💮Warning mengandung unsur 21+ jadi bijak dalam memilih bacaan ya💮
Di tinggalkan oleh orang yang kita cintai tentu sangat berat. Apa lagi dengan hadirnya sesosok makhluk kecil yang di sebut anak. Gerry Ardana seorang pengusaha properti harus menelan kenyataan pahit karena istrinya mendadak meninggalkan dirinya setelah melahirkan putra pertama mereka. Sang istri tak terima melahirkan bayi prematur yang di diagnosa dokter memiliki kekurangan itu. Di sisi lain bayi yang diberi nama Zafa Ardana itu memiliki alergi terhadap susu sapi. Lalu bagaimana nasib baby Zafa? ikuti kisah selengkapnya.
S2. Menceritakan tentang kehidupan percintaan Didi, Aldo dan Arsen. (S2 ini gado-gado kisahnya. Jika suka silahkan lanjut, jika tidak tinggalkan othor disini tanpa kata" yang menyakitkan)
Plagian harap menjauh, kisah ini pure dari hasil Meres otak. Jadi jangan sekali sekali mencontek
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Pagi ini Gerry akan ke luar kota, ia menunggu Dian untuk bergabung di meja makan. Namun yang ditunggu tak kunjung datang, bi Esih melewati meja makan lalu Gerry memanggilnya.
"Bik, Dian mana?" tanya Gerry, lalu bi Esih menunjuk ke taman belakang.
"Sedang menjemur tuan muda Zafa dan non Zafrina tuan." Kata bi Esih.
Gerry segera menyusul Dian di taman belakang, Ia melihat wanita itu sedang duduk sembari memperhatikan kedua bayi yang sedang berjemur itu.
"Kenapa tidak makan dulu?" tanya Gerry, Dian hanya melirik sekilas, lalu ia kembali diam.
Gerry bingung dengan perubahan sikap Dian, biasanya gadis ini akan malu² tapi sekarang wanita itu nampak datar saja padanya. Apa Dian marah karena kelakuannya kemarin?
"Aku bertanya padamu Dian, jangan diam saja!" seru Gerry.
"Aku akan makan nanti setelah tugasku selesai." Kata Dian datar, Gerry benar² bingung dengan sikap Dian, dengan pikiran yang masih berkecamuk Gerry segera pergi ke kantor untuk mengambil berkas²nya.
'Maafkan aku tuan, sepertinya aku harus seperti ini agar tak terlalu terluka dengan sikapmu yang terlalu baik, karena aku tau di hatimu masih ada nyonya Selena.'
Dian masuk ke dalam rumah, ia segera memandikan kedua bayi yang tampak montok itu. Setelah selesai, ia pun segera menyusui keduanya hingga mereka terlelap. Baru setelah itu Dian turun untuk makan.
"Kamu baru akan makan nak?" tanya nyonya Arini.
"Iya Bu, Zafrina sedikit rewel. Aku tidak tau kenapa!" keluh Dian, nyonya Arini tau jika tak mudah mengurus dua bayi sekaligus.
"Apa ada yang sedang kau pikirkan? biasanya bayi akan lebih peka jika ibunya sedang resah atau gelisah. Terlebih Zafrina adalah darah dagingmu."
"Aku tidak memikirkan apa² Bu." Ucap Dian bohong, tapi nyonya Arini dapat membaca dari tatapan mata Dian jika ia sedang berbohong.
"Kalau kau belum mau cerita pada ibu tak papa. Tapi ibu ingin Dian tau, kalau ibu sudah anggap kamu seperti putri ibu sendiri." Kata nyonya Arini. Dian begitu terharu, ia tak menyangka dalam hidupnya akan bertemu orang sebaik nyonya Arini.
"Terimakasih Bu," Dian pun lalu menyantap makanannya. Meskipun dengan susah payah dia menelan makanannya, karena masih ada sesuatu yang mengganjal dihatinya.
"Apa makanannya tidak enak sayang?" tanya nyonya Arini, ia melihat Dian seperti setengah hati menyantap makanannya.
"Ini enak Bu, hanya Dian sepertinya ingin makan sayur asam."
Nyonya Arini tersenyum, "Nanti sore ibu buatkan untukmu."
Dian kembali ke kamar baby Zafa dan Zafrina, di sana ada bi Esih yang sedang menidurkan Zafa.
"Apa Zafa bangun bi?" tanya Dian.
"Tadi dia mau menangis mbak Dian, tapi terus saya gendong, eh .. tidur lagi." Ujar bi Esih terkekeh.
Dian tersenyum, ia mendekat dan meminta Zafa. Karena di rumah ini Zafa adalah tanggung jawab Dian.
"Bi, jangan manggil aku mbak, berasa tua." Gurau Dian.
"Trus maunya dipanggil apa neng? tanya bi Esih.
"Panggil Dian, atau nak aja. Biar kesannya lebih deket. Dan Dian ga berasa tua." Kata Dian, bi Esih geleng kepala melihat tingkah Dian.
⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Di mobil Gerry masih memikirkan perubahan sikap Dian, tanpa di sadari sejak tadi Sigit sang asisten memandang tuannya melalui spion.
"Tuan, apa ada sesuatu yang mengganggu anda?" tanya Sigit yang tak tahan memendam rasa penasarannya.
"Tidak, oh ya git! gimana anak buah kamu yang bertugas mengawasi Selena?" tanya Gerry mengalihkan pembicaraan.
"Kemarin mereka mengikuti nyonya Selena untuk makan malam dengan tuan Mark, seorang fotografer. Lalu setelah makan malam, nyonya dan tuan Mark masuk ke kamar hotel tuan." Ucap Sigit tak enak hati. Ia tahu tuannya amat sangat mencintai Selena.
Gerry mengepalkan tangannya. "Apa sebaiknya aku merelakan Selena?" Batin Gerry.
Sigit dapat melihat raut kecewa di wajah tuannya. Namun dia harus mengatakan kebenarannya agar tuannya menjauhi Selena.
Setelah beberapa jam terjebak kemacetan akhirnya Gerry tiba di Bandung, dia sedang observasi proyek apartemen yang sedang ia bangun. Gerry memasuki ruangan kantor cabang Bandung.
"Jesika, aku ingin laporan tentang proyek pembangunan apartemenku hari ini juga. Dan kumpulkan semua anggota direksi karena 1 jam lagi kita akan rapat." Kata Gerry datar.
"Baik tuan," Jesika pun segera menjalankan perintah Gerry tanpa menunggu lama.
Gerry duduk di kursi kebesarannya, ia masih memikirkan tentang Selena dan Dian. Ia mengacak rambutnya frustasi.
"Kenapa wanita mudah sekali berubah sikap?" gumam Gerry.
Sigit mengetuk pintu ruangan Gerry. Setelah dipersilahkan masuk, Sigit membawa setumpuk berkas yang berhubungan dengan proyek pembangunan apartemennya, Gerry membaca satu per satu berkas dengan teliti lalu dia tersenyum miring menatap berkas yang ada di tangannya.
Jesika mengetuk pintu, dan mengatakan jika semua direksi sudah berkumpul untuk rapat. Gerry segera bangkit menuju ruang rapat.
"Ayo kita basmi hama² itu git!" ucap Gerry. Sigit mengangguk mengikuti Gerry yang masuk terlebih dahulu.
Dengan wajah yang datar Gerry masuk ke ruangan rapat. Ia melihat beberapa direksi yang sedikit pucat saat menatap dirinya.
"Silahkan duduk!" ucap Gerry.
Semua direksi duduk menatap Gerry. Gerry meminta Sigit memutar flashdisk yang berisi percakapan beberapa orang tentang penggelapan dana.
"Apa kalian pikir aku bodoh?" tanya Gerry, semua yang ada di ruangan rapat itu diam, Gerry menggebrak meja dengan sangat kuat. Matanya benar² memancarkan kemarahan.
"Selama ini saya memberi kalian kebebasan, tapi bukan bebas untuk berbuat seenaknya menikmati uangku. Dalam waktu dua hari, kembalikan semua uang yang kalian ambil atau aku akan menjebloskan kalian ke penjara. Jangan coba² kabur dari masalah ini, karena kalo kalian berani kabur. Aku pastikan kalian dan keluarga kalian akan menerima akibatnya." Ujar Gery menatap tiga orang di ruangan itu dengan senyum menyeringai, semua yang hadir di sana tampak gemetaran kecuali Sigit. Yang sudah terbiasa menghadapi bosnya.
"Dan untuk yang lain, ini peringatan juga untuk kalian, jika ada yang berani berbuat curang dalam perusahaanku, aku pastikan kalian tak akan bisa menikmati dunia ini lagi esok harinya. Camkan itu!"
Setelah itu Gerry menutup rapat. Agenda rapat ini di buat dadakan oleh Gerry, karena ia mendapatkan laporan jika ada orang dalam yang berbuat curang dengan memalsukan pengadaan barang. Memang Gerry jarang mengawasi pembangunan proyeknya karena ia memiliki orang kepercayaan untuk mengurusnya.
Gerry masuk ke dalam ruangannya kembali, ia sejenak memejamkan mata, raganya sungguh letih dengan permasalahan hidupnya.
Sigit masih berdiri memperhatikan tuannya.
"Git, apa menurutmu aku bebaskan saja Selena dari ikatan pernikahan ini. Toh kami menikah hanya secara agama?" ujar Gerry frustasi.
" Sebaiknya begitu tuan, saya yakin kelak anda akan menemukan kebahagiaan anda." Kata Sigit, Gerry pun mengangguk, mungkin ini mang yang terbaik.
"Jika begitu, dua hari lagi temani aku pergi ke New York. Sekalian aku ingin bertemu sahabat lamaku disana.
💮💮💮💮💮💮💮💮💮
Maaf ya baru up, dunia nyata author lagi gonjang ganjing, maklumlah emak² ada aja yang musti di siapin buat ini itu.
Jangan lupa vote dan like juga komen ya. Love you all 😘😘
dengan perjanjian yg dibuat itu dimna apabila anaknya dian cewe dia tak mau mengakui dan kontrak berakhir itu sama aja udah talak,tapi talaknya berlaku pas dian sdh melahirkan... memang kadang banyak yg salah sangka dengan ini.. sama halnya nikah kontrak yg memiliki masa berlaku,apabila sampai masanya dan kedua pihak ingin melanjutkan pernikahan tersebut sebaiknya dilakukan akad nikah kembali... wallahi