Genre: Petualangan, Misteri, Fantasi
Garis Besar Cerita:
Perjalanan Kael adalah kisah tentang penemuan diri, pengorbanan, dan pertarungan antara memilih untuk berpegang pada prinsip atau membiarkan kekuasaan mengendalikan takdir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xyro8978, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jejak Yang Terlupakan
Langkah Awal di Dunia Baru
Kael dan Kiran menelusuri padang luas yang membentang di hadapan mereka, dikelilingi oleh aroma asing yang memenuhi udara. Langkah mereka terasa berat, bukan hanya karena suasana yang menekan, tetapi juga karena kehadiran energi yang mengalir di sekitar mereka, seolah-olah setiap molekul udara memancarkan kehidupan yang tidak pernah mereka temui sebelumnya.
"Ini seperti... dunia yang hidup," ujar Kiran sambil memperhatikan rumput yang bersinar lemah saat disentuh.
Kael hanya mengangguk. Pikiran dan matanya terfokus pada struktur misterius yang terlihat di kejauhan. Bangunan-bangunan itu menjulang tinggi, dengan desain yang tidak menyerupai apa pun di dunia asal mereka. Cahaya biru yang berasal dari prisma di tangannya kadang-kadang berdenyut, seolah-olah merespons lingkungan di sekitarnya.
"Bangunan itu mungkin punya jawaban," ujar Kael akhirnya, suaranya mantap.
Kiran menatap sahabatnya dengan skeptis. "Atau mungkin bahaya baru."
Kael tersenyum kecil. "Kau selalu bisa berharap yang terbaik, bukan?"
Keduanya terus melangkah, perlahan namun pasti, menuju pusat dunia baru ini.
Peringatan dari Masa Lalu
Saat mereka mendekati struktur itu, suara aneh mulai terdengar. Seperti bisikan, namun terlalu asing untuk dipahami. Kiran berhenti, matanya menyipit.
"Apa kau dengar itu?"
Kael mengangguk, menajamkan pendengarannya. Bisikan itu semakin jelas, meski tetap sulit dimengerti. Namun, satu kata terdengar lebih jelas dibanding yang lain: kembali.
"Kembali?" Kiran mengulang, bingung.
Namun, sebelum mereka bisa berpikir lebih jauh, tanah di bawah mereka mulai bergetar. Tiba-tiba, sosok bayangan muncul dari tanah, membentuk makhluk humanoid yang tampak seperti kumpulan asap hitam dengan mata merah menyala.
"Siapakah kalian yang berani melangkah ke wilayah ini?" suara makhluk itu menggelegar.
"Kami hanya mencari jawaban," balas Kael dengan tegas.
Makhluk itu mendekat, mengamati mereka dengan tatapan tajam. "Jawaban selalu membawa kehancuran. Pergilah sebelum kalian membuka sesuatu yang tidak bisa ditutup lagi."
Kael mengangkat prisma biru di tangannya. "Kami tidak akan mundur. Jika kami dipilih oleh kunci ini, maka ini adalah jalan kami."
Makhluk itu terdiam, kemudian tertawa rendah. "Kalian pikir itu hadiah? Kalian bahkan tidak tahu apa yang telah kalian mulai. Jika ingin melanjutkan, kalian harus melewati aku terlebih dahulu."
Pertarungan Pertama
Bayangan itu melesat dengan kecepatan luar biasa, menyerang Kael dan Kiran secara bersamaan. Kiran segera menarik pedang kecil dari pinggangnya, sementara Kael mencoba menahan serangan dengan energi dari prisma.
"Kiran, hati-hati!" teriak Kael saat bayangan itu berputar dan menyerang dari belakang.
Mereka berdua bekerja sama, mencoba mencari kelemahan musuh. Namun, setiap kali mereka berhasil menyerang, tubuh makhluk itu kembali menyatu, seperti tidak bisa dihancurkan.
"Kita tidak bisa terus seperti ini!" ujar Kiran, mulai kehabisan napas.
Kael mengamati sekeliling, mencoba menemukan solusi. Prisma di tangannya tiba-tiba mulai bersinar lebih terang, seolah-olah merespons kekacauan di sekitar mereka.
"Prisma ini... mungkin ini kuncinya!" Kael berseru.
Ia mengangkat prisma itu tinggi-tinggi, membiarkannya memancarkan cahaya biru yang semakin terang. Cahaya itu mengenai bayangan, membuat makhluk itu menjerit kesakitan. Tubuhnya mulai memudar, perlahan menghilang ke dalam ketiadaan.
Namun, sebelum benar-benar lenyap, makhluk itu meninggalkan peringatan. "Gerbang telah terbuka. Tidak ada jalan kembali. Bersiaplah untuk menghadapi konsekuensinya."
Menuju Kebenaran
Setelah pertarungan selesai, Kael dan Kiran berdiri dalam diam, mencoba memahami apa yang baru saja terjadi.
"Kita tidak bisa mundur sekarang," ujar Kiran akhirnya, suaranya penuh keyakinan.
Kael mengangguk. "Tidak. Dan aku rasa, semakin jauh kita melangkah, semakin banyak kebenaran yang akan terungkap."
Mereka kembali berjalan menuju struktur megah di depan mereka, kali ini dengan tekad yang lebih besar. Di dalam hati mereka, tersimpan pertanyaan yang sama: Apa yang sebenarnya menanti di balik semua ini?
Di Tempat Lain
Di sudut dunia baru itu, sosok berjubah hitam yang sama kembali mengamati dari kejauhan.
"Mereka berhasil melewati penjaga pertama," ujar sosok pertama.
"Namun, itu baru permulaan," balas sosok kedua. "Jika mereka ingin menemukan inti dunia ini, mereka harus menghadapi kebenaran yang tidak akan mereka pahami."
Sosok ketiga, kali ini dengan nada cemas, bertanya, "Apa yang terjadi jika mereka menemukan kebenaran itu?"
Sosok pertama tersenyum tipis. "Mereka akan menjadi ancaman bagi seluruh keseimbangan dunia. Tapi itulah ujian sejati. Jika mereka layak, mereka akan bertahan. Jika tidak..."
Dia tidak menyelesaikan kalimatnya, namun suasana yang mengelilingi mereka cukup untuk menjelaskan maksudnya.
😄😄😄
Good job...!!!