Perilaku Bejat Suamiku

Hendra yang mendapat dorongan dari Dimas seketika merasa kesal. Ia segera beranjak berdiri dan mendekat ke ayah Dimas.

"Maksud lo apa dorong-dorong gua?." Hendra yang menunjuk ke arah Dimas.

"Ngga perlu nunjuk-nunjuk." Dimas langsung menepis tangan Hendra.

"Kenapa? lo gak suka gua tunjuk?."

"Saya lebih ngga suka melihat laki-laki yang beraninya sama wanita saja. Seharusnya anda ini tahu malu sebagai seorang laki-laki. Ngga bersikap kurang ajar kepada seorang wanita yang jelas sekarang bukan istri anda." Ucap Dimas.

Hendra yang mendengar ucapan Dimas seketika tersenyum kecut. "Oh jadi lo cemburu? lo cemburu karena Naomi atau Kania mantan istri lo itu yang sekarang jadi pacar gua?."

"Sori masalah Kania ambil saja. Saya sudah tidak butuh. Saya justru bersyukur bisa lepas dari seorang wanita yang hanya gila harta dan suka gonta-ganti peria. Lihat saja sebentar lagi pasti Kania akan meninggalkan anda, Karena dia adalah wanita hidung belang."

"Halah ngomong saja lo cemburu.. pake jelek-jelekin mantan istri lo. Sebenarnya gua yang sudah malas sama tuh cewek, sudah ngga menarik. Ternyata lebih cantikan mantan istri gua." Hendra yang mengeringkan mata kanannya ke arah Naomi.

Naomi yang mendapat tatapan kurang ajar dari Hendra seketika mengalihkan pandangannya. Naomi benar-benar merasa muak dan ingin muntah.

"Mending anda pergi dari hotel ini.. atau saya akan panggilan security." ancam Dimas.

"Siapa kamu beraninya kamu menyuruh ku? apakah benar kamu suami Naomi?."

Dimas yang mendapat pertanyaan dari Hendra seketika hanya diam sambil melirik ke arah Naomi. Karena Dimas dan Naomi tidak ada hubungan apa-apa.

"Sudah lah ndra.. mending kamu pergi sekarang, jangan menganggu ku lagi. Aku sudah tidak mau berurusan sama kamu. Aku tidak mengganggu hidup mu, jadi jangan mengganggu hidup ku."

"Tapi kamu yang menghancurkan hidup ku Naomi, kamu menceraikan ku dan menjauhkan ku dari anak ku, lalu memecat ku dari perusahaan ayahmu, lalu kamu mengusirku, dan gara-gara kamu juga Maya menceraikan ku." Hendra yang menatap ke arah Naomi.

"Bukan aku yang menghancurkan hidup mu. Tapi kamu sendiri yang menghancurkan hidup mu! mati-matian aku meminta restu kepada kedua orang tua ku untuk menikah dengan mu, tapi apa yang kamu berikan kepada ku? setelah kedua orang tua ku mulai percaya kepada mu kau justru mengkhianati ku. Kau selalu bergonta-ganti wanita, bahkan kau menghamili mereka.. salah ku adalah dulu mau menikah dengan laki-laki seperti mu." Naomi yang menatap benci ke arah Hendra.

"Dan sekarang kau mau mengakui bahwa Lova adalah anak mu? apakah kau gila? Mungkin Lova adalah hasil hubungan kita. Tapi Lova tumbuh besar dengan ku. Dan akan ku pastikan tidak ada setitik pun sifat hingga perilaku Lova seperti mu yang menjijikan, dan satu lagi aku tidak akan pernah menceritakan apapun tentang mu di harapan Lova." Lanjut Naomi.

Dimas yang mendengar ucapan Naomi seketika menjadi tahu apa penyebab perceraian Naomi dan Hendra. Ternyata nasib pernikahan Naomi persis seperti dirinya yang di khianati hanya karena orang ke tiga. Hanya saja Naomi tidak di tinggalkan oleh Hendra beda dengan Kania yang rela meninggalkan Dimas dan Elang.

"Tapi dulu aku sudah berusaha untuk meminta maaf kepadamu, dan memperbaiki semua nya, tapi apa? orang tua mu tetap saja mengusir ku, dan memecat ku."

"Apa kamu gila dulu aku akan tetap menerima maaf dari mu? kesalahan mu terlalu fatal. Di saat aku hamil besar, justru kau sedang bercumbu dengan seorang wanita bahkan aku adalah istri kedua."

Dimas yang terus mendengar ucapan-ucapan Naomi tentang Hendra seketika tersenyum kecut. "Pantas saja anda dan Kania tampak serasi, ternyata kalian sama-sama saling melengkapi. Yang satu barang murahan, yang satu nya suka mungut barang murah."

"Diem lo! ngga usah ikut campur!." Hendra yang langsung mendorong tubuh Dimas.

Dimas yang mendapat dorongan dari Hendra seketika langsung mendorong balik badan Hendra. "Kenapa? Saya tidak suka melihat wanita di perlakuan tidak baik oleh laki-laki pengecut seperti anda."

"Brengsek!." Hendra yang mencoba melayangkan tangannya untuk memukul Dimas, namun dengan cepat Dimas menepis tangan Hendra.

Dimas tidak melakukan apapun, ia hanya kembali mendorong tubuh Hendra hingga Hendra tersungkur ke lantai.

Hendra yang merasa di permalukan seketika kembali beranjak berdiri lalu meraih pisau kecil dari sebaliknya celananya.

"Sialan. Akan ku bunuh kau brengsek!."

Naomi yang melihat Hendra membawa senjata tajam seketika menjadi panik. Naomi tidak menyangka jika Hendra datang menemuinya sambil membawa pisau.

"Mati kau!." Hendra yang bersiap untuk menusuk Dimas, namun dengan cepat Dimas berjalan mundur, dan hanya terkena telapak tangannya.

Naomi bisa melihat dari telapak tangan Dimas mengeluarkan darah, Naomi yang melihat darah seketika semakin panik dan takut, takut jika terjadi sesuatu dengan Dimas.

Dimas yang tertusuk di bagian tangannya langsung mendorong dan memukul wajah Hendra hingga Hendra terhuyung dan jatuh ke lantai, bahkan pisau yang di pegang Hendra pun jatuh di lantai.

Hendra meringis kesakitan karena hidung nya berdarah. Hendra pun kembali meraih pisau nya dan beranjak berdiri. Naomi yang melihat Hendra semakin membabi buta langsung berdiri di depan Dimas.

"Sakiti saja aku, jangan sakiti dia, dia tidak tahu tentang permasalah keluarga kita. Kalau memang kau ingin membunuh dia, bunuh lah aku untuk yang kedua kalinya. Tapi ingat bunuh lah aku hingga aku mati, jangan kau bunuh aku seperti dulu, sakit tapi tidak berdarah!." Teriak Naomi.

Hendra yang melihat di depannya justru Naomi Bukan Dimas seketika langsung menghentikan aksinya yang sudah bersiap untuk menusuk.

"Itu pak orang nya yang pake jaket hitam, dia sudah membuat onar, bahkan membawa senjata tajam." Ucap seorang laki-laki dengan dua security di belakangnya yang menunjuk ke arah Hendra.

Hendra yang melihat kehadiran dua security di hotel tersebut seketika langsung berlari untuk kabur. Hendra tidak mau tertangkap, karena bisa-bisa dia akan masuk penjara.

"He jangan lari!." teriak salah satu security lalu berlari untuk mengejar Hendra.