selingkuhan suamiku merampok semua hartaku dan papaku, suamiku berubah saat bertemu wanita iblis bernama Syifa, aku tidak menyangka perubahan sikap yang ditunjukkan oleh suamiku karena pengaruh guna-guna wanita iblis bernama Syifa itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rika ananda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Richard terkena guna-guna
"Sudah malam, Mbah. Syifa pamit pulang," ujar Syifa dengan senyum manis, namun sorot matanya menyimpan kelicikan yang terselubung. Ia menatap wajah renta Mbah Sri dengan tatapan penuh harap, seakan menantikan pujian atas rencananya.
Mbah Sri, wanita tua dengan wajah keriput dan tatapan tajam itu, menangguk perlahan. "Pulanglah, Syifa. Ingat pesan Mbah. Jangan sampai ada yang tahu tentang ini. Besok pagi, kau lihat sendiri bagaimana Richard akan terpesona padamu."
Syifa tersenyum lebarkan bibirnya, menampakkan deretan gigi putih berkilat. "Tenang saja, Mbah. Syifa sudah memikirkan semuanya. Richard akan menjadi milik Syifa sepenuhnya."
Mbah Sri menggeleng kepala perlahan, "Jangan terlalu percaya diri, Syifa. Kekuatan susuk dan guna-guna ini bisa berbalik menyerang jika kau tidak hati-hati."
"Mbah tidak perlu khawatir. Syifa akan hati-hati," jawab Syifa, sambil mencium tangan Mbah Sri dengan hormat. "Syifa pamit, Mbah."
Syifa berjalan keluar dari rumah Mbah Sri, langkahnya ringan, namun matanya menyala-nyala dengan keinginan yang mendalam untuk mendapatkan Richard. Ia tak sabar menunggu besok pagi, ingin melihat reaksi Richard setelah terkena guna-guna.
"Besok pagi, Richard," gumam Syifa, sambil tersenyum licik. "Kau akan menjadi milikku."
Syifa menarik napas dalam-dalam setelah memasuki rumahnya. Perjalanan yang cukup lama membuat tubuhnya lelah. Ia langsung menuju kamar mandi dan menyalakan shower dengan air hangat.
Air hangat mengusir rasa lelah yang menyergap tubuhnya. Syifa menutup matanya dan menikmati sensasi air yang mengalir di kulitnya.
"Aku harus istirahat," gumam Syifa, sambil mengosok rambutnya dengan shampoo. "Besok pagi aku harus bertemu Richard dengan penampilan yang menarik."
Syifa menghidupkan musik dengan suara yang menenangkan. Ia menikmati suasana kamar mandi yang nyaman dan menenangkan.
Setelah mandi, Syifa langsung menganti pakaian tidur dan merebahkan dirinya di ranjang. Ia menutup matanya dan berusaha menenangkan pikirannya.
"Aku harus beristirahat," gumam Syifa, sambil menutup matanya. "Besok pagi aku harus bertemu Richard dengan penampilan yang menarik dan menunjukkan pesona ku pada Richard."
Syifa kemudian tertidur dengan nyenyak. Ia bermimpi tentang Richard yang terpesona padanya. Ia sangat menantikan besok pagi, ingin melihat reaksi Richard setelah terkena guna-guna.
"Richard," gumam Syifa, sambil tersenyum dalam tidurnya. "Kau akan menjadi milikku."
Sinar matahari pagi menembus celah tirai kamar Syifa, membuatnya terbangun dari tidurnya. Ia meregangkan tubuhnya dan tersenyum kembang kelopak.
"Pagi," gumam Syifa, sambil menarik selimut hingga ke dagu. Ia merasa gembira dan penuh energi. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu olehnya.
"Aku harus bersiap-siap," gumam Syifa, sambil bangun dari ranjang. Ia ingin menampilkan penampilan yang menarik di hadapan Richard.
Di tempat lain, Alice merasa aneh pada suaminya, Richard. Sejak pagi ini, Richard memperhatikannya dengan tatapan yang intens dan menyeramkan. Alice merasa tak nyaman dengan perhatian Richard yang terlalu berlebihan.
"Richard, ada apa sih kamu terus memandangi aku begitu?" tanya Alice, dengan nada yang sedikit tegang.
Richard tersenyum lebar, matanya berbinar-binar. "Aku hanya terpesona dengan kecantikan mu, Sayang," jawab Richard, dengan suara yang lembut namun mendalam.
Alice merasa merinding mendengar kata-kata Richard. Ia merasa ada yang tidak beres dengan suaminya.
"Kamu aneh, Richard," kata Alice, sambil berdiri dan menjauh dari Richard. "Aku pergi ke kantor dulu."
Richard menarik tangan Alice. "Jangan pergi," kata Richard, dengan suara yang sedikit kasar. "Aku ingin berbicara denganmu."
Alice menarik tangannya dengan paksa. "Tidak, Richard. Aku harus ke kantor."
Alice kemudian berlari meninggalkan Richard. Ia merasa takut dan bingung dengan perubahan perilaku suaminya yang mendadak.
"Ada apa dengan Richard?" gumam Alice, sambil berjalan menuju mobilnya. "Aku harus berhati-hati."
Alice melaju dengan mobilnya, hati nya masih dipenuhi kebingungan dan ketakutan. Perilaku Richard yang mendadak aneh masih menghantuinya. Ia merasa ada sesuatu yang salah dengan suaminya itu.
Sesampainya di kantor, Alice langsung menuju ruangannya. Ia membutuhkan waktu untuk menenangkan diri dan mencoba menghilangkan rasa takut yang menyergapnya.
"Ada apa dengan Richard?" gumam Alice, sambil menaruh tas di mejanya. "Aku harus mencari tahu."
Sementara itu, Richard menguntit Alice dari belakang. Ia memandu mobilnya dengan hati-hati, mengikuti Alice dari jarak yang aman. Namun, matanya tak berhenti memandang Alice dengan tatapan yang menyeramkan.
"Sayang," gumam Richard, sambil menguntit Alice. "Aku ingin segera memelukmu."
Richard merasa sangat rindu pada Syifa. Ia ingin segera bertemu dengan wanita yang telah membuatnya terpesona itu.
Setelah menghantar Alice ke kantor, Richard langsung berbelok dan menuju rumah Syifa. Ia merasa tak sabar ingin melihat wanita yang telah membuatnya tergila-gila itu.
"Syifa," gumam Richard, sambil menyetir mobilnya dengan cepat. "Aku ingin segera memelukmu."
Richard terpikat oleh pesona Syifa. Ia merasa bahwa Syifa adalah wanita idamannya. Ia ingin menjalani hubungan asmara dengan Syifa dan meninggalkan Alice untuk selamanya.
"Aku akan meninggalkan Alice untukmu," gumam Richard, sambil tersenyum sendiri. "Kau adalah wanita idamanku."
Richard kemudian sampai di depan rumah Syifa. Ia langsung mengetuk pintu dengan kuat.
"Syifa," panggil Richard, dengan suara yang bergetar karena tak sabar. "Buka pintunya."
Pintu terbuka dengan lambat, menampakkan wajah Syifa yang terkejut. Ia tidak menyangka Richard akan datang secepat ini.
"Richard?" ucap Syifa, dengan suara yang bergetar karena kaget.
"Sayang," jawab Richard, dengan suara yang mendalam dan menarik. "Aku ingin segera memelukmu."
Richard langsung memeluk Syifa dengan erat. Syifa terkejut dengan perbuatan Richard. Namun, ia juga merasa senang. Guna-guna yang diberikan Mbah Sri sudah bereaksi.
"Richard," bisik Syifa, sambil membalas pelukan Richard. "Aku merindukanmu."
Richard mencium rambut Syifa dengan lembut. "Aku juga merindukanmu, Sayang," jawab Richard, dengan suara yang menyenangkan.
Syifa merasa bahagia. Rencananya berhasil. Richard terpesona padanya.
"Aku ingin memasuki rumahmu," kata Richard, sambil menarik Syifa masuk ke dalam rumah.
Syifa tersenyum kembang kelopak. "Silakan, Richard," jawab Syifa. "Rumahku adalah rumahmu."
Richard menuntun Syifa ke sofa dan menariknya duduk di pangkuannya. Ia kemudian mencium bibir Syifa dengan lembut.
"Aku sangat mencintai mu, Syifa," bisik Richard.
Syifa menutup matanya dan menikmati sentuhan Richard. Ia merasa bahagia dan puas. Rencananya berhasil. Richard sepenuhnya menjadi miliknya.
Syifa menarik tangan Richard, menuntunnya menuju kamar tidurnya. Ia merasa tak sabar ingin merasakan sentuhan Richard lagi. Ia sudah lama merindukan sentuhan suami Alice itu.
"Richard," bisik Syifa, sambil tersenyum manis. "Aku ingin kita berdua saja."
Richard menatap Syifa dengan tatapan yang penuh nafsu. "Aku juga ingin bersamamu, Sayang,"
Akhirnya mereka berdua melakukan adegan panas itu, Richard mendorong tubuh Syifa.
Dan mulai membuka kancing baju Syifa.
Dan menjelajah setiap jengkal tubuhnya, menciumnya dan memainkan gunung kembar milik Syifa, dia menancapkan pusakanya ke Aset milik syifa