Ryo Seorang Idola Boy Band yang merupakan pewaris utama Rumah sakit terbesar di negara yang sedang menikmati masa puncak karirnya sebagai Idola. Ia yang dikagumi kaum hawa bak seorang pangeran pujaan selalu bermain dengan gadis manapun yang mau menyodorkan tubuhnya untuk ia nikmati.
Ciuman dengan seorang gadis biasa yang ia temui saat menari balet, membuatnya merasakan hal yang berbeda. Menemukan adanya seorang gadis yang tak mengidolakan bahkan membencinya, membuat Ryo seakan tertantang.
Penasaran dengan gadis yang menolaknya membuat Ryo justru larut dalam perasaan yang membuatnya merasakan namanya kerinduan.
Namun dihati sang gadis, justru terpatri nama Bams yang merupakan sahabat Ryo. Bams yang justru tak menyadari perasaan sang gadis justru hanya merasa kasihan pada gadis malang itu.
Novel vol.1 telah tamat. Sekarang berlanjut pada vol.2 dimana banyak terungkap hal mengejutkan!
Menguji kembali cara Ryo, Aira, Bams & Kiky mencintai pasangan mereka masing masing
CARAKU MENCINTAIM
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafila Asda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berdua dengan mu
Siang itu Ryo ngobrol dengan Boman
“bo!” panggilnya saat ikut mengecek laporan keuangan yang diwakilkan ke Boman
Boman mengangkat kepalanya dan melihat ke Ryo yang asyik mengecek laporan itu
“lo panggil gue?” tanya Boman lagi
“hemm.. “ jawab Ryo, lagi lagi tanpa melihat ke arah Boman
“menurut lo, apa ada orang yang gak suka sama gue?” kali ini ia melihat ke arah Boman
Boman mengerutkan kening. Dia pikir Ryo akan menemukan kejanggalan dalam laporan itu. Tapi malah bertanya diluar kerjaan yang saat ini mereka kerjakan.
“mantan mantan lo paling?” Boman mengingatkan Ryo berapa banyak gadis gadis yang ia permainkan.
“yahh.. lo!” Ryo jadi tidak semangat
“gue gak ngerti lo nanya masalah apa soalnya” jelas Boman kembali mengecek laporan
“kalo misalkan ada orang yang gak suka sama gue, menurut lo apa yang mereka gak suka sama gue?” Ryo kembali menanyakan
“apa yah?” Boman berpikir sejenak. Apa yang mungkin ada pada diri Ryo yang tidak disuka orang lain
Ya banyak sih yang gak disukai dari diri lo.. lo seenaknya, lo suka suka, lo tu nyebelin juga banyak deh! Benak Boman
“emang ada yang bilang gak suka sama lo ya?” Boman balik tanya
Ryo menunjukan ekspresi bete pada Boman. Boman hanya tersenyum kecut.
Ketahuan Boman nih gue! batin Ryo
“soalnya gini, menurut gue kalo orang gak suka sama kita, mungkin dia iri atauu.. “ Boman menjelaskan lagi dan berpikir
“Iri sih kayanya gak” jawab Ryo lagi
“nah.. berarti gue bener, ada yang bilang gak suka sama loe!” Boman menangkap basah Ryo
“Bukan gitu!” Ryo ngotot
Lah.. dia marah! Batin Boman melihat Ryo yang melotot kesal
“gue cuman pengen tahu, apa ada dari diri gue yang bikin orang gak suka sama gue!” Ryo menunjukan ekspresi tidak bersahabat pada Boman. Boman hanya menanggapi sebagai fakta yang sudah dia tangkap.
Nah bener kan ada yang bilang gak suka sama dia? Siapa ya? Batin Boman selalu berbicara
Ia pun tidak memperpanjang pertanyaannya ke Boman. Mereka kembali konsen pada tumpukan laporan laporan itu
“Gue cek semua hari ini!” ucapnya ke Boman dengan begitu banyak tumpukan
“Waduh, gue gak bisa lembur malam ini bro” jawab Boman
“gue yang ngecek, loe pulang aja, gue tahu lo harus gantiin sodara lo jaga di rumah sakit kan?” Ryo tau kalau ibu Boman masih dirawat di RS.
“suruh Aira lembur buat temenin gue, ntar gue perlu kopi ato apa susah kalau OG gak ada yang lembur” lanjutnya lagi
Boman heran melihat Ryo akhir akhir ini. Apa mungkin setelah kasus Mona ia tidak ingin ‘have fun’ lagi. Sudah seminggu ini dia tidak ke club. Tidak hura hura seperti biasa.
Terlepas dari semua itu, selama ini Ryo tidak pernah mengenal satupun OG di ME, tapi hari ini ia menyebut Aira, sejak kapan ia mulai tahu nama nama mereka? Boman mulai merasa aneh dengan Ryo, tapi ia hanya mengiyakan permintaan Ryo
Sore itu mendadak Aira diminta untuk lembur. Ia harus siap dilantai lima. Aira melihat ke arah Bams yang ada disana saat Soraya memberitahu.
“its OK” ucap Bams. Mengatakan padanya kalau ia tak perlu kerja di tempatnya malam ini.
Aira masuk ke ruang meeting. Ia melihat Ryo bersama tumpukan kertas kertas. Ia tidak melihat ke arah Aira sama sekali. Ia tidak peduli seperti biasa.
Akhirnya gue cuma berdua ma dia, tuh! lo gak bisa kabur sekarang!
“bikinin aku kopi!” ucap Ryo
Aira datang membawa kopi hitam.
“kok kopi hitam gini?” ucapnya lagi
Salah deh aku
“kopi susu dong” lanjut Ryo
Kenapa gak ngomong dari tadi sih
Aira kembali keluar dan membawa kopi susu.
Malam itu Aira menahan kesabaran ekstra, dia hanya berani berontak dari dalam hatinya, seandainya ia punya keberanian, ia ingin sekali menyumpah saat ini pada orang yang sangat ia benci ini.
“Belikan aku makan, aku lapar” katanya tiba tiba saat Aira mengganti gelas minum milik Ryo.
Aira bingung, ia diminta belikan sedang tadi Soraya tidak meninggalkan uang untuk jaga jaga.
Emang aku harus belikan dia makan? enak banget, dia kan punya duit sendiri.
Ryo melihat ke arah Aira yang tetap berdiri diam di sampingnya
“ayo sana!” suruhnya
“Nona Soraya gak ninggalin kartu Perusahaan!” jawabnya pelan dan ragu
“Pesen!” perintah Ryo lagi
“pesen dimana?” Aira tidak pernah memesan makanan satu kali pun dalam hidupnya.
“kamu gak pernah pesen makanan?” tanya Ryo kaget.
Aira menggeleng pelan. Aira berpikir, Ryo pasti mengejeknya. Mana mungkin di jaman serba online, Aira justru tidak pernah melakukan itu. Aira mulai merasa malu. Ryo tidak menyangka akan hal itu. ia melihat ponselnya dan melihat web penjualan makanan online.
“kamu suka apa?” tanya Ryo sambil melihat handphone.
Aira tidak menjawabnya
“ka mu su ka a pa?” Ryo bertanya lagi dengan seolah mengucap setiap suku katanya.
“makasih, tapi aku udah makan” jawab Aira datar
Tiba tiba terdengar suara perut Aira. ia memegang perutnya. Ryo tersenyum sendiri. Aira juga tersenyum. Bukan karena Ryo tapi karena ia mengingat dulu ketika suara perut Bams yang kelaparan saat pertama bertemu di atap.
“kita pesan pizza aja” Ryo memesan pizza malam itu. tak tanggung tanggung ia memesan full package, padahal mereka hanya makan berdua.
Aira mengambil pesanan mereka dibawah. Ia menyiapkannya untuk Ryo. Saat makan, Ryo meminta Aira untuk makan bersama. Aira pun hanya menurut, tak berani melawan atau pun membangkang. Mereka pun makan bersama.
Ingat aira dia salah satu pembesar disini, kamu hati hati kalau ngomong.. Benak Aira
“apa yang bikin kamu gak suka?” Ryo memulai obrolan
Aira berhenti mengunyah mendengar Ryo bertanya memecah kesunyian diantara mereka.
Apanya ya? Pizza ini? Aku kan suka..
Ryo melihat ke arah Aira yang diam yang tak menatap Ryo sama sekali.
“kamu bahkan gak sudi liat aku” lanjutnya
Ryo selalu bisa memenangkan hati perempuan. Ia selalu bisa merayu mereka selama ini. Namun ia tidak pernah berhadapan dengan makhluk dingin seperti Aira. Kata kata Ryo membuat Aira merasa tidak nyaman. Ia seperti terkesan sangat membencinya.
“bukan gitu!” Aira menjawab ragu
“terus kenapa?” Ryo berusaha membuat dia dan Aira dekat
Aira hanya tersenyum palsu menatap Ryo seakan menjadi jawabannya. Ia merasa tidak nyaman Ryo beranggapan seperti itu. Ia jadi teringat dulu ia merasa dibenci oleh orang lain. Kesunyian pun kembali.
“udah jam sembilan! Aku antar kamu pulang” ucapnya memecah kesunyian diantara mereka
“aku bisa pulang sendiri” jawab Aira membersihkan meja disana
Ryo membantu Aira saat yang sibuk membersihkan Ruangan itu sebelum pulang. Sejenak Aira merasa heran melihat Ryo yang tiba tiba seperti itu. Setahu dia Ryo tidak pernah membantu siapapun disana. Jangankan untuk membantu membersihkan ruangan seperti itu. mengangkat telpon berdering saja dia tidak pernah mau. Ryo menunggu di ujung koridor tempat Aira akan keluar dari tempatnya.
“yuk!” ajaknya
“serius.. aku bisa pulang sendiri” tolak Aira
“sepeda kamu bisa kamu titipin di security atau bisa kita masukin di mobil” paksa Ryo
Aira tidak mengerti, bagaimana seorang Ryo bisa mengetahui ia menggunakan sepeda
“ayo!” Ryo memaksa
\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~