NovelToon NovelToon
CEO Tampan Dingin Dan Manja

CEO Tampan Dingin Dan Manja

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Fitren

Zara Nabila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana untuk bisa membiayai kedua orangtuanya yang sedang sakit.

Tiba-tiba terjadi sesuatu yang membuatnya terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Alfa melajukan mobilnya dengan santai. Dia tidak ingin terburu-buru kembali ke kantornya karna tadi Roy menghubunginya mengatakan bahwa Zahra sudah berada dikantor dan sedang membersihkan ruangannya. Alfa berhenti disebuah cafe dekat dari kantornya. Hari ini memang tidak ada jadwal meeting atau apapun dikantor. Dia hanya memantau proyek Ayahnya yang berjalan dengan lancar. Didalam cafe, dia memesan ruang VIP kepada sang pelayan. Tapi sayang, ruang VIP sedang digunakan oleh orang lain dan hanya tersisa ruangan biasa yang artinya dia harus duduk bersama semua orang yang datang tanpa kecuali.

Akhirnya dia duduk disalah satu pojok dan menghadap kearah kantor. Alfa hanya memesan kopi panas untuk menghilangkan kekesalannya.

"Bisa bisanya dia mau ngerayu gue. Dia pikir gue sama kaya kebanyakan laki-laki yang dia pacarin, nggak semudah itu Lo ngerayu gua Jessica," Gumam Alfa kesal.

Alfa menyeruput kopinya sesekali untuk menghilangkan kekesalannya.

Setelah kopi itu habis, dia ingin kembali kekantor tapi teringat dengan Zahra. Lalu dia masuk ke restoran yang ada disebelah cafe untuk membeli makan siang. Setelahnya dia mengemudikan mobil miliknya dan bergegas menuju kantor. Setelah memberikan kunci mobilnya kepada satpam untuk diparkirkan, Alfa masuk kedalam gedung dan berjalan menuju life. Belum sampai dilift Alfa mendengar percakapan Zahra dengan salah satu karyawan sesama OG. Alfa melirik sekilas melihat Zahra yang sedang mengelap kaca dengan tangan kirinya dan tangan kanannya disembunyikan dibelakang badan dengan balutan perban. Mungkin agar temannya tidak melihat balutan itu pikir Alfa.

"Kenapa tangan dia diperban? Apa dia terluka ya? Apa dia abis kecelakaan? Apa ini karna yang membuat gadis itu terlambat?" Banyak pertanyaan yang berkecambuk didalam otak Alfa.

Alfa pun mengabaikan Zahra dan bergegas masuk ke dalam lift khusus CEO. Didalam lift Alfa menghubungi asistennya.

"Roy, suruh Zahra sekarang keruangan saya." Titah Alfa.

"Baik tuan, tapi memangnya tuan sudah kembali ke kantor lagi?" Tanya Roy.

"Ya, cepat bawa Zahra keruangan saya. Ga usah banyak tanya, dan nggak boleh telat!" Ucap Alfa tegas.

"Baik tuan. Saya cari Zahra dulu," Ucap Roy.

"Zahra sekarang berada dilantai satu lagi ngelap kaca," Jelas Alfa.

"Baik tuan. Saya kesana," Jawab Roy disebrang telfon.

Alfa keluar dari lift dan langsung menuju ruangannya lalu meletakkan bungkusan makanan yang tadi ia beli diatas meja. Sedangkan Roy pergi menuju ke lantai satu untuk mencari Zahra. Roy melihat keseluruh ruangan dan menemukan Zahra sedang bersama karyawan lainnya membersihkan kaca. Diapun menghampiri Zahra.

"Zahra, kamu dipanggil tuan diruangan" Ucapan Roy menghentikan Zahra dari pekerjaannya.

Zahra menoleh ke arah Roy.

"Tuan sudah kembali?" Zahra bertanya pada asisten bosnya.

"Ya, tuan meminta kamu menemui dia." Jawab Roy.

"Mba aku keruangan tuan Alfa dulu ya, makasih udah mau kenal sama Zahra." Zahra pun pamit dengan temannya yang sedari tadi dia bantu pekerjaannya.

"Kapan-kapan kalo istirahat ke kantin ya, kita ngobrol disana," Ucapnya.

"Siap mba." Jawab Zahra.

"Saya permisi pak." Kata Zahra kepada Roy.

Zahra pun pergi menuju ruangan bosnya. Sesampainya didepan ruangan Alfa, Zahra mulai cemas dan gerogi, perasaan takut akan kemarahan bosnya bermunculan di otaknya. Lalu Zahra mengetuk pintu ruangan itu dan terdengar suara bosnya dari dalam. Zahra kemudian membuka pintu dengan berlahan dan memasuki ruangan bosnya itu. Didalam terlihat Alfa yang sedang duduk dikursi kebesarannya menghadap kearah jendela

"Dari mana aja kamu?" Tanya Alfa dingin.

"Saya membantu OG yang lain untuk membersihkan kaca tuan," Jawab Zahra.

"Darimana kamu?" Tanya Alfa kembali.

"Sa-saya.."

"Darimana kamu sampai terlambat sangat lama? Memangnya ini perusahaan kamu seenaknya aja kapan masuk?" Tanya Alfa kembali.

"Saya... Sa-saya..."

"Jawab!!! " Alfa bangkit lalu menggebrak meja dengan sangat keras sehingga membuat Zahra kaget sekaligus takut.

"Ma-maafkan s-saya tuan, saya terlambat ka-karna... "Ucapan Zahra terputus kembali.

"Karna apa? Ngomong yang jelas." Potong Alfa yang masih dengan suara kerasnya. Ruangan Alfa didesain dengan ruangan kedap suara sehingga tidak akan ada yang mendengar keributan itu dari luar.

"Ka-arna tadi saya nungguin bus tuan, tapi belum ada jadinya saya terlambat," Jawab Zahra jujur.

"Saya nggak perduli soal itu, harusnya kamu berusaha dong cari kendaraan lain. Kamu kerja disini bukan untuk seenaknya kaya gitu. Kamu saya bayar disini bukan untuk terlambat." Alfa benar-benar meluapkan emosinya pada Zahra.

"Maafkan saya tuan. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi." Zahra menunduk ketakutan.

Alfa mendekati Zahra tapi gadis itu malah semakin menundukan wajahnya, Zahra berfikir bahwa bosnya akan menghukumnya dengan pukulan karna kesalahannya. Tapi, Zahra tersentak ketika bosnya itu menarik tangan Zahra menuju sofa.

"Duduk." Perintah Zahra. Gadis itu masih tetap diam ditempatnya, dia merasa bingung sekaligus takut. Segala fikiran negatif terlintas di benaknya.

"Saya bilang duduk Zahra!" Ucap Alfa kembali dengan penuh penekanan. Zahra pun duduk disofa lalu Alfa pergi ke sebuah ruangan yang ada didalam ruangan itu. Sejujurnya Zahra tidak tau apa yang ada didalam ruangan itu karna Alfa tidak pernah mengizinkan dia untuk masuk bahkan untuk sekedar membersihkannya.

Zahra hanya melirik sekilas lalu tertunduk kembali saat melihat Alfa keluar dari ruangan itu. Alfa menghampiri Zahra dengan membawa sebuah kotak P3K dan duduk disamping Zahra. Alda menarik tangan Zahra yang terbalut dengan perban itu dan membukanya berlahan. Hening, tak ada satu patah katapun. Alfa yang fokus dengan luka yang di tangan Zahra, dan gadis itu yang entah memikirkan apa. Alfa melihat luka bakar yang mungkin tidak Zahra obati sehingga membuat tangan gadis itu membengkak dan melepuh parah. Alfa mengoleskan krim pereda nyeri keatas luka tersebut lalu menoleh kearah Zahra.

"Kenapa gak diobati?" Tanya Alfa.

"Sa-saya ga punya obatnya tuan." Jawab Zahra sambil menahan perih.

"Harusnya tadi kamu cepat obatin luka ini gimana kalau sampai inspeksi," nasehat Alfa.

Zahra hanya diam, dia heran kenapa banyak desas desus yang mengatakan bahwa bosnya itu kejam padahal dia sendiri diperlakukan manis seperti ini. Zahra tersenyum memikirkan kejadian ini. Tanpa Zahra sadari, Alfa melihat senyuman itu.

"Manis juga senyum Zahra," Batin Alfa.

"Ngapain senyum-senyum begitu? Jangan berfikir yang macem-macem ya, saya tidak sebaik yang kamu fikirkan," Ujar Alfa membuat Zahra mengerucutkan bibirnya.

"Tunggu disini dulu, dokter sebentar lagi akan datang buat memeriksa luka kamu," ucap Alfa setelah mengutak-atik handphonenya.

"Nggak perlu memanggil dokter tuan."

"Nggak ada penolakan."

Beberapa menit kemudian dokter datang ke ruangan Alfa. Dokter itu pun langsung memeriksa luka yang ditangan Zahra.

"Lukanya cukup parah, ini jangan sampai terkena air ya untuk beberapa hari kedepan. Agar lebih mudah sembuhnya. Ini saya kasih obat pereda nyeri sekaligus krimnya olesi saja 2x sehari pagi hari 1 jam sebelum diperban dan malam hari saat akan tidur. Kalo bisa jangan diperban jika tidur dimalam hari. Biar lukanya cepet kering. Oh iya, satu lagi jangan melakukan pekerjaan yang berat dulu dan dangan terkenal debu juga. Saya juga kasih resepnya biar jika obatnya habis dan belum sembuh, kamu bisa menebusnya di apotik." Zahra menganggukan kepalanya mendengar apa yang dijelaskan oleh sang dokter tersebut.

"Terimakasih dok sudah membantu saya" Ucap Zahra tersenyum manis.

"Sudah menjadi kewajiban saya. Kamu tenang aja." Dokter tersebut tersenyum mendengar kata terimakasih yang gadis itu ucapkan.

"Kalau udah beres cepat pergi. Jangan lama-lama disini." Alfa bersuara dari belakang yang sedang duduk dikursi kerjanya. Entah kenapa dia tidak suka jika Zahra tersenyum kepada dokter itu apalagi bersikap manis terhadapnya.

"Baiklah, saya permisi dulu. Al, jangan bikin wanitamu lelah dulu" Dokter itu mengangkat sebelah alisnya menggoda Alfa.

"Sialan lo, cepat keluar dari sini." Alfa yang mengerti arti ucapan itu langsung melempar pulpen kearah dokter tersebut. Sebelum mendapat lemparan yang lebih banyak lagi, sang dokter langsung keluar dari ruangan Alfa.

1
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
lah loh mulai suka kan alfa...

semoga cepet sadar de alfa kalo dia suka sama zahra...
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
lanjut...
Nikma: Permisi kakak Author ...

Halo kak reader, kalau berkenan boleh juga mampir karya aku ya 'Kesayangan Tuan Sempurna'..
Terima kasih😊🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!