Seorang gadis yang terpaksa menerima pernikahannya demi kakeknya yang memiliki sebuah perjanjian dengan sahabat lamannya.
Nah.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 2
Husein sangat terpukul dengan ucapan kasar menantunya itu .
Semakin hari kesehatannya semakin memburuk .
Zahara yang baik pun tidak berani meninggalkan rumah terlalu lama bahkan dia rela tidak melanjutkan kuliah demi mengurus sang kakek.
" Zahara , pergilah daftar kuliah , kejarlah cita citamu nak , tidak perlu kamu perdulikan kakek " Ucap Husein dengan tatapan lembut pada cucunya itu. Baginya Zahara adalah pengganti Zara putrinya yang pergi entah ke mana, wajah dan kelembutannya sama persis dengan mamanya .
Zahara tersenyum tipis sambil menyodorkan secangkir teh untuk kakeknya " Kakek, Zahara tidak perlu kuliah, Zahara akan merawat kakek kalau Zahara pergi siapa nanti yang akan menjaga kakek ?".
Husein meraih secangkir teh yang diberikan oleh cucunya itu kemudian merebahkan tubuhnya di sandaran ranjangnya " Maafkan kakek ya nak , tapi kakek minta kamu jangan membenci ibumu dan jangan salahkan kelahiranmu walau bagaimanapun ini adalah takdir Allah yang kita tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya ".
Zahara menggenggam tangan kakeknya kemudian tersenyum dan mengangguk membuat Husein sangat senang dan pikirannya pun lega.
Tok tok tok ( suara langkah kaki seseorang berjalan mendekat)
Husein dan Zahara pun menoleh bersamaan.
" Hai Zahara selamat pagi nak, di mana tante kamu ?" Ucap seorang laki laki maskulin dengan pakaian Jaz mahal dan sepatu hitam mengkilat.
Husein menatap lekat lelaki tersebut dan mengerutkan keningnya " Bima ? Ada apa kamu kemari ?".
( Bima adalah anak dari teman bisnisnya yang merupakan seorang duda dan terkenal dengan sifat mata keranjangnya)
Lelaki yang bernama Bima itu pun membuka kacamata hitamnya dan tersenyum kemudian berjalan mendekati kamar Husein dan berdiri di ambang pintu " Om , em , maksudku pak Husein , sepertinya saya tidak perlu menjelaskan pada anda untuk apa saya kemari , cucu anda yang cantik itu pasti bersedia memberitahukan pada anda ".
Husein tersentak dan menatap pada Zahara
" Zahara , kasih tahu kakek yang sebenarnya".
Zahara pun menarik nafas panjang sebelum menjelaskan pada kakeknya " Om Bima sering ke sini kek, dia pacarnya tante Laura ".
Husein menarik nafas dalam-dalam dan sepertinya dugaannya benar karena wanita seperti Laura tidak mungkin bisa hidup tanpa laki laki " Bima, aku tidak melarang kamu dekat dengan Laura dia juga janda tapi jangan kamu permainkan dia kalau kamu benar benar mencintainya nikahi dia nak, om rela menantu om kamu nikahi toh anak om juga sudah meninggal dunia".
Bima tersenyum tipis dan mengangguk kemudian membalikkan badannya menuju kamar Laura.
" Hahh untuk apa menikah kalau dia saja mau seperti ini toh tanpa menikah pun kita bisa mantab mantab setiap hari , Hhh buang buang waktu saja pakai menikah segala yang ada bikin ribet saja " Batin Bima sambil berjalan melangkah menuju kamar Laura, di mana janda cantik itu juga sudah menunggunya dengan gaun lingerie nya .
Husein hanya terdiam dan menatap Bima yang berjalan menuju kamar menantunya itu.
" Kakek sudah jangan dipikirkan " Ucap Zahara untuk menghibur kakeknya.
Husein menarik tubuhnya dari sandaran dan duduk dengan tegak " Zahara , apa selama kakek di luar negeri Bima sering kemari".
Zahara pun mengangguk.
" Astaghfirullah, menantuku sungguh tidak bisa menjaga harkat dan martabat keluarga kita " Gumam Husein lirih.
Dan tak lama kemudian Zahida berjalan sambil menenteng tas brendednya.
" Kak, kakak mau ke mana ?" Teriak Zahara yang membuat Zahida menghentikan langkahnya dan menoleh padanya.
" Kakak mau keluar menemui pacar kakak , ingat ya Zahara sampai kapanpun kakak tidak mau dipaksa menikah dengan keluarga Admaja, titik!" Jawab Zahida ketus.
Zahara beranjak dan mendekati Zahida " Tapi kak , bagaimana dengan kakek , janji adalah hutang kak kasihan kakek ".
Zahida menyunggingkan senyumnya
" Salahnya sendiri , kenapa aku yang jadi korban hahhh kalau kamu kasihan pada kakek ya kamu saja yang menikah dengan keluarga Admaja toh kamu juga sudah lulus SMA kan , sudah jangan halangi kakak my baby honey sudah menungguku bye adikku yang cantik " Zahida pun tersenyum sambil mencubit pipi adiknya kemudian melangkah meninggalkan Zahara yang terdiam membeku dengan semua pikirannya.
Bruks
Kakek terjatuh dari ranjangnya sambil memegangi dadanya membuat Zahara tersentak dan berlari untuk menolong kakeknya " Kakek ! Kakek kenapa ?" .
" Kakek tidak apa apa nak aduh " Jawab Husein sambil meringis dan terus menekan dadanya sebelah kiri karena tiba tiba merasakan nyeri yang tak terkira.
Setelah memapahnya dan membantu sang kakek untuk kembali berbaring di ranjangnya, Zahara pun berlari dan mengetuk pintu kamar Laura .
Awalnya Zahara ragu untuk memberitahu kondisi kakeknya pada Laura karena pasti mereka tidak senang .
Tok tok tok
Zahara terus menggedor pintu tersebut meskipun tidak ada respon karena pasti mereka berdua sedang bergulat penuh keringat .
Ceklek
Setelah beberapa kali menggedor akhirnya Laura membuka pintunya.
Mata Zahara seketika terbelalak melihat Laura yang berdiri di depannya dengan berbalut kain handuk sebatas dada dan di atas lutut
" Ada apa Zahara , aduh gak sopan banget sih !".
" T-tante , kakek tan dia tidak baik baik saja kita perlu membawanya ke rumah sakit sepertinya jantungnya kembali bermasalah " Ucap Zahara gugup.
Laura mendengus perlahan" hhhh hanya karena itu kamu menggedor nggedor pintu kamarku , ya sana bawa saja kakek ke rumah sakit minta sopir menemaninya, ganggu saja !"
Jleng
Laura menutup pintunya dengan sangat keras membuat Zahara tersentak kemudian berlari untuk menyiapkan mobil karena kakeknya membutuhkan perawatan dokter secepatnya.
Setibanya di rumah sakit , Husein segera mendapatkan penanganan yang intensif karena penyakitnya yang sudah parah.
Zahara hanya menatap keadaan kakeknya yang memprihatinkan dari balik jendela . Kemudian dia duduk di depan ruangan itu dengan semua pikirannya.Tak lama kemudian seseorang datang dan menyodorkan sesuatu pada Zahara.
" Maaf benarkah anda nona Zahida Husein ?" Ucap Ferdi yang merupakan asisten pribadi dari keluarga Admaja.
Zahara menatapnya lekat kemudian menggeleng perlahan.
Ferdi pun tersenyum dan menarik tangannya untuk menyimpan kembali apa yang akan diberikannya.
" Maaf saya salah " ucap Ferdi kemudian memutar tubuhnya.
" Tunggu !" teriak Zahara yang membuat Ferdi berhenti dan kembali menatapnya.
Zahara mendekat pada Ferdi " Tuan dari mana ? Kenapa mencari kakakku ?".
" Maaf nona muda , saya asisten kepercayaan tuan muda Admaja dan saya mencari nona Zahida karena secepatnya dia akan menjadi menantu dari keluarga Admaja jadi tuan muda meminta saya memberikan surat perjanjian selama menikah dengannya?" jawab Ferdi.
Zahara melotot tajam " Maksud anda perjanjian pernikahan semacam kontrak kerjasama begitu kah ? Terus apakah pernikahan itu tidak bisa dibatalkan saja tuan emm melihat kondisi kakekku yang sedang sakit " Zahara memang sangatlah polos.
Ferdi menggeleng sambil tersenyum" Nona ,ini wasiat terakhir tuan besar Admaja sebelum beliau menghembuskan nafas terakhirnya ".
Zahara terdiam membeku kemudian kembali menatap Ferdi " Jadi pernikahan ini tidak dapat dibatalkan? Dan itu harus dilakukan secepatnya ?".
Ferdi pun mengangguk " Iya nona dan seminggu mereka harus menikah sesuai wasiat terakhir tuan Admaja "
Zahara sangat terkejut hingga matanya membulat " Hahh seminggu lagi ".
" Tuan , dari mana anda tahu kalau Zahida berada di sini ?" Tanya Zahara di tengah tengah kebingungannya.
" Karena tadi saya datang ke rumah anda dan bertemu dengan asisten rumah tangga di sana ,dia memberitahukan bahwa tuan besar Husein dan nona muda berada di rumah sakit ini " jawab Ferdi.
Zahara terdiam sejenak" Apa mungkin kakek mendengar kabar tentang kematian sahabatnya itu sehingga jantungnya kembali bermasalah " batinnya.
" Nona , anda baik baik saja !" Ucap Ferdi membuyarkan lamunan Zahara.
Zahara pun tersentak " Eh iya tuan , apa bisa saya yang menikah menggantikan kakak saya karena dia tidak mau menerima perjodohan ini ".
Ferdi pun terdiam dan menatap Zahara yang lusuh dari atas hingga bawah " Emm gadis ini cantik juga tapi dia masih kecil , badannya kurus , jauh dari kata seksi dan kelihatan banget dia masih belum dewasa ,sangat jauh dari selera tuan muda tapi mau bagaimana lagi " batin Ferdi.
Ferdi mendekati Zahara dan terus mengitarinya " Boleh juga , baiklah asalkan kamu juga keturunan keluarga Husein saya akan memberitahu tuan muda ".
Zahara pun sedikit lega karena masalah perjodohan sudah selesai .
...🌼🌼🌼...