"Lepaskan aku!" pekik Jasmine.
Namun tak satu pun dari mereka menggubris nya. Jasmine tetap di bawa paksa oleh beberapa l pria bertubuh kekar itu.
"Aku mohon pada kalian! Tolong lepaskan aku!" mohon nya pada mereka.
Tak berapa lama Wanita nama Madam Bennett tiba di sana. Bennett meminta mereka mengurungnya di dalam kamar. Sementara Jasmine terus saja memohon untuk di lepaskan.
"Nyonya tolong lepaskan saya!" pintanya namun Madam Bennett tak menggubris.
Jasmine meratapi nasibnya. Paman dan bibi nya telah menjualnya pada seorang mucikari yang bernama Madam Bennett. Hatinya sangat hancur. Tak berapa lama pintu kamarnya terbuka.. Seorang Prie menariknya keluar.
"Ayo cepat jalan! kau lelet sekali!" bentak nya.
Pria itu merupakan kaki kanan Madam Bennett. Karena ada tamu yang ingin membeli jasa nya .
"Ini dia tuan! Masih perawan!" ucap Madam Bennett.
Jasmine terbelalak ia tak tahu harus bagaimana. Ia mencoba memohon pada pria itu agar melepaskannya.
"Tuan tolong saya!".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irh Djuanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di gigit ular
Toni dan Edward membawa para penyusup ke markas mereka. Tiga diantaranya masih hidup sementara dia lainnya mati karena melawan mereka.
"Besar juga nyali kalian!" ucap Toni pada mereka
Cuih
"Bajingan seperti kalian pantas mati!" sahut tawanan itu.
Toni dan Edward tertawa sumbang. Sudah tak berdaya tapi masih bisa melawan. Toni menyarankan agar melepas mereka dan mengajak mereka duel.
"Oh, jadi kau menantang ku! Baiklah buka ikatan nya! Aku ingin tahu berapa besar kemampuan nya bertarung!" sahut Edward.
"Apa yang kau lakukan? Kau tahu bukan kita tak boleh menghabisi mereka!" cegah Toni.
"Kau tenang saja! Aku tak akan sampai membunuhnya!" sahut Edward.
Lantas anak buah mereka membuka salah satu ikatan tawanan itu. Lantas memberikannya sebilah belati untuk bertahan. Edward yang jago dalam bela diri hanya menggunakan tangan kosong untuk melawannya.
"Ayo maju!" ucap Edward.
Lantas mereka pun bertarung habis-habisan. Edward hampir saja terkena tusukan belati itu hingga ia terpaksa melumpuhkan nya dengan mematahkan rahangnya.Dalam sekejap pria itu lantas ambruk dan mati sia-sia.
"Oh my God! Kenapa kau malah mati!" celetuk Edward.
Toni hanya menggeleng. Lantas kedua orang yang masih hidup itu menatap ngeri melihat rekannya langsung mati seketika.
"Cepat bereskan mayatnya sebelum tuan Eiger melihat nya!" Tita Toni.
"Aku tak sengaja membunuhnya! " ucap Edward.
Toni hanya berjalan dan meninggalkan rekan nya itu. Tak berapa lama Eiger tiba di markas.
"Selamat siang tuan!" ucap Toni.
Edward hanya membungkukkan badannya. Lantas Eiger masuk ke dalam sel.
"Keluarkan mereka!" titah Eiger.
Eiger merasa kesal sebebas itu mereka dengan percaya diri masuk ke Mansion nya. Eiger mencengkram rahang salah satu dari mereka.
"Berani sekali kalian memasuki Mansion ku!Apa kalian bosan hidup!" ucap Eiger.
Tubuh tawanan itu bergetar keringat mengucur di seluruh tubuhnya. Baru kali ini mereka melihat langsung Eiger dengan jelas. Tubuh tinggi badan kekar dan raut wajah sangat seram namun tampan ya guys.
"Katakan apa yang di rencanakan Frank?! "
"Kami tidak tahu tuan! Ampuni kami tuan!" sahut tawanan itu terbata-bata.
Eiger tertawa sumbang. Sungguh alasan yang sangat lucu. Mereka berkata Seolah-olah tak tahu apa-apa. Hal itu malah membuat Eiger geram.
"Kau masih melindungi tuan mu itu! Baiklah, sekali lagi aku tanya, Apa yang direncanakan Frank?" geramnya.
Kali ini Eiger menodongkan pistol kedalam mulutnya hingga pria itu akhirnya membuka mulut.
"Kami ingin menculik gadis itu!" sahutnya seketika.Eiger merasa geram lantas menarik pelatuknya hingga pria itu mati seketika.
Dor
Sementara pria yang berada di dekatnya hanya bisa menunduk takut. Ia pasti bakalan berakhir seperti rekannya. Eiger membersihkan tangannya yang terkena darah pria itu lantas menyuruh Toni untuk melepaskan pria yang masih hidup itu.
"Lepaskan dia! Biarkan dia pergi!" titah Eiger.
Awalnya Toni agak ragu melakukanya namun Edward yakin itu adalah jalan menuju Frank. Hanya orang-orang Frank yang tahu di mana posisi Frank saat ini.
"Tuan terimakasih atas kemurahan hatimu!" ucap pria itu.
Eiger tak menggubris lantas ia menyuruh mereka untuk mengantarnya. Sementara anak buah yang lain segera diperintahkan Eiger untuk mengikuti kemana pria itu pergi.
"Cepat ikuti dia! Jangan sampai lolos! " titah Eiger.
Sementara Jasmine masih berada di vila Eiger meninggalkannya saat Jasmine masih tertidur. Namun sampai jam segini Eiger belum menampakan batang hidungnya. Jasmine keluar dari Vila dan berjalan-jalan di sekiranya Vila tersebut.
"Nyonya, lebih baik anda masuk saja!" ucap pengawal yang berada di sana.
"Tidak apa-apa, aku hanya sebentar! Kau tahu kemana suamiku pergi?" tanya Jasmine.
"Maaf nyonya, saya tidak tahu!" sahut nya.
Lantas Jasmine mengangguk dan meninggalkan pengawal itu. Jasmine memetik bunga liar yang berada di sana. Pengawal itu terus mengikuti kemana pun Jasmine melangkah.
"Bisakah kau tetap di sana?" ucap Jasmine.
Lantas pengawal itu pun menurut. Ia hanya melihat Jasmine yang semakin jauh. Tiba-tiba Jasmine berteriak.
"Aaahhhh"
Pengawal itu pun segera menghampirinya. Jasmine telah terkulai lemas sontak pengawal itu menggendongnya.
"Apa yang kau lakukan?!" pekik Eiger.
Eiger terkejut ketika diri ya baru sampai di sana. Dia melihat pengawal itu menggendong istrinya.
"Tuan nyonya pingsan!" sahutnya.
Eiger langsung mengambil nya dari gendongan pengawal itu lantas memintanya untuk segera menghubungi Mario.
"Cepat hubungi Mario!"
"Baik tuan!".
Eiger membuka cadar nya dan melihat wajah Jasmine sudah pucat dan bibirnya membiru. Dari kakinya terlihat bekas gigitan ular.
" Oh my God!"
Eiger segera menekan bekas luka gigitan itu. Tak berapa lama kemudian Mario sampai di Vila.
"Apa yang terjadi?" tanya Mario.
"Dia digigit ular!"
Mario terdiam sejenak. Ia melihat wajah Jasmine dengan jelas. Wanita itu sangat cantik.
"Apa yang kau lihat! Cepat obati istriku! " bentak nya.
Eiger baru tersadar bahwa ia lupa menutup kembali cadar istrinya. Mario memasukkan Ramayana ke mulut Jasmine.
"Bantu aku buka mulutnya!" ucap Mario.
Eiger memegang tubuhnya dan membuka mulut istrinya perlahan sementara Mario langsung memasukan cairan ke dalam mulutnya.
"Aku akan menyuntik nya! Tapi bagaimana aku melakukannya? tubuhnya sangat tertutup!" ucap Mario.
"Di lengannya saja!"
"Tidak bisa! Harus di paha yang terkena gigitan itu!".
Dengan berat hati Eiger menarik gamisnya dan membuka sebagian kaki jenjang Jasmine. Mario hanya tersenyum melihat Eiger yang tidak rela itu.
" Aku tidak akan menerkamnya! Kau tidak perlu takut!"ucap Mario
Eiger merasa malu mendengar ucapan Mario. Entah mengapa Eiger tidak rela siapa pun menyentuh istrinya.
"Mulai saat ini aku akan membawa asisten ku untuk memeriksa istrimu!" ucap Mario.
"Kenapa kau tak dari awal melakukan itu!" tegas Eiger.
"Pengawal mu tak mengatakan apa pun!" sahutnya.
Mereka keluar dari kamar dan membiarkan Jasmine beristirahat.
"Untuk saja bukan ular berbisa! Jika tidak pasti nyawa istrimu sudah melayang!" ucap Mario
"Jaga mulut mu!".
Mario tersenyum simpul melihat kekhawatiran Eiger pada istrinya. Mario menyalin jika Eiger sangat mencintai gadis itu.
" Kau mencintainya?"tanya Mario.
Eiger menatap nya lantas membuang nafasnya pelan.
"Entahlah! Bagiku gadis itu lebih dari 4 miliar yang ku beli!"
Mario mengerutkan dahinya. "Kau membelinya?"
Eiger mengangguk. Lantas menceritakan bagaimana gadis itu bisa sampai di sini dan berakhir menjadi istrinya.
"Kau sudah melakukannya?" tanya Mario.
"Kau mengintrogasi ku?! Berani sekali kau menanyakan hal itu!" sahut Eiger .
Mario hanya tertawa melihat sahabat itu. Kini Mario tahu jika Eiger pasti akan berubah demi wanita yang dia cintai.
"Baiklah aku akan pamit! Semoga kau selalu bahagia dan jaga dia baik-baik atau aku akan merebutnya nanti!" ucap Mario.
"Kau!".
Mario lantas meninggalkan Eiger yang masih kesal itu.
semakin penasaran bngt aq....
semakin kompleks ni cerita