NovelToon NovelToon
Malam Kelam Bersama Tuan William

Malam Kelam Bersama Tuan William

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Single Mom / Hamil di luar nikah
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: leni nurleni

Sebuah tragedi malam kelam harus dialami oleh Claudya Mariabela, Gadis berusia 19 tahun itu harus menanggung beban berat karena mengandung benih dari seorang William Aldenandra.
Claudya adalah gadis muda yang masih duduk di bangku kuliah, sayangnya dia dijebak oleh sahabatnya sendiri. Claudya dijual oleh sahabatnya itu kepada seorang Pria hidung belang.

Malangnya nasib Claudya karena harus putus sekolah dan membesarkan anaknya seorang diri tanpa tahu kebenaran siapa Ayah dari anaknya yang dia kandung, Claudya sudah mati-matian mencari pria hidung belang yang tidur dengannya malam itu.

Banyaknya cacian dan makian yang Claudya dapatkan, tapi itu tak membuatnya menyerah untuk menghidupi anaknya. Hingga sebuah ketika dia di pertemukan dengan William yang ternyata sudah mempunyai seorang Istri.

Bagaimana kisah Claudya selanjutnya?

Yuk cari jawabannya di cerita ini ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon leni nurleni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8

"Papa!" teriak bahagia seorang anak perempuan menyambut kepulangan orang yang paling dia sayang, kaki kecilnya berhamburan untuk mendapatkan pelukan dari pria yang saat ini berusia 25 tahun itu.

"Agnia," sapa Zidan menatap pada bocah berusia 4 tahunan itu.

Agnia Mariabela, adalah putri dari Claudya. Selama ini Zidan dan Claudya lah yang membesarkan bayi itu bersama, walaupun sampai sekarang belum ada hubungan spesial antara Claudya dan Zidan tapi bagi Zidan dia sudah bahagia karena bisa menjadi orang tua yang baik untuk Agnia.

Zidan memeluk erat tubuh kecil Agnia, pagi ini Zidan baru kembali lagi ke Bandung karena selama satu bulan ini Zidan harus pergi ke kota Jakarta untuk bekerja, Agnia sangat merasa kehilangan karena tidak ada Zidan.

"Kau kembali? Cepat sekali?" tanya Claudya membawa kantong kresek yang isinya makanan karena Claudya baru saja pulang dari warung.

"Clau, aku berangkat sudah satu bulan dan kamu malah bertanya begitu? Aku tau kau masih belum puas, kan? Berduaan dengan kak Rian mu itu!" Zidan masih sama posesifnya seperti lima tahun yang lalu.

Hal itu membuat Claudya bahagia karena mendapatkan teman seperti Zidan, bukan itu saja bahkan Claudya juga punya Rian yang sudah menganggapnya sebagai kakaknya, Claudya seperti dikelilingi oleh orang-orang baik di kampung ini.

Walaupun tetangga di sana kurang suka pada Claudya yang rumahnya sering di datangi oleh laki-laki.

"Mama, lihat papa bawa mainan." Agnia menunjuk paper bag yang Zidan bawa.

Claudya menatap tajam pada Agnia.

"Sayang, jangan panggil paman Zidan 'Papa' paman Zidan itu belum punya anak," tegur Claudya.

"Gak masalah, Clau. Lagian aku juga tidak keberatan," sahut Zidan.

Claudya menggelengkan kepalanya.

"Tidak Zidan, aku gak mau orang lain berpikir hal yang macam-macam, sudah cukup aku mendengar ucapan orang-orang yang bilang kalau aku inilah itulah, sekarang aku sudah muak mendengarnya." Claudya menuntun Agnia untuk masuk kedalam rumah.

Zidan hanya tersenyum saja, salah dia karena sampai sekarang Zidan tidak pernah mengatakan perasaannya pada Claudya. Zidan terlalu takut ditolak oleh Claudya makannya dia betah hanya menjadi seorang teman saja, Zidan membayangkan kalau dia ditolak Claudya dan setelah penolakan itu pertemanan mereka menjadi rusak.

Hingga sampai sekarang Zidan masih belum berani mengatakan perasaannya pada Claudya.

"Clau, aku punya sesuatu untuk mu, kau cobalah." Zidan memberikan sebuah paper bag pada Claudya dan Claudya menerimanya dengan sangat bahagia karena selama ini memang Zidan selalu memberikan dia hadiah kalau ke kota.

Claudya langsung berjalan ke arah kamarnya, Claudya melihat pakaian yang Zidan belikan. Sebuah dress yang sangat cantik dengan renda yang polos, Claudya yakin kalau harganya sangat mahal.

Claudya memakai dress itu tapi sayangnya Claudya malah ingat pada kehidupannya lima tahun yang lalu.

Claudya sering memakai dress kalau dia menghadiri sebuah acara, Claudya juga sering mengoleksi dress seperti itu. Tapi sekarang jangankan dress seperti itu, pakaian saja sangat jarang Claudya beli karena keuangannya kurang.

Claudya juga tidak terlalu mementingkan penampilan karena yang paling penting bagi Claudya sekarang adalah kebahagiaan putrinya yang selalu banyak minta padanya.

Claudya melepaskan kembali dress yang baru saja melekat pada tubuhnya itu, rasanya Claudya malah ingat pada keluarganya, Claudya membuka ponselnya yang sudah satu minggu tidak dia buka karena terakhir kali Claudya melihat berita kalau orang tuanya mengadopsi anak berusia lima belas tahun.

Orang tuanya juga menyebarkan berita kalau Claudya saat ini sudah menikah dan tinggal diluar negeri, Mamanya juga tega mengatakan kalau Claudya sudah mulai lupa pada mereka hingga mereka mengadopsi seorang gadis berusia 15 tahun karena untuk menggantikan Claudya.

"Sudah lima tahun, Mah, Pah, apa kalian tidak merindukan aku? Untuk sekarang aku gak mungkin menghubungi kalian karena nomor baru kalian saja aku tidak punya, apa kalian lupa padaku?" Claudya menangis sambil menatap sebuah foto di galeri ponselnya.

Foto itu diambil saat Claudya baru saja lulus sekolah SMA, terlihat orang tuanya sangat bahagia sekali karena melihat Claudya bisa lulus dengan nilai paling tinggi, tapi sekarang Claudya benar-benar diabaikan oleh orang tuanya.

Selama lima tahun ini, orang tuanya bahkan tidak mengirimkan uang apa pun pada Claudya. Bahkan mereka juga tidak bertanya tentang Agnia, padahal Agnia adalah cucu pertama di keluarga itu.

Claudya mengusap air matanya yang mengalir membasahi pipinya, Claudya juga menatap pantulan dirinya di cermin supaya Zidan tidak tau kalau Claudya baru saja menangis.

"Clau, ayo makan malam." Zidan berteriak dari ambang pintu kamar Claudya.

"Ya, aku keluar sekarang," timbal Claudya.

Claudya, Agnia, dan Zidan makan bersama mereka menikmati waktu bersama walaupun mereka hanya sebatas teman tapi tetap saja Claudya sangat berterima kasih pada Zidan karena sudah membantunya selama ini.

Claudya memakan makanan itu dengan lahap, tak lupa dia juga menyuapi Agnia yang memang sangat lambat ketika makan.

Claudya menatap pada Zidan yang tengah makan tapi matanya fokus pada ponsel di tangannya, bagi Claudya hal itu sangat wajar karena Zidan adalah seorang pemimpin di perusahaan Papanya.

"Clau, bagaimana kalau kamu bekerja menjadi sekretaris aku saja? Gajinya lumayan dari pada jadi pelayan di cafe, kan?" Zidan bertanya sambil kembali menyuapkan makanan kedalam mulutnya.

Claudya berpikir sejenak sebelum mengambil keputusan itu.

"Ehm, tapi gak perlu lah, Zidan. Aku betah di sini, kalau aku kerja di perusahaan kamu otomatis aku harus pindah," ucap Claudya.

"Tidak perlu, aku yang akan antar jemput kamu nantinya." Zidan memberikan solusi untuk Claudya.

"Tapi aku gak enak nantinya sama papa kamu, aku malu Zidan. Sejak dahulu aku hanya bisa menyusahkan kamu saja," lirih Claudya.

"Clau, aku senang bisa membantu kamu. Lagian aku juga sudah menganggap kamu sebagai keluarga aku sendiri, ayolah Clau. Kamu itu sangat berpotensi untuk sukses, aku sangat tau sekolah kamu dahulu gimana, jadi kamu mau ya?" bujuk Zidan.

"Baiklah, aku akan bilang ke bos aku besok kalau aku akan berhenti bekerja di cafe." Claudya menyetujui ajakan Zidan.

"Kamu tenang saja kalau untuk Agnia, aku akan carikan baby sitter untuk mengurusnya, tapi mungkin aku akan memotong dari gaji kamu." Zidan berucap dengan sedikit ragu.

"Tidak masalah, asalkan Agnia aman." Claudya tersenyum sambil melanjutkan kembali makannya.

Sedangkan saat ini di kota sebrang, seorang Pria tengah menatap tajam pada Istrinya yang masih bermain dibelakangnya.

"Wanita jahanam seperti Karisa mana mungkin mau berubah," gumam William memandang istrinya jijik.

"Tuan William," sapa seseorang membuat William terkejut.

"Selamat pagi tuan Elfian, kenapa anda datang ke sini? Ada hal yang ingin anda lakukan?" tanya William.

"Tuan William, kedatangan saya kemari karena saya ingin memberi tahukan pada Anda kalau kami sangat berminat bekerja sama dengan anda," ujar Elfian pada William.

"Silahkan duduk tuan El, kita bicarakan masalah ini sambil menikmati secangkir teh hangat." William mempersilahkan Elfian untuk duduk disalah satu kursi cafe yang kosong.

Cafe itu adalah cafe milik William dan setiap minggunya William akan datang ke sana dan melihat Karisa yang selalu bertemu dengan kekasih gelapnya, Karisa adalah wanita kurang ajar yang tidak berpenduduk. kalau saja Karisa adalah wanita pintar mungkin dia tidak akan berselingkuh di sana karena resikonya hubungan mereka akan terungkap.

Karisa masih beruntung karena William selalu membelanya walaupun Karisa dengan terang-terangan berselingkuh di belakangnya.

1
Sri Suhartati
Kecewa
Leni Nurleni: Terima kasih sudah mampir kak.
maaf kalau tidak sesuai dengan keinginan kakak🙏🙏
total 1 replies
Sri Suhartati
Buruk
sunshine wings
Sahabat apa ini,mencelakai teman sendiri.. 😤😤😤😤😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!