" Semua ini karena kamu merebut perhatian semua orang dariku, Kakak tersayangku"~
Ucapan sang adik kesayangan mengantar Kesadaran Claire yang perlahan tertelan kegelapan.. tetapi, karena suatu hal tiba - tiba ia kembali membuka mata ..!!!
.....
' Apa ini? Bukankah aku sudah mati karena minuman sialan itu? Kenapa basah begini...?'
Mataku terbuka dan di sekelilingku adalah ...Air?
Berat, berat sekali tubuhku!!
...
Jadi setelah Kematiannya yang memalukan, ia berpindah tempat ke tubuh gadis gemuk ini!!
what the ... !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3.TRANSMIGRASI JIWA
Kening Claren berkerut. Keterkejutan muncul di dalam benaknya, Kenapa ia masih bisa mengerutkan keningnya? Tunggu ! Bahkan ia bisa merasakan keberadaan tangan dan tubuhnya.
Bukannya ia sudah mati? Mati karena meneguk alkohol favoritnya yang sudah dicampur dengan racun yang bahkan tidak ia kenali. Racun yang sudah disiapkan untuknya oleh adik sekaligus sahabat satu – satunya yang selalu ia sayang dengan caranya.
Jika mengingat momen itu ia ingin rasanya tertawa terbahak – bahak. Menertawakan nasibnya sendiri pastinya. Ia yang selalu datar dan cuek kepada semua orang saja masih bisa menimbulkan rasa iri pada orang sekitarnya.
Dan yang lebih parah adalah orang satu – satunya yang dekat dengannya lah yang merasakan iri. Haaaah.
Lupakan tentang ini. Claren merasakan dada yang sesak seperti kepenuhan dengan air. lalu, hidungnya, kenapa dengan dirinya ini? Ia seperti sedang berada di tengah ... air? refleks tangan Claren membungkam mulut dan hidungnya,menghalau masuknya air yang entah darimana datangnya.
Kakinya juga reflek membuat gerakan renang. Tapi, kenapa terasa begitu berat? Apa ia tengah membawa gajah di tubuhnya? Hei, siapa yang bisa menjelaskan situasinya ini?
Dengan sekuat tenaga, Claren segera berenang dengan kekuatan terakhirnya. Ia masih harus tahu apa yang sedang terjadi kepadanya. Bukannya ia sudah mati? Lalu kenapa ia berada di tengah – tengah daerah berair seperti ini.
Sekuat tenaga Claren berenang. Dengan membawa beban seberat Gajah ini. Dengan terengah – engah ia akhirnya sampai di permukaan yang terlihat seperti Kolam Renang di sebuah sanggar/klub.
Dengan susah payah Claren mengangkat ‘beban’ di tubuhnya untuk ke pinggiran. Ia melihat tangannya sendiri.
Apa ini? Tangan siapa yang seperti paha b*bi ini? Kenapa besar sekali? Mata Claren menelusuri tangannya, bergerak menuju kakinya yang ternyata lebih mengenaskan lagi besarnya. Ia mulai meraba badannya dan wajahnya.
Penuh dengan gumpalan daging ! Claren kemudian mengarahkan wajahnya ke air kolam renang untuk melihatnya.
Ini? Siapa ini? Siapa wajah ini?
Tiba – tiba kepalanya sakit seperti tersengat listrik. Seketika masuk informasi – informasi dari sebuah ingatan masuk ke dalam otaknya. Claren nampak menjambak rambutnya sendiri saking tidak kuatnya ia menahan rasa sakit.
Setelah hampir setengah jam, rasa sakit yang mendera kepala Claren menghilang. Ia perlahan membuka matanya. Lalu mulai kembali memindai tubuhnya yang ‘baru’ itu.
“ Jadi, aku menempati tubuh gadis yang bernama Claranetta,” ucap Claren ehm sekarang menjadi Clara.
Setelah berucap itu, Claren kembali merasakan kesakitan karena luka - luka yang berada di tubuhnya.
Luka yang baru terasa setelah ia terkejut dengan kehidupannya kembali.
“ Ck sial, anak – anak bocah jaman sekarang sadis banget,” ucapnya lirih sambil mengernyit karena rasa sakitnya. Terlihat memar, sundutan rokok baik yang lama maupun yang baru.
Claren nampak menatap malas pada tubuh barunya yang gempal dan juga penuh dengan luka itu.
“ Haaahh, gimana mau keluar kalau angkat kaki aja nggak kuat,” dumalnya pada dirinya sendiri.
“ lagian ini kenapa nggak ada yang masuk gitu,” lanjutnya lagi sambil celingukan. Sepertinya Claren sempat lupa jika tubuh Clara ini memang tidak pernah dipedulikan oleh semua orang. Bahkan gru hanya akan bersikap baik ketika menyuruh Clara mengerjakan tugas – tugas yang akan diklaim menjadi hasil dari anak didik pribadinya.
“ Miris sekali kehidupanmu,” lirihnya sambil melihat keadaan tubuh Clara.
Dari ingatan Clara yang ditransfer kepadanya tadi, Claren bisa melihat seluruh kehidupan yang telah Clara jalani.
Hidup di panti asuhan yang damai, tetapi akhirnya ia lebih memilih untuk hidup mandiri karena tidak ingin panti menanggung beban keuangan dengan adanya ia di dalamnya.
Sebenarnya ada juga adik pantinya yang sudah beranjak dewasa dan juga memasuki sekolah tingkat menengah. Tetapi mereka tidak seberuntung Clara yang mendapatkan beasiswa. Hal ini jugalah yang membuat Clara semakin menguatkan tekadnya untuk segera hidup mandiri dan membantu pengeluaran ekonomi panti meski hanya sekedar membelikan buku – buku kepada semua adiknya.
Memasuki kehidupan mandiri, Clara mulai mendapatkan bullyan. Saat SD mungkin ia tidak mengalami hal tersebut karena ia menempuh pendidikan SD di lingkungan dekat dengan panti. Tetapi saat ia sudah menginjak bangku SMP, dan ada beberapa siswa yang usil kepadanya.
Awalnya hanya sekedar ejekan lisan. Semakin lama semakin merembet menuju tindakan verbal.
Clara selalu diam dan hanya memendam semuanya sendiri. Ia selalu menampilkan tawa ceria saat kembali mengunjungi panti asuhan.
“ Hei, karena aku sudah menempati tubuhmu, maka istirahatlah dengan tenang. Dan aku akan membalas semua perlakuan mereka terhadapmu,” ucap Claren kepada dirinya sendiri. Seakan ia sedang bicara dengan jiwa Clara yang asli.
Claren tahu, Clara yang asli sudah mati ketika ia mengambil alih tubuhnya.
Claren kini celingukan. Tubuhnya terasa sakit dan lemah tetapi ia memang harus keluar dari sini.
“ sebenarnya kenapa tidak ada orang yang lewat sih?” gerutunya lagi.
Saat ini, sekolah memang sedang melakukan kegiatan Class Meeting setelah ada ujian semester 1. Tentu saja semua orang tengah bersenang – senang dengan kegiatan mereka di luar sana. Claren sekuat tenaga, menopang tubuh gemuknya. Mencoba untuk berdiri dan melangkahkan kakinya untuk meninggalkan area klub renang. Beruntung,di belakang klub ini ada pintu yang menuju ke luar sekolah. Pintu yang selalu digunakan untuk membolos beberapa siswa yang nakal.
Claren menguatkan langkahnya. Meski tertatih, ia dengan pasti mulai menjauh dari area sekolah. Tiba – tiba, dalam hati ia bergumam.
‘ Balas dendam pasti akan aku lakukan! Tidak ada ceritanya seorang 'Dead Rose' bakal diam saja saat terusik!’
‘ Tapi, ada yang lebih penting dari hal ini, AKU HARUS MENURUNKAN BERAT BADAN!’ tekad Clare dalam hati.
Tubuh Clara yang perlahan menghilang melalui pintu belakang itu,tidak sadar ketika ada sepasang mata dengan sorot tajam tengah mengamatinya.
...****************...
Setelah kurang dari tiga jam berjalan kaki dengan sangat pelan, Claren sampai di sebuah kamar kontrakan kecil nan kumuh. Ingatan dari tubuh aslinya menuntunnya ke tempat tinggal tubuh asli Clara. Saat Melihat bangunan kecil yang hanya berukuran 3x4 meter ini Claren langsung menghembuskan nafas kasar.
‘ Haah, mau bagaimana lagi. Jalani dulu, aku harus memulihkan luka – luka ini baru menyusun strategi’ batinnya lagi.
Ia memasuki ruangan sempit itu, tidak ia sangka jika ruangan di dalamnya begitu terawat dengan baik, Rapi dan harum. Jauh dari kesan kumuh seperti penampilan luarnya.
Claren melihat sebuah meja dipan kecil di samping kasur busa yang tipis dan tampak melesak ke dalam karena setiap hari mendapat siksaan dari badan Clara.
Di dipan itu ternyata ada sebuah kotak p3k yang cukup lengkap. Terlihat sekali jika hal inilah yang selalu Clara pakai untuk menutupi luka – lukanya.
Claren menelan pil penghilang nyeri dengan sekali teguk. Lalu ia mulai telaten merawat luka – luka memarnya. Gosok salep sana sini, lilit perban kanan dan kiri. Tidak lupa sebelumnya ia bersihkan menggunakan alkohol.
‘Yahhh, setidaknya luka – luka seperti ini sudah biasa kudapatkan,’ desahnya pelan.
‘ Clara, terima kasih dan aku minta maaf. Mulai sekarang aku akan mengambil alih tubuhmu. Mari kita membalas dendam kepada mereka yang sudah menindasmu!!’
. Tempat othor lagi mati lampu ini.. 😁😁
Selamat malam..
Jangan lupa tekan tombol Like nya..