Aditya, seorang gamer top dalam Astaroth Online, mendadak terbangun sebagai Spectra—karakter prajurit bayangan yang ia mainkan selama ini. Terjebak dalam dunia game yang kini menjadi nyata, ia harus beradaptasi dengan kekuatan dan tantangan yang sebelumnya hanya ia kenal secara digital. Bersama pedang legendaris dan kemampuan magisnya, Aditya memulai petualangan berbahaya untuk mencari jawaban dan menemukan jalan pulang, sambil mengungkap misteri besar yang tersembunyi di balik dunia Astaroth Online.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LauraEll, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6 : Bertualang di Dark forest
Setelah meninggalkan istana, Spectra dan Dale melangkah cepat menuju guild petualang yang terletak di pusat kota. Suasana di sekitar mereka begitu hidup, penuh dengan petualang yang sedang bercakap-cakap, mempersiapkan diri untuk misi mereka. Dale terlihat sangat bersemangat, sebaliknya, Spectra masih merasa gugup dan cemas.
"Hei, Dale, kenapa kau begitu tertarik menjadi seorang petualang?" tanya Spectra, mencoba memecah keheningan.
Dale tersenyum lebar. "Bukankah tujuanmu ingin bertemu dengan orang-orang kuat? Begitu juga denganku. Tapi semuanya berubah saat aku bertemu denganmu, Spectra. Aku sadar, kemampuan ku masih jauh dari cukup."
Spectra menoleh dengan bingung. "Tunggu, jadi tujuan awalmu bukan untuk jadi petualang?"
"Ha-ha, sebenarnya aku sudah memiliki niat untuk menjadi petualang sejak lama," jawab Dale dengan suara ceria. "Dan tiba-tiba saja, aku merasa, petualanganku akan lebih seru jika dilakukan bersamamu, Tuan Spectra!"
Tawa ceria Dale menggema di udara, membuat Spectra sedikit lebih rileks, meskipun rasa gugupnya belum sepenuhnya hilang. Tak lama setelah itu, Dale menunjuk ke arah bangunan besar yang kini tampak jelas di hadapan mereka.
“Ini dia, Tuan Spectra! Guild Petualang!” serunya dengan penuh semangat.
Spectra menatap bangunan itu, mengangguk pelan, “Ya… aku tahu. Mari kita daftar.”
Begitu mereka memasuki guild, aroma makanan lezat dan suara tawa riang langsung menyambut mereka. Dale melangkah maju dengan percaya diri, sementara Spectra mengikuti di belakangnya, berusaha agar tidak menarik perhatian.
Mereka berjalan menuju meja pendaftaran yang dijaga oleh seorang wanita berambut merah yang memandang mereka dengan tatapan tajam.
“Selamat datang di Guild Petualang. Ada yang bisa saya bantu?” tanyanya dengan suara formal.
“Kami ingin mendaftar sebagai petualang!” jawab Dale dengan penuh semangat.
Wanita itu mengangkat alisnya dan bertanya, “Nama dan latar belakang kalian?”
“Aku Dale, dan ini Tuan Spectra. Kami baru saja memutuskan untuk memulai petualangan kami!” Dale menjelaskan dengan antusias, dan Spectra hanya mengangguk ringan sebagai konfirmasi.
“Baiklah, kalian harus mengisi formulir ini dan melewati ujian dasar untuk memastikan kelayakan kalian. Siap?” wanita itu menjelaskan sambil menyerahkan formulir pendaftaran.
“Hoo, jadi ada ujian juga, ya?” ucap Spectra dengan suara agak terkejut.
Setelah mengisi formulir dan melewati ujian, mereka akhirnya resmi terdaftar sebagai petualang.
“Kalian resmi terdaftar sebagai petualang,” wanita itu melanjutkan sambil menatap mereka dengan serius. “Aku akan menjelaskan beberapa aturan dasar Guild Petualang.”
“Sebagai pemula, kalian akan ditempatkan di peringkat F. Perlahan-lahan, kalian bisa menaikkan peringkat kalian berdasarkan performa. Seorang petualang hanya bisa mengambil misi sesuai dengan peringkatnya, dengan maksimum satu strip peringkat di atasnya. Misi yang jauh lebih tinggi dilarang keras. Setelah menyelesaikan misi, upah akan diberikan sesuai dengan keberhasilan misi. Apakah kalian mengerti?” jelasnya.
Dale dan Spectra mengangguk pelan, menunjukkan bahwa mereka mengerti.
“Sekarang, mari kita pilih misi pertama kita!” kata Dale, matanya berbinar penuh semangat.
Mereka berdua menuju papan misi yang penuh dengan berbagai tugas. Salah satu misi menarik perhatian mereka: “Mengumpulkan ramuan pemulihan di Dark Forest.”
“Ayo, kita ambil misi ini! Sepertinya seru!” Dale berseru dengan penuh semangat.
Spectra terlihat ragu sejenak, “Tapi… Dark Forest? Aku belum pernah mendengar wilayah itu sebelumnya.”
“Benarkah? Itu tidak terlalu jauh kok dari Eldenris. Hanya beberapa jam perjalanan dari sini,” jawab Dale dengan percaya diri.
“Tapi kenapa disebut Dark Forest? Kedengarannya seperti hutan angker, ya?” ujar Spectra, mencurigai nama hutan tersebut.
“Itulah yang membuatnya menarik! Kita bisa jadi petualang sejati!” Dale meyakinkan Spectra dengan senyum lebar.
“Yah, baiklah, setidaknya itu misi peringkat F yang cocok untuk pemula seperti kita,” kata Spectra dengan ragu, akhirnya mengalah.
Mereka pun memutuskan untuk mengambil misi tersebut dan bersiap untuk berangkat. Dengan peta di tangan dan semangat membara, mereka melangkah menuju Dark Forest, tidak sabar untuk memulai petualangan pertama mereka.
Perjalanan menuju Dark Forest cukup damai, meskipun Spectra merasa semakin cemas. Dale terus berbicara tentang kemungkinan harta karun dan petualangan yang akan mereka temui.
“Bayangkan kalau kita bisa menemukan ramuan langka yang sangat berharga! Kita akan jadi petualang terkenal!” kata Dale dengan antusias.
“Jangan terlalu berlebihan, ini hanya misi peringkat F,” jawab Spectra menenangkan, meskipun dirinya juga tertarik dengan apa yang akan mereka temui.
Saat mereka memasuki hutan, suasana langsung berubah. Pepohonan tinggi dan lebat menghalangi sinar matahari, dan udara terasa lebih dingin. Suara-suara aneh mulai terdengar, membuat suasana semakin misterius.
Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki di belakang mereka. Spectra menoleh dan melihat seorang wanita berpakaian hitam muncul dari balik pepohonan. Jantungnya berdegup kencang.
“Sialan, hantukah?!” gumam Spectra, merasa ketakutan.
“Hati-hati!” Dale berteriak, menatap wanita itu dengan waspada.
Wanita itu tersenyum misterius. “Aku adalah penjaga hutan ini. Apa yang kalian lakukan di sini?”
Spectra, yang mulai merasa terjebak antara rasa takut dan rasa ingin tahu, menjawab dengan suara gemetar, “K-kami hanya ingin mengumpulkan ramuan pemulihan.”
“Ramuan? Hm, banyak hal yang bisa kalian temui di sini, tetapi hati-hati. Hutan ini tidak selalu ramah,” wanita itu memperingatkan mereka dengan tatapan tajam.
Dale, yang tidak merasa takut, melangkah maju dengan percaya diri. “Kami siap menghadapi tantangan! Kami adalah petualang!”
Spectra merasa sedikit terinspirasi mendengar ucapan Dale, dan perlahan mengumpulkan keberaniannya. “Ya, kami akan berhasil! Terima kasih atas peringatannya.”
Wanita itu tersenyum lebar. “Baiklah, jika kalian berani, buktikan dirimu. Ramuan itu ada di gua di ujung hutan. Jika kalian benar-benar ingin mencapainya, buktikan bahwa kalian pantas mendapatkannya.”
Setelah wanita itu menghilang ke dalam bayang-bayang, Spectra merasakan sedikit rasa percaya diri. “Kita bisa melakukannya, Dale. Kita hanya perlu fokus dan tidak panik.”
“Hahaha, bukannya Tuan Spectra yang panik barusan?” ejek Dale.
“Diam kau, ayo segera temukan ramuan itu dan keluar dari sini!” jawab Spectra kesal.
Dengan semangat baru, mereka melanjutkan perjalanan ke dalam hutan, siap menghadapi tantangan yang ada di depan mereka. Walaupun ketakutan terhadap wanita misterius itu masih ada, Spectra bertekad untuk tetap maju.
Setelah melewati beberapa pohon besar dan semak-semak lebat, mereka tiba di mulut gua yang gelap dan menyeramkan. Suara gemericik air terdengar dari dalam, dan suasana semakin mencekam.
“Aneh, tidak ada satupun monster yang menyerang kita dalam perjalanan,” ujar Spectra, merasakan ada yang aneh.
“Sudahlah, Tuan, tak perlu terlalu dipikirkan. Itu dia guanya!” kata Dale, matanya berbinar.
“Mari masuk!” seru Dale dengan penuh semangat.
“Y-ya, tapi hati-hati,” jawab Spectra, merasakan ketegangan di udara. Mereka melangkah masuk.
“Ter terlalu gelap, kita tak bisa melihat apapun,” ujar Dale.
“Serahkan padaku!” jawab Spectra dengan percaya diri.
Light!
Spectra mengarahkan tangannya ke depan dan seketika muncul lingkaran cahaya yang menyinari mereka.
“Wah, Tuan ternyata bisa menggunakan sihir cahaya?” tanya Dale dengan kagum.
Di dalam gua, dinding-dindingnya berkilau dengan mineral yang bersinar lembut. Namun, saat mereka melangkah lebih dalam, suara aneh mulai terdengar, seolah ada sesuatu yang bergerak di sekitar mereka.
Tiba-tiba, dari kegelapan, muncul sekelompok makhluk kecil berbulu dengan satu mata yang menyala. Mereka terlihat agresif dan siap menyerang!
“Dale, belakangmu!” teriak Spectra, mendorong Dale menjauh saat makhluk-makhluk itu melompat ke arah mereka.
Dale segera menarik pedangnya. “Hahaha... Makhluk kecil ini ingin mati, ya!” serunya, penuh percaya diri.
Spectra ingin menggunakan sihir untuk lengasung melenyapkan para monster itu, namun dia mengurungkan niat nya karena takut gua tersebut runtuh dan menimpa mereka.
Dengan sigap, Spectra juga mengeluarkan pedang Kubikiri. "Aku akan urus bagian depan, kau bereskan yang di belakang"
"Aye-aye...."
Mereka berdua melawan makhluk-makhluk itu dengan serangan yang terkoordinasi. Spectra menyerang musuh yang bergerak dari depan sementara Dale mengurus bagian belakang.
*HYAAHHH!!!
Dalam sekejap, mereka berhasil mengalahkan beberapa makhluk, tetapi lebih banyak lagi yang datang.
“Ini tidak ada habisnya!” seru Dale, kelelahan.
“Jangan mengeluh cepat habiskan mereka dan segera temukan ramuan pemulihan nya" Spectra berteriak, berusaha menguatkan semangatnya.
Mereka terus bertarung sambil mencari keberadaan ramuan pemulihan tersebut.
Saat mereka terus bertarung, Spectra melihat cahaya berkilau dari ujung gua. “Itu dia! Ramuan pemulihan!” teriaknya.
“Lari ke sana!” Spectra memimpin, dan mereka berdua bergegas menuju cahaya tersebut. Namun, makhluk-makhluk itu semakin agresif, menyerang mereka dengan lebih ganas.
Benar saja, disana Spectra melihat kolam yang berisi air yah bersinar-sinar.
"Tidak salah lagi, ini pasti ramuan nya!"
“Dale, tutupi aku!” Spectra berteriak saat dia berusaha mendekati ramuan itu.
Dale mengangguk, berusaha menghadang makhluk yang mendekat. Dengan keberanian yang baru ditemukan, dia melompat dan mengayunkan pedangnya, menghalau serangan makhluk-makhluk itu.
"Aku tidak akan membiarkan kalian lewat bwahahaa..."
Tak lama kemudian Spectra pun berhasil megambil beberapa botol ramuan pemulihan tersebut.
“Aku mendapatkanya!” teriaknya dengan gembira, tetapi saat itu, makhluk terbesar dari kelompok itu muncul, siap menyerang mereka.
“Dale, hati-hati!” Spectra berteriak. Namun, peringatan itu datang terlambat. Makhluk besar itu sudah melompat ke arah Dale.
BOOMM...!!!
Dinding gua bergetar hebat akibat serangan monster tersebut. Tanpa berpikir panjang, Spectra berlari, tekadnya bulat untuk menyelamatkan Dale. Namun, sebelum ia sempat mendekat, suara ledakan lain menggema di dalam gua.
CRITICAL LANCER!!!
BOOM...!!!
Makhluk raksasa itu hancur seketika, pecahan tubuhnya tersebar, dan darah berhamburan seperti hujan merah yang mencekam.
“Sial, makhluk berbulu itu berani sekali menjatuhkan tubuh besarnya ke arahku,” gerutu Dale, yang ternyata berhasil menghabisi monster itu hanya dengan satu serangan.
Melihat kekuatan mengerikan yang dimiliki Dale, para monster lainnya langsung mundur, berteriak ketakutan.
KYAKKKKHHH!!!
“Kau membuatku cemas saja,” ujar Spectra, melepaskan napas lega.
“Hei, kau pikir aku akan kalah hanya dengan serangan lemah seperti itu?” Dale tertawa sambil menyeringai.
“Sudahlah, kita sudah mendapatkan ramuan yang kita cari. Ayo cepat keluar dari sini!” ajak Spectra sambil mengajak Dale untuk segera meninggalkan tempat tersebut.