Novel Pertama
Hidup mandiri dalam kesendirian dan diacuhkan oleh keluarga karena berstatus anak haram, membuat Bella memilih menjalani takdirnya sendiri. Mengabaikan cibiran orang-orang, Bella berhasil mencapai puncak tertinggi.
Menghilang selama enam tahun lalu kembali menjadi sosok paling disegani dan dihormati. Lidah tajam dan mulut beracunnya membuat orang-orang hanya berani mencibir dari belakang.
"Terkadang, kepedihan harus dilalui sebelum tercapainya kebahagiaan. Tersenyumlah ketika bersedih, karena akan ada kebahagiaan setelah itu. Berjuanglah keras dalam kesunyian dan biarkan kesuksesan kita menggema ke seluruh dunia."
~ Qiara Arabelle ~
__________
Pria tampan nan arogan serta kekayaan dan kekuasaan berada ditangannya, tidak sengaja dipertemukan oleh gadis berpenampilan sederhana namun berhasil membuat sosoknya yang tak tersentuh mengharapkan cinta dari gadis acuh namun tak biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34 | Bersikap Aneh
“Soo-Jin ....”
Soo-Jin tersenyum manis melihat keasal suara. Lalu berjalan anggun kearahnya. Monica memeluknya erat.
“Ku pikir kau tidak datang.”
“Mana berani aku menolak Nona Qi! Apalagi dia mengundangku secara pribadi! Ahh bangganya.” Soo-Jin berkata dengan mata berbinar. Dia sangat mengidolakan Bosnya! Siapa lagi kalau bukan Bella.
“Aku akan menemui Nona dulu.”
“Nanti saja!” Monica melihat kearah Bella dan Alex yang sedang bermesraan tanpa peduli sekitar. Tentu saja masih dengan Kyle yang berada dipangkuan Bella.
Lee Soo-Jin wanita asal Korea. Direktur dari Perusahaan Q’Bell Fashion yang menduduki peringkat pertama dalam dunia Fashion. Wanita ini punya kepribadian yang sedikit ceria. Hanya sedikit! Itupun jika bersama Bella dan yang lain. Sisanya tidak berbeda jauh dengan Monica.
Leo dan Mike menatap aneh kearah Jung yang sejak tadi tidak mengalihkan matanya dari wanita itu. Mereka menatap Kris.
“Kalian bertanya siapa yang dipilinya kan. Wanita itu, Soo-Jin! Dia juga orang-orang Bella.” Leo dan Mike menganga tidak percaya. Kenapa semua orang-orangnya begitu sempurna! Monica dan yang lainnya saja sudah tidak kalah cantik!
“Pergilah!” Kris menendang pelan kaki Jung.
“Kau gila! Lihat dia bersama siapa.”
“Kau takut, heh,” goda Kris. Jung menatapnya kesal.
“Tentu saja tidak!” Jung segera beranjak menghampiri Soo-Jin yang sedang bersama Monica.
“Hai ...” Soo-Jin mengerjit lalu melihat pemilik suara. Sedetik kemudian dia berdecak sembari memutar bola matanya malas. Lalu kembali membelakanginya.
Kris tertawa melihatnya. Jung sudah cukup lama mengejar Soo-Jin. Tapi sayang, wanita itu tidak tertarik sedikitpun. Padahal Jung adalah salah satu pria idaman para wanita!
“Bagaimana menurutmu?”
“What?” Alex mengerjit bingung.
“Wanita yang disana tadi! Sangat cantik kan?”
“Biasa saja,” ucap Alex santai. Bella terhenyak. Biasa saja katanya!
“Kau adalah yang tercantik dari yang tercantik.” Tambah Alex, membuat Bella merona. Kenapa mulut pria ini semakin manis saja! Alex yang melihat itu langsung mencium pipinya gemas. Wanita ini selalu manis menurutnya.
Bella melihat kearah Soo-Jin dengan Jung disampingnya. Soo-Jin melambaikan tangannya sambil tersenyum dan dibalas senyum juga oleh Bella. Bella hanya menggelengkan kepala saat melihat Jung yang nampak tidak menyerah untuk menarik perhatian Soo-Jin.
Pernah sekali Jung meminta bantuannya tapi Bella hanya mengatakan agar berusaha dengan usaha sendiri. Bukannya itu lebih membanggakan?
Bella yang merasa mulai lelah mengajak Alex untuk pulang. Alex menggendong Kyle yang sudah tertidur pulas dan membawanya ke Eillen. Eillen terkejut saat melihatnya putrinya bersama Alex dan Bella, rupanya dia terlalu asik dengan Clarissa hingga tidak menyadarinya.
Bella menatap Eillen dengan pandangan sendu tapi tidak membuat hilang senyum bahagia di bibirnya. Meskipun dia hanya seperti orang asing bagi ibunya, Bella akan tetap mencintainya dalam diam. Dia tidak banyak berharap, dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak membuka luka lama.
Setelah berpamitan mereka berdua akhirnya beranjak pulang. Eillen melihat Bella yang sudah menjauh dengan pandangan yang sulit diartikan. Sebenarnya dia sudah merasa aneh saat pertama kali bertemu dengan Bella di Mall. Entah kenapa dia selalu merasa ingin menangis apalagi saat melihat tatapan sendu dari manik mata coklat yang indah itu.
Clarissa yang menyadari raut wajah Eillen hanya tersenyum sedih. Mereka ibu dan anak yang saling menyayangi tapi terpaksa berpisah karena keadaan. Namun setelah bertemu kembali, justru takdir berkehendak lain dengan menghapus salah satu ingatan.
Tuhan ... jika memang mereka ditakdirkan bersama. Maka biarkanlah mereka bersatu kembali, walaupun sebagai orang yang berbeda. batin Clarissa.
.
.
.
.
Bella menghempaskan diri di atas kasur king sizenya setelah mengganti pakaiannya dengan baju tidur terusan. Bella heran dengan dirinya yang akhir-akhir ini merasa cepat lelah dan mengantuk. Jika biasanya Bella akan tahan selama seharian di kantor dengan banyaknya dokumen yang menggunung, namun sekarang dia akan lelah jika duduk sekitar 1-2 jam.
Tangan Bella terulur menyentuh perutnya yang datar dan mengelusnya pelan. Seulas senyum tipis tiba-tiba menghiasi sudut bibirnya. Setelah sadar apa yang dilakukannya, Bella menggelengkan kepalanya cepat.
Apa yang kulakukan. Dasar bodoh!
“Ada apa?” Alex masuk kekamar Bella setelah selesai membersihkan diri. Namun dia dihadapkan dengan Bella yang menyentuh perutnya lalu menggeleng cepat. Hal itu tentu membuatnya heran.
Bella tersentak kaget dan bangkit dengan cepat, seperti seorang istri yang ketahuan selingkuh. Alex memincing menatap Bella. Bella seketika gugup. Dia menggerutu dalam hati.
Alex mengangkat Bella, membawanya ke pangkuannya. “Bebe!”
“Em ... sebenarnya aku lapar!” Bella menunduk malu membuat Alex terkekeh geli.
“Lagi?” Bella mengangguk. Dia tidak berbohong, dia memang lapar!
“Baiklah. Aku akan meminta pelayan membawakan makanan.” Bella menggeleng, Alex mengerjit bingung.
“Kenapa?”
“Aku ingin yang lain. Bisakah?” Bella menatap Alex dengan mata kucingnya. Alex gemas langsung mengecup singkat pipi Bella.
“Tentu saja! Katakan,” ucap Alex lembut.
“Sungguh. Kau tidak akan menolak?” Alex mengangguk yakin. Mata Bella berbinar senang lalu memeluk dan mengecup bibir Alex cepat.
“Janji.”
“Janji!”
“Aku ingin Es Krim coklat dengan tambahan mayones,” ucap Bella antusias.
“WHATT!” Alex tanpa sadar meninggikan suaranya. Bella terlonjak kaget, matanya berkaca-kaca ingin menangis. Alex terkejut melihat reaksi Bella.
“Maaf, Bebe. Aku hanya terkejut.” Alex mengusap pelan mata Bella yang sedikit berair. Alex semakin bingung dengan perubahan calon istrinya ini. Bella mengangguk pelan dengan bibir mengerucut lucu.
“I want,” icap Bella lagi. Alex masih diam mencerna semuanya. Apalagi permintaan Bella sangat aneh menurutnya. Es Krim dengan mayones? Membayangkannya saja sudah membuat perutnya mual.
“Sayang ... kau sudah berjanji.” Alex melihat Bella seperti ingin menangis lagi segera mengangguk setuju.
“Thanks! Aku mencintaimu ...” Bella memeluk Alex senang. Alex kembali dibuat bingung dengan perubahan emosi Bella yang sangat cepat.
Ada apa dengannya?
-
-
Sekarang Alex dan Bella tengah duduk di meja makan sambil menunggu koki mansion menyiapkan permintaan Bella. Awalnya para pelayan dibuat terkejut dengan permintaan Bella yang sangat diluar dugaan, tapi mereka hanya menurut saja.
Alex menatap Bella yang sangat fokus mengamati koki membuat Es krim miliknya. Alex dibuat gemas saat melihatnya. Dia membawa Bella kepelukannya lalu mengecup puncak kepalanya. Bella tersenyum sambil membalas perlukannya.
“Ini permintaan anda, Nona.”
“Thank you ....”
Bella tersenyum melihat Es krim coklat dengan tambahan mayones diatasnya. Alex mengerjit saat Bella tak kunjung memakannya tapi hanya menatapnya.
“Kenapa, Bebe?”
“Apa ini enak?” ucap Bella dengan wajah polosnya.
“Aku tidak tahu, Bebe. Bukankah kau yang memintanya.” Alex benar-benar gemas dibuat Bella. Tentu saja dia tidak tahu!
“Kalau begitu cobalah.” Alex membolakan matanya.
Whatt the ...! Kenapa harus dia.
“Aku tidak mau, Bebe!”
Yang benar saja!
“Ya sudah.” Bella mendorong pelan mangkuk Es krim menjauh.
“Aku mengantuk.” Bella bangkit dengan wajah cemberut.
Apa dia merajuk? Ya tuhan ... ada apa dengannya!
“Baiklah ... akan kucoba.” jawab Alex cepat saat melihat Bella sudah berdiri dengan wajah masamnya.
“Tidak perlu.”
Alex menarik kembali Bella agar duduk. “Tidak! Akan aku coba.” Dengan cepat Alex meraih mangkuk Es krim itu dan memakannya sedikit.
Makanan apa ini. Rasanya sangat menjijikan!
Alex berusaha menahan isi perutnya agar tidak keluar. Bella yang melihat itu merasa bersalah lalu dengan cepat mengusap punggung Alex dan memberinya minum.
Astaga! Ada apa denganku. Kenapa aku meminta makanan aneh ini! Bella benar-benar dibuat bingung dengan dirinya sendiri.
“Maaf. Pasti tidak enak kan?” ujar Bella menyesal.
Tentu saja tidak enak! Ingin rasanya Alex berteriak seperti itu. Tapi silahkan saja jika ingin berakhir tidur diluar.
“Tidak apa, Bebe! Apapun akan kulakukan untukmu.” Alex tersenyum.
“Thanks ... aku mencintaimu,” ucapan Bella sontak membuat Alex tersenyum senang. Sangat jarang Bella mau menyatakan cinta padanya. Tidak rugi dia memakan makanan terkutuk ini.
Kesempatan ini tentu tidak disia-siakan oleh Alex. Dia segera mengangkat Bella dan membawanya ke kamar yang kini sudah ditempati mereka berdua. Bella yang tau seperti apa akhirnya nanti berusaha mencari cela untuk kabur. Tapi Alex selalu lebih unggul daripada dia. Dan terjadilah kembali pergulatan panas yang setiap malam Alex lakukan setelah pulang bekerja.
Bella sebenarnya cukup lelah karena harus melayani pria ini setiap malam. Tapi apalah daya, cinta memang bisa membuat orang buta.
Hal seperti ini mungkin memang biasa bagi orang-orang disini, New York. Bahkan ada yang hamil diluar nikah namun tampak biasa-biasa saja. Tapi tetap saja bagi Bella, ini adalah sesuatu yang tidak benar. Tapi dia sendiri sudah masuk kedalam kandang singa, lagipula dia percaya jika Alex memang takdirnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...