Dibuang karena Ramalan ... Kembali karena Dendam.
Novel ini mengisahkan tentang seorang putra dari Kaisar Langit yang hendak dibunuh oleh ayahnya sendiri karena suatu ramalan. Beruntung, sebelum anak itu berhasil di bunuh, dia di bawa pergi oleh seorang pria tua dan menyembunyikannya di alam Tengah.
Zhang Ziyi namanya...
Hari-hari dia lalui dengan penuh kemalangan dan kesialan. Hingga pada suatu ketika, kesialan itu membawa dia pada sebuah goa, dimana di situlah keberuntungannya ia temukan. Dari situ pula lah dimulainya suatu perjalanan. Perjalanan Menjadi Yang Terkuat Diantara Yang Terkuat... Perjalanan Menggulingkan Kaisar Langit....
"Aku Zhang Ziyi... Seorang Putra dari Kaisar Langit, akan kembali ke alam atas... Menemui kaisar langit dan Menggulingkan Kaisar Langit... Mereka yang menghalangi jalanku, akan ku tebas dengan Pedang Naga Langit!!" ~Zhang Ziyi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 17 ~ Membalikkan Keadaan
"Kenapa harus menunggu sampai lima? Kenapa tidak satu saja?" Zhang Ziyi berucap lantang. Setelahnya, pemuda itu melompat di udara. Berlari cepat dengan berpijak kepada pundak demi pundak anggota klan Zhang yang ada di sana yang datang untuk menyaksikan keduanya bertarung.
"Zhang Ziyi!"
"Ziyi'er!"
Banyak tatapan tak percaya memandangi dirinya yang tengah melesat di udara. Bahkan Zhang Mao yang tadi sempat frustasi, sedikit menenang melihat kedatangan putranya itu. Ada rasa haru di hatinya. Memang Zhang Ziyi tidak bisa menerobos Ranah Pendekar tahap 3, namun dirinya yakin, Zhang Ziyi pasti bisa memenangkan pertarungan ini.
Di sisi lain, mereka yang pundaknya di jadikan tumpuan bagi Zhang Ziyi melangkah, tak merasakan sesuatu pun ketika pundak mereka diinjak.
Zhang Ziyi terus saja berlari dan berhenti mulus tepat di depan Zhang Fei.
"Lama tak berjumpa, saudara sepupu!" sapa Zhang Ziyi, sembari menampakkan sunggingan kecil.
Sempat tak percaya Zhang Fei melihat kedatangan pemuda itu. Bagaimana bisa ia datang di waktu yang tepat. Entah mengapa, Zhang Fei merasa ada yang berbeda dengan pemuda ini sejak terakhir kali mereka bertemu.
Menatap sinis Zhang Ziyi, Zhang Fei kemudian melangkah kan kakinya dua langkah, seraya berkata, "Zhang Ziyi, akhirnya kau datang juga. Ku kira kau tak akan datang dan terus bersembunyi seperti ayam karena salah menantang seekor singa." Zhang Fei berkata sinis.
"Tch, kita lihat saja nanti, siapa singa yang kau maksud itu!" balas Zhang Ziyi tanpa menoleh ke arah Zhang Fei. Pandangan pemuda itu mengarah pada podium, dimana terdapat ayahnya di sana.
Zhang Mao memberikan senyum tipis ke arah Zhang Ziyi sembari menganggukkan kepala pelan. Zhang Ziyi sendiri membalas senyum Zhang Mao dengan mengarahkan jempolnya pada ayahnya.
"Kau tenang saja Ayah! Penghinaan mereka ini terlalu berlebihan. Juga terlalu berlebihan bagiku untuk memaafkannya. Hari ini, aku akan memberikan sesuatu, yang bahkan akan sangat sulit untuk di lupa paman Zhang Wui. Bukan hanya dia, bahkan semua orang yang hadir menyaksikan ini!" Zhang Ziyi membatin dengan tak melepaskan pandangan ke arah ayahnya.
"Oi, sampah busuk! Berani sekali kau mengacuhkan ku!" Zhang Fei berkata kesal. Seorang jenius kedua di klan Zhang cabang hari ini berani di acuhkan oleh seorang sampah klan. Benar-benar menurunkan harga dirinya sebagai seorang jenius.
Zhang Ziyi kembali mengalihkan pandangan ke arah Zhang Fei. Tersenyum kosong sejenak, Zhang Ziyi kemudian berkata, "Zhang Fei, seperti yang telah di janjikan sebelumnya, hari ini adalah hari dimana kita akan bertarung. Perjanjian awal, tidak ada kaitannya dengan jabatan ayahku. Tapi mengapa Sekarang kau malah melibatkan posisinya?" Zhang Ziyi bertanya dengan tanpa ekspresi.
"Itu karena kau lemah. Juga ayahmu itu terlalu bodoh untuk menjadi seorang Kepala Klan cabang!"
Zhang Ziyi mengepal keras kedua tangannya mendengar jawaban itu. Namun dirinya mencoba untuk tetap bersikap tenang
"Oh, ya! Dengar-dengar kau telah menerobos Ranah Pendekar tahap 6 yah, baru-baru ini..." Belum selesai melanjutkan kalimatnya, Zhang Fei telah lebih dulu memotong perkataan Zhang Ziyi.
"Benar, aku telah menerobos Ranah Pendekar tahap 2.... Kenapa? Kau iri? Sayangnya seorang sampah kotor sepertimu tak akan pernah menjadi berlian berharga!" Zhang Ziyi nyatanya mulai terpancing emosinya.
Pemuda itu sendiri sebelumnya mencari pedang yang akan dia gunakan nanti ketika bertarung melawan Zhang Fei ini. Sehingga dia sedikit terlambat datang ke aula pertandingan antar murid klan.
Bukan tanpa alasan. Dirinya memang tak berniat menggunakan pedang Naga Langit hanya untuk mengahadapi orang seperti Zhang Fei ini.
"Biar ku perlihatkan padamu. Siapa seorang sampah yang sebenarnya!"
Zhang Ziyi mulai menarik pedangnya. Pemuda itu mengacungkan pedang ke depan dada, tak berniat menyerang lebih dulu.
"Majulah! Ku beri kau lima kesempatan untuk menyerang."
Zhang Fei mengerutkan alisnya. Entah apa yang merasuki pemuda di hadapannya ini, begitu percaya diri dia. Tidak hanya Zhang Fei, bahkan semua anggota klan saat itu juga sempat dibuat bingung dengan sikap Zhang Ziyi.
"Cih, pemuda ini... Aku ingin melihat bagaimana ekspresi wajahnya ketika kalah hanya dengan sekali serangan dari Zhang Fei."
"Ya, kau benar. Aku juga tidak sabar ingin segera melihatnya!"
"....."
"....."
Hiruk pikuk kembali terdengar mengisi udara. Para anggota klan Zhang satu per satu mulai mengeluarkan kata-kata pedasnya. Namun tak sedikit pun dihiraukan oleh Zhang Ziyi.
"Apakah kau tak salah, Pemuda Sampah?" Zhang Fei mulai menghunus pedang dari sarungnya. "Baiklah, kalau itu mau-mu, jangan menyesali ucapan-mu tadi!"
Mengambil sikap ancang-ancang, Zhang Fei kemudian melesat ke arah Zhang Ziyi.
Zhang Ziyi sendiri memasang sunggingan kecil sesaat. Menyiapkan pedang lalu ikut melesat. Gerakan pemuda itu sendiri begitu cepat, hingga dalam sekejap, dia telah berada di samping Zhang Fei.
Zhang Fei yang tengah melesat dapat melihat Zhang Ziyi yang kini telah berada di sampingnya, dengan seringai miring ditampakkan pemuda itu.
Bukk!
Tidak sempat bereaksi, Zhang Fei. Dia telah lebih dulu menerima tinju telak dari Zhang Ziyi. Membuat tubuhnya terpental ke belakang. Tak hanya itu, Zhang Ziyi kembali muncul di belakangnya. Pemuda itu telah menyiapkan tinju yang telah dilapisi dengan energi Qi yang tidak sedikit.
Bukk!
Whush!
Kembali tinju telak menghantam Zhang Fei. Tak berhenti sampai di situ, Zhang Ziyi bahkan kembali mengulangi aksinya. Meninju dengan keras di arah yang berbeda.
"Ini untuk penghinaan yang selama ini kau keluarkan kepadaku!"
Bukk!
"Ini atas semua perlakuan buruk yang telah kau lakukan kepada ku selama ini!"
Bukk
"......"
Bukk!
Zhang Fei tak bisa mengelak. Kejadian itu terlalu cepat, sampai dia sendiri tak menyadarinya. Zhang Ziyi menarik pedangnya sembari menunggu Zhang Fei sampai di tempatnya.
Pemuda itu memasang senyum sumringah. Penghinaan yang selama ini Zhang Fei keluarkan untuknya hari ini telah ia balas.
"Zhang Ziyi! Apa yang kau lakukan? Kau hendak membunuh Zhang Fei?!" Zhang Wui yang melihat Zhang Ziyi menyiapkan pedang sembari menunggu putranya yang melesat ke arah pemuda itu menjadi cemas. Sontak saja pria itu langsung menegur Zhang Ziyi.
Semula dia tak percaya melihat putranya yang tak berkutik di hadapan Zhang Ziyi. Pasalnya pemuda yang menjadi lawan anaknya itu hanyalah seorang sampah, mengapa sekarang malah berubah menjadi ganas.
Tak hanya Zhang Wui, bahkan Zhang Mao, penatua serta semua anggota yang hadir di sana sampai dibuat tak bisa berkata-kata. Tak pernah mereka sangka sebelumnya dengan Kekuatan yang barusan dikeluarkan Zhang Ziyi ini.
Zhang Ziyi menoleh ke arah Zhang Wui di podium. Menampakkan senyum sinis. Bukannya mengindahkan peringatan dari pamannya itu, Zhang Ziyi kemudian malah mengangkat pedangnya kala Zhang Fei telah hampir mencapai dirinya.
Melihat Zhang Ziyi yang begitu keras kepala, Zhang Wui semakin mengkhawatirkan kondisi putranya.