Sebuah kesalahan di satu malam membuat Ocean tidak sengaja menghamili sahabatnya sendiri. Hal itu membuat Cean menjadi labil dan berusaha menolak takdirnya yang akan menjadi Ayah di usia yang masih sangat muda.
"Aku hamil, Ce." (Nadlyn)
"Perjalanan kita masih panjang, Nad. Kita baru saja akan mengejar impian kita masing masing, aku harus ke London mengejar studyku disana." (Ocean)
"Lalu aku?" (Nadlyn)
Cean menatap dalam mata Nadlyn, "Gugurkan kandunganmu, Nad."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
Meski dadakan, Ayla yang mempunyai usaha EO pun berhasil membuat pesta sederhana untuk pernikahan Ocean dan Nadlyn.
Namun pernikahan itu hanya di hadiri oleh kerabat dekat saja mengingat usia Cean dan Nadlyn yang belum menginjak tujuh belas tahun, Cean pun tidak mengundang ke tiga sahabatnya. Mereka menikah dan tercatat di catatan sipil. Tak ada wajah bahagia di wajah kedua mempelai itu, yang ada hanya perasaan bingung dan entahlah hanya mereka yang tau.
Nanda meskipun bersedih karena kelakuan putranya menghamili anak dari orang kepercayaannya tetapi ia merasa lega karena Nadlyn lah yang menjadi menantunya, Nanda yakin jika Cean dan Nadlyn akan saling menerima takdirnya seiring jalannya waktu mengingat hubungan mereka yang dulunya adalah sepasang sahabat baik.
Berbeda dengan Robi, Robi tetap merasa berat melepas Nadlyn pada Cean. Ia tidak ingin jika sang putri tidak dicintai oleh suaminya sendiri dan menjalani pernikahan dengan tidak bahagia.
Nadlyn merasakan sedikit keram di perutnya, bahkan hingga kini Nadlyn belum memeriksakan kandungannya, ia sendiri tidak berani mengajak Cean untuk menemaninya ke rumah sakit.
Cean melirik sekilas ke arah Nadlyn yang tengah merasakan keram di bagian perutnya, namun Cean bersikap acuh meski hatinya tidak tega, Cean mengalihkan perhatiannya untuk berbincang bersama Ryu, sepupu yang sedang melanjutkan pendidikannya di bidang kedokteran dan harus pulang dadakan untuk menghadiri acara pernikahan Cean.
"Kamu harus menebus kesalahanmu pada Nadlyn." Ucap Ryu menasihati adik sepupunya itu.
Cean hanya diam sambil menyesap minumannya.
"Ce..."
"Aku sudah menikahi Nadlyn, Ry. Apa itu belum cukup untuk menebus kesalahanku?"
Ryu menghela nafasnya, meski usia mereka berdekatan namun pola pikir mereka jauh sekali. Ryu bersikap dewasa dan mandiri karena didikan dari kedua orangtuanya sementara Cean masih seperti anak labil karena Nanda yang saja selalu memanjakan dan tidak pernah membuat Cean berada dalam kesulitan.
Cean memijat pangkal hidungnya, "Usiaku masih muda dan aku akan menjadi seorang ayah, Ry. Kau tau betapa tidak siapnya aku."
Ryu hanya mendengarkan curahan hati Cean, dirinya pun tidak akan siap menjadi seorang ayah di usia yang terbilang masih sangat muda, terlebih Cean yang suka bermain dan berhubungan dengan banyak wanita.
"Apa yang kamu tuai itulah yang kamu tabur. Kamu tidak akan menikahi Nadlyn jika Nadlyn tidak mengandung anakmu."
"Nadlyn yang tidak bisa menghentikanku." Elak Cean.
Ryu menatap tajam Cean, "Jangan jadi pria pengecut, Ce. Aku sungguh kecewa dengan sikap bedjatmu." Ryu meninggalkan Cean karena tidak sanggup menasehati Cean yang slalu saja bisa mencari alasan.
Cean semakin berada di dalam lingkaran penyesalan, menyesal karena melakukan hal diluar batasnya. Namun Cean masih belum menerima takdirnya sendiri.
"Jalanku masih panjang, haruskah aku terjebak dengan anak yang di kandung oleh Nadlyn?" Gumam Cean.
Nadlyn hanya bisa pasrah saat Cean meninggalkan dirinya seorang diri, beruntung Disya mau menemani Nadlyn. Disya begitu perhatian pada Nadlyn.
"Apa kamu baik baik saja, Nad?" Tanya Disya terlihat cemas.
Nadlyn mengangguk sambil tersenyum, namun Disya tau jika Nadlyn tengah menyembunyikan rasa tidak nyamannya.
"Ayo ikut aku." Ajak Disya.
"Kemana Kak?"
"Ikut saja."
Disya menarik pelan tangan Nadlyn dan mengajaknya menuju kamarnya.
"Kak.." Kata Nadlyn saat mereka sudah tiba di kamar Disya.
"Nad, istirahatlah dulu, aku tau perutmu sedikit keram." Disya berbicara dengan penuh perasaan.
Tanpa sadar, Nadlyn mengeluarkan air matanya. Sedari awal memang hanya Disya lah yang perduli dengan kehamilan Nadlyn meski Nanda dan Pras pun begitu perhatian.
"Maafkan adikku, Nad." Ucap Disya dengan tulus.
"Ini bukan murni kesalahan Cean, Kak. Aku juga salah karena tidak menghentikan Cean, aku menerimanya begitu saja, aku murahan sekali ya Kak?" Nadlyn masih terus menangis.
"Jangan bicara seperti itu, Nad."
Nadlyn menggelengkan kepalanya, "Cean pasti tidak siap, Cean masih ingin bebas, Cean pasti merasa terjebak."
"Nad, mungkin memang awalnya ini berat untuk Cean, tapi percayalah, Cean pasti akan menerima takdir ini. Anak yang kamu kandung adalah anak Cean, ikatan batin itu ada, dan aku yakin suatu saat hati Cean akan terbuka."
Nadlyn mencoba mencerna semua perkataan Disya, ia akan mencoba menjalani takdirnya dengan lapang dada.
Mereka sama sama diam, hingga Disya berbicara. "Aku tau kamu menyukai Cean."
Ucapan Disya membuat Nadlyn seketika menatap Disya dan Disya yang tengah di tatap pun langsung menoleh ke arah Nadlyn.
"Aku tau, Nad. Rasa perdulimu ke Cean bukan rasa sebagai sahabat, melainkan sebagai wanita pada seorang pria."
Kini pandangan Nadlyn pun lurus kedepan. Disya menggenggam tangan Nadlyn tanda menyalurkan kekuatan untuk Nadlyn. Sebagai seorang perempuan dan juga Kakak dari Cean, Disya tidak tega dengan apa yang terjadi pada Nadlyn.
"Istirahatlah Nad, aku turun dulu untuk mengambil makanan untukmu." Kata Disya.
Nadlyn hanya mengangguk.
Disya turun untuk mengambil makanan, namun Cean mencegatnya saat di anak tangga.
"Dimana Nadlyn, Kak?" Tanya Cean yang membuat Disya menghentikan langkahnya.
"Aku kira kamu sudah tidak perduli dengan istrimu." Jawab Disya dengan sengit.
"Kak."
Disya menghela nafas, "Cean, aku seorang perempuan, bagaimana jika seseorang melakukan hal itu padaku?" Tanya Disya.
Cean hanya diam.
"Ce, aku tau kamu tidak siap, aku tau kamu masih ingin bersenang senang dan menikmati masa mudamu, tapi cobalah dengan berdamai dengan hatimu. Nadlyn juga ingin sepertimu, ingin menikmati masa mudanya, mengejar impiannya, disini Nadlyn lah yang paling menderita."
"Aku juga menderita, Kak."
"Kalau begitu mengapa kamu melakukannya pada Nadlyn? Hah!" Bentak Disya. "Aku seperti tidak mengenalimu, Cean yang yang slalu menjaga Nadlyn malah dia sendiri yang merusak masa depan Nadlyn."
Mendengar sang Kakak emosi membuat Cean hanya bisa diam.
Disya meraup nafas dalam dalam dan menghembuskannya secara kasar, "Kamu adikku, aku begitu menyayangimu, tapi aku juga kecewa padamu, kamu tidak bertanggung jawab dengan apa yang kamu lakukan, bertanggung jawab tidak hanya dengan menikahinya saja, pikirkanlah ucapanku, jangan sampai kamu menyesali perbuatanmu."
Cean masih diam seribu bahasa. "Nadlyn di kamarku, perutnya sedikit keram, biarkan Nadlyn beristirahat." Disya melangkah pergi dan meninggalkan Cean yang masih berdiam diri.
Robi bersiap untuk pulang meski acara belum selesai, namun ia mencari keberadaan Nadlyn karena tidak melihatnya sedari tadi.
"Uncle Robi." Panggil Disya.
"Sya, Uncle mencari Nadlyn."
"Tunggu sebentar, Uncle. Disya akan memanggil Nadlyn."
"Memang dimana Nadlyn?"
"Nadlyn di kamarku untuk beristirahat."
Robi hanya mengangguk, matanya tertuju pada Cean yang sedang berdiri di tepi kolam renang sambil menyesap minumannya seorang diri. Sungguh Robi kecewa akan sikap Cean, bahkan sedari tadi acara di mulai, Cean bersikap layaknya pengecut, tak sekalipun Cean berani menghampiri Robi dan lebih memilih cenderung menghindarinya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hai Readersku, ada yg mau nyapa aku disini?
Kangen sama like dan komentar dari kalian 🤗
jadi ceritanya aku lagi cosplay jadi sekre nya cean nih🤣
nadlin pun sama korban,pdahal andai dia menolak malam itu?krna cean sempat bertanya ..!!
tidak ada yg salah diantara mereka..