang penuh dengan kenangan indah bersama kedua orang tuanya,entah kapan itu akan kembali terulang, mengingat saat ini ayahnya berada di balik jeruji besi, ibunya sakit-sakitan dan dirinya harus banting tulang untuk mencukupi biaya koas,biaya makan dan menebus obat untuk sang ibu,masih untung ibunya masih sanggup beraktivitas ringan di rumah, sehingga ia bisa mencari pekerjaan part time di sela-sela kesibukan koas nya.

" Assalamualaikum ... Bu.." Adiba memasuki rumah yang tampak sepi, ibunya yang biasa menyambutnya tak terlihat,membuat Adiba melangkah menuju dapur namun tak juga sang ibu terlihat, kakinya melangkah menuju kamar nya untuk berganti pakaian nya yang basah,Adiba berfikir mungkin ibunya sedang berada di kamar karena ini sudah waktunya Maghrib.

Adiba selesai melakukan kewajiban tiga rakaat nya,ia keluar dari kamar nya dan menuju kamar ibunya,berniat memanggil sang ibu untuk mengajak wanita paruh baya itu makan malam.

" Bu" panggil Adiba, karena tak ada jawaban akhirnya ia membuka pintu kamar kedua orang tuanya dan betapa terkejutnya ia saat melihat ibunya yang tergeletak di lantai tak sadarkan diri.

" Astaghfirullah...Bu .." pekik Adiba dengan suara tertahan,ia segera menghambur menghampiri sang itu,memeriksa titik vital sang ibu,memastikan wanita tersayang nya itu masih bernyawa.

Adiba bernafas lega saat menemukan denyut nadi San ibu masih teraba, walaupun sedikit melemah,ia segera berlari ke kembali ke kamar nya,mengambil ponselnya menghubungi ambulans di rumah sakit tempat ia magang sebagai koas.

Setelah mendapatkan jawaban pasti dari sang supir ambulan,Adiba segera memanggil salah satu tetangganya yang merupakan pasangan suami istri yang berusia tak jauh beda dari kedua orang tuanya,usia kisaran 45 tahun.

" Assalamualaikum...paman,Bibi...ini Diba tolongin Diba BI" panggil Adiba seraya menggedor pintu rumah yang berjarak sekitar dua meter saja dari rumah orang tuanya,ya mereka tinggal di salah satu komplek perumahan sederhana di pinggiran kota.

" Waalaikumsalam.. astaghfirullah..Diba..ada apa nak? " wanita paruh baya yang di panggil bibi oleh Adiba itu keluar masih menggunakan mukena nya,di pastikan baru saja menyelesaikan ibadah shalat Maghrib.

" Ibu Bi,ibu pingsan,tolong Diba angkat ibu ya Bi" pinta Adiba sedih, wajahnya di penuhi oleh airmata.

" Astaghfirullah.. sayang, tunggu sebentar ya nak,bibi panggil paman, sekalian bibi ganti baju" secepat kilat tetangga Adiba itu kembali memasuki rumah nya untuk berganti pakaian dan memanggil suaminya,meninggalkan Adiba di depan pintu.

Melihat tetangga nya bersiap, Adiba pun memutuskan untuk kembali ke rumah nya, menyiapkan keperluan sang ibu saat di rumah sakit.

Tiba di rumah Adiba segera menyiapkan segala keperluan dan memasukkan nya ke dalam sebuah tas berukuran sedang,ia juga menyiapkan dirinya,mengganti pakaian nya dengan dress panjang, yang awalnya ia memakai piyama tidur,Adiba juga mengganti hijabnya dengan hijab instan yang lebih panjang,menutupi dada nya.

" Diba... yang sabar ya nak,kamu sudah telfon ambulan?" wanita yang di panggil bibi oleh Diba itu mengusap lembut punggung Adiba, memberikan ketenangan pada putri tetangganya, hubungan mereka cukup baik.

Adiba mengangguk " sudah Bi, sekarang pasti sedang dalam perjalanan" Jawab Adiba,apalagi yang harus ia katakan, rasanya langit seakan runtuh menimpa dirinya,ia yang biasanya hidup tenang dan damai, walaupun kehidupan keluarganya pas-pasan dan ia harus bekerja,tapi mereka bisa mengatasinya bersama.

Tapi sekarang,ia harus berfikir dan bertindak seorang diri,ayah nya bahkan tidak bisa ia temui sebelum sidang di putuskan, sedangkan penyakit ibunya semakin meradang akibat dari rasa terkejut karena masalah yang menimpa sang suami.

Belum lagi ia harus menghadapi pria yang sore tadi ia temui,pria yang memintanya untuk menemukannya pukul sepuluh malam nanti di suatu tempat,pria yang akan menikahinya dan menjadikan nya wanita simpanan, partner ranjang nya sampai waktu yang ia pun belum tau, demi keluarga nya Adiba rela mengorbankan dirinya, asalkan tidak melakukan perbuatan haram, itulah yang Adiba pikirkan.

Suara sirine mobil ambulans menyadarkan Adiba dari lamunan menyakitkan nya,ia segera bangkit dari duduknya yang tadi memangku sang ibu, bersama paman dan bibi tetangga Adiba mengangkat ibunya menuju ambulans,di bantu oleh seorang perawat dan supir ambulans.

" Ayo nak,biar paman yang mengunci pintu nya" ajak bibi tetangga Adiba.

Dengan segera Adiba memasuki ambulan setelah meraih tas punggung mini miliknya dan juga tas berukuran sedang yang berisi pelengkapan sang ibu.

Dua puluh menit kemudian ambulan yang membawa ibu Adiba memasuki gerbang rumah sakit sederhana,dan berhenti tepat di depan pintu unit gawat darurat.

Ibu Adiba segera di tangani di IGD,Adiba terus mendampingi sang ibu, walaupun ia calon dokter ia tak ingin ikut campur dalam menangani sang ibu di rumah sakit tersebut, walaupun ia adalah salah satu dokter koas di rumah sakit itu.

" Bagaimana keadaan ibu kamu Diba?" tanya bibi Santi saat melihat Adiba keluar dari ruangan itu.

" Alhamdulillah sudah lebih baik Bi,cuma tinggal nunggu sadar nya aja,tapi detak jantung nya sudah normal,ibu terlalu banyak pikiran dan shock kata dokternya, mungkin karena kejadian yang menimpa ayah Bi" Adiba sedikit menjelaskan pada bik Santi.

" Alhamdulillah...lega rasanya,kamu sudah sholat Maghrib?"

" Sudah bik,tadi abis sholat mau ajak ibu makan, tau-tau nya rupanya ibu sudah tergeletak tak sadarkan diri gitu" Adiba menjawab pertanyaan bik Santi.

" Bibi udah makan ? Atau bibi mau pulang? Kasian paman di rumah sendirian " Adiba merasa tak enak sangat merepotkan tetangga nya, walaupun hubungan mereka sudah selayaknya saudara.

" Alhamdulillah sudah nak,kamu ini,jangan terlalu sungkan seperti itu sama bibik atau paman, kamu itu udah bibik anggap seperti putri bibik , adiknya mas Adam" ujar bik Santi lembut.

Pasangan suami istri tetangga Adiba itu memang sangat menyayangi Adiba, mereka bertetangga sejak Adiba kecil, bahkan Adiba mengambil kuliah kedokteran karena memang terinspirasi dari putra bik Santi yang seorang dokter dan saat ini sedang melanjutkan pendidikan sebagai dokter spesialis bedah.

" Terimakasih ya bik,maaf selalu merepotkan bibi,sebentar lagi ibu akan di tempatkan di ruangan,tapi kalau boleh Diba mau minta tolong bibik temani ibu dulu, karena Diba masih ada pekerjaan sebentar di luar" ucap Adiba , ia ingat harus menepati janjinya pada pria yang ia temui sore tadi.

Wanita yang di panggil bibi itu mengangguk pasti,beliau mengira Adiba harus kembali ke tempat kerjanya, karena beliau tau Adina bekerja di sebuah klinik swasta, karena klinik tersebut menerima Adiba yang bekerja sesuai jadwalnya koas.

" Pergilah, selesaikan pekerjaan mu,ibu mu biar bibik yang temani, katanya paman juga akan menyusul malam nanti setelah warung tutup" bik Santi dan suami adalah pemilik warung bakso yang lumayan besar dan memiliki beberapa karyawan,dari situlah mereka membiayai pendidikan sang putra.

" Terimakasih bik,maaf lagi-lagi merepotkan bibi dan paman" rasanya Adiba merasa sangat sungkan,tapi mau bagaimana lagi,ia dan kedua orang tuanya tak memiliki keluarga lainnya yang tinggal di kota yang sama,ibu nya memiliki seorang kakak yang tinggal di kota lain, sedangkan ayahnya memiliki seorang ibu dan adik yang juga tinggal di kota lain juga, bahkan berbeda daerah dan pulau,dan kehidupan keluarga mereka sama-sama sederhana dengan perekonomian menengah ke bawah, walaupun hubungan mereka cukup baik.

" Sudah..ga perlu sungkan,pergilah,bibi tau kamu sangat sibuk akhir-akhir ini,kamu masih butuh banyak biaya,bibi tau itu" bik Santi tau karena saat ada waktu senggang Adiba juga sering membantu di warung bakso beliau,menjadi karyawan dadakan.

Adiba mengangguk seraya memaksakan senyuman nya,ia bersyukur karena memiliki tetangga sebaik mereka, bahkan putra bik Santi sangat perhatian dan baik padanya,Adiba seperti memiliki seorang kakak jika saat bersama Adam.

Ibu Adiba di tempatkan di ruangan kelas tiga, fasilitas ruangan itulah yang Adiba mampu bayar, baginya yang terpenting ibunya mendapatkan perawatan.

" Bik Diba tinggal ya,kalau ibu siuman tolong bilang Diba kembali ke klinik" pesan Adiba pada bik Santi.

" Ia nak, jangan khawatir, pergilah,kerja yang tenang" nasehat bik Santi.

Adiba mengangguk dan meninggalkan ruangan perawatan sang ibu,sebelum pergi ia menyempatkan mengecup singkat kening sang ibu,wanita kesayangan nya itu.

Tak mengatakan apapun lagi,Adiba meninggalkan ruangan itu dan memesan ojek online untuk mengantarkan nya ke alamat yang tadi ia dapatkan dari asisten pria itu.

1
retiijmg retiijmg
gimana reaksi dea klo tahu adiba istri simpanan kekasihnya?
sedih baca kisah hidup adiba.
smpe kapan adiba diperlakukan pemuas hasrat abizar saja..
setelah kontrak dg abizar, adiba bisa bahagia n sukses dg profesi dokternya
Aras Diana
upnya thor
Aras Diana
kok belum up thor
Reni
lanjut thor..menemani mlm thn baru yg mager di kasur aja 😁
Khoirun Ni'mah
setiap hari g sabar menunggu Adiba update n g sabar juga Abizar n Adiba dipertemukan ditengah2 keluarganya.
Nurhayati Nia
ayo diba bantu mama mertua mu terafi sampai sembuh total dan bisa berjalan lagii
Amy
Semangat diba,, Mamer sudah mulai jatuh cinta padamu.
tinggal menghilangkan kesombongan Abi🤣🤣🤣
Siti Naimah
semoga lancar terapi mamanya abizar.dan semoga lekas sembuh seperti sedia kala...
Aras Diana
lanjut thor upnya
Milla
Lanjut thor semangat 💪
Nurhayati Nia
ngk sabar pingin lihat pertemuan abi dengan diba nanti nya
Amy
jgn sombong dulu dokter Darwin, nnti kau Ketulah sama kata-kata kau, kalu liat penampakan dokter Diba
Siti Naimah
wah pasti makin ruwet dan rame jadinya jika terungkap semuanya..
tapi yg jelas yang paling pusing adalah abizar.ini semua tak lain ya karena keputusannya sendiri...
Aras Diana
pas nanti di kenalin dan ketemuan Abizar langsung kaget karena diba yang dimaksud dea itu adalah istrinya
Mukmini Salasiyanti: paling kaget dikit, kk Diana
Abi kan Ja-im...
sok sok gak kenal...
wkwkwk
Amy: iya yaaah, aku penasaran bagaimana reaksinya si abizar, kalu tahu Yang djodohkan sama si riki itu istrinya
total 2 replies
Aras Diana
kita tunggu reaksi abizar nanti,lanjut thor upnya
Milla
Lanjut thorrrrr
Siti Naimah
nanti khawatirnya dokter Darwin yang menangani ibunya Abizar suka juga sama Adiba?makin nambah aja yang menyukai Adiba...
Khoirun Ni'mah
gimana reaksi Abizar kalau tau Adiba yg mendampingi ibunya terapi n aq yakin ibunya Abizar menyukai Adiba
Aras Diana
kok belum up thor
Aras Diana
thor upnya dong di tunggu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!