NovelToon NovelToon
Obsesi Sang CEO

Obsesi Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Cinta Paksa / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: QurratiAini

Firda Humaira dijual oleh pamannya yang kejam kepada seorang pria kaya raya demi mendapatkan uang.

Firda mengira dia hanya akan dijadikan pemuas nafsu. Namun, ternyata pria itu justru menikahinya. Sejak saat itu seluruh aspek hidupnya berada di bawah kendali pria itu. Dia terkekang di rumah megah itu seperti seekor burung yang terkurung di sangkar emas.

Suaminya memang tidak pernah menyiksa fisiknya. Namun, di balik itu suaminya selalu membuat batinnya tertekan karena rasa tak berdaya menghadapi suaminya yang memiliki kekuasaan penuh atas hubungan ini.

Saat dia ingin menyerah, sepasang bayi kembar justru hadir dalam perutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QurratiAini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tujuh belas

"T-Tuan, ...." panggilnya lirih dengan nada begitu putus asa. "A-Aku mohon j-jangan hukum Ella. Dia ... dia tidak bersalah, Tuan. A-Aku ... aku, ...." Suara Firda tak dapat lagi terdengar dengan jelas karena isak tangisnya sendiri.

Dadanya turut kembang kempis seiring dengan napasnya yang tersendat-sendat karena isakannya yang begitu hebat tak mampu lagi terkendali.

"Apa yang sedang kamu lakukan, Firda?" sentak Abraham tak suka. Dia menarik tubuh rintih gadis itu dan membawanya berdiri secara paksa. Namun, tampaknya gadis itu sudah tak punya kekuatan lagi untuk menahan bobot tubuhnya sendiri hingga ia oleng ke arah Abraham.

Beruntung Abraham dengan sigap menangkap tubuh ringkihnya hingga ia tak jadi jatuh membentur lantai. Tangan besar dan kekar Abraham bertengger sempurna di pinggang ramping gadisnya. Abraham sama sekali tak menjadikan itu sebagai ajang modus karena jika dirinya mau, dia bisa melakukan yang jauh lebih nekat dari ini kan?

Abraham hanya ingin menegaskan bahwa dia bukanlah pria sepicik itu. Yang memuaskan nafsu bejatnya secara paksa kepada wanita lemah dan tak berdaya seperti Firda. Sesuai keinginan gadis itu, dia hanya akan melakukannya setelah mereka berdua resmi menikah.

Untuk memberikan tanda kepada gadisnya bahwa ia mencintainya hingga rela memberinya status sebagai istri sah, status tinggi dalam ranah keluarga Handoko, tentunya tak mungkin diberikan kepada sembarang wanita. Seharusnya dari sini saja Firda mengerti bahwa dialah wanita yang memang diinginkan oleh Abraham selama ini.

Tubuh Firda spontan menggeliat tak nyaman berada dalam rengkuhan tangan besar milik Tuan Abraham. Hal itu membuat Abraham dengan sigap melepaskan tubuh gadisnya yang saat ini berada dalam genggamannya.

Firda refleks memundurkan tubuhnya dari jangkauan Tuan Abraham. Seluruh tubuhnya gemetar hebat tanpa bisa dirinya sendiri kendalikan. Rasa takutnya kepada pria paling berkuasa di hadapannya kini benar-benar telah menguasai seluruh jiwa dan raganya.

Firda tak punya nyali sedikit pun untuk membalas tatapan buas yang Tuan Abraham layangkan kepadanya. Kini dia hanya bisa menunduk dalam, menatap ujung sandal yang saat ini dirinya kenakan.

"Harus berapa kali aku menegurmu, Firda? Bicara yang sopan, tatap lawan bicaramu. Apakah sandal jepitmu itu lebih menarik daripada wajahku hm? Jangan sampai aku mengulangi teguran ini lagi di kemudian hari. Kalau tidak, kamu benar-benar akan menyesalinya, Firda. Aku pantang mengulang kalimat yang sama berulang kali karena seharusnya kamu sudah mengerti maksudku hanya dengan cukup satu kali kukatakan kan?"

Abraham dapat melihat dengan jelas, mata gadisnya memerah dan berkaca-kaca karena ketakutan terhadap ancamannya. Namun, tak ayal gadisnya menurut membalas tatapannya meskipun dengan terpaksa dan rasa takut yang merenggut jiwanya.

"M-Maaf, Tuan," pintanya dengan suara pelan, teramat lirih dan halus bak bisikan angin. Beruntung Abraham dianugerahi Tuhan indra pendengaran yang tajam sehingga dia dapat mendengar ucapan bak bisikan lirih yang keluar dari bibir ranum gadisnya.

Abraham hanya memberikan reaksi dengan anggukan acuh tak acuh. "Kali ini aku maafkan, tapi tidak untuk yang setelah ini."

Firda lantas langsung menganggukkan kepalanya kuat-kuat sebagai pertanda bahwa dirinya benar-benar akan memahami ucapan penuh peringatan yang dilayangkan oleh Tuan Abraham dan mengingatnya dengan sebaik mungkin agar tertanam di otak kepalanya.

"Good girl," puji Abraham dengan puas. Jiwa jantan Abraham yang ingin mendominasi dan mengatur segalanya benar-benar merasa terpuaskan dengan sikap patuh dan penurut gadisnya.

Tidak seperti wanita-wanita di luaran sana yang selama ini mencoba mendekati Abraham, mereka semua terkesan agresif dan terlihat jelas memiliki niat terselubung hendak menaklukkan sosok Abraham Handoko agar bertekuk lutut kepada mereka.

Tak ayal mereka mulai berani mengatur-atur kehidupan Abraham, padahal dia paling pantang untuk diatur dan ditundukkan. Jangankan oleh mereka, wanita-wanita tak jelas di luaran sana yang tak lebih hanyalah orang asing bagi Abraham, bahkan ibu tirinya saja tak mampu menundukkannya.

Satu-satunya wanita yang bisa membuat Abraham menuruti segala keinginannya hanyalah mendiang ibunya. Namun, sayangnya wanita tersayang Abraham itu telah meninggal saat melahirkan Abraham ke dunia. Sekali pun dia tak pernah bertemu dengan ibu kandungnya, melainkan hanya dapat melihat sosoknya melalui foto-foto kenangan masa lalu sang ibu.

Jadi... Firda memang gadis terbaik sejauh ini yang mampu memberi makan ego Abraham sebagai laki-laki yang hendak selalu mengatur dan mendominasi wanitanya.

"Tapi permintaanmu itu akan aku pertimbangkan. Dia sudah membuatmu sakit dan kelaparan. Lihatlah wajahmu pucat pasi seperti mayat hidup karena dia. Sekarang ayo kita masuk ke dalam, kamu harus segera makan, Firda," ucap Abraham dengan nada datar sarat akan ketenangan. Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana hitam yang saat ini dirinya kenakan.

Buru-buru Firda menggelengkan kepalanya sebagai bentuk klarifikasi. "A-Aku nggak apa-apa. Aku baik-baik saja, Tuan," katanya berusaha meyakinkan Tuan Abraham agar pria itu berubah pikiran dan mau mengabulkan permohonannya untuk menyelamatkan nasib Ella. Dia bahkan memberikan senyuman manis kepada pria itu hanya untuk meyakinkan bahwa ia sungguh baik-baik saja.

"Akulah yang merasa terganggu, Firda!" tandas Abraham dengan tegas, memperingatkan gadisnya bahwa di sini yang menjadi tolak ukurnya bukan perasaan Firda, tetapi perasaan pria itu sendiri lah.

Firda hampir menangis karena putus asa. "Tuan, aku mohon ...." katanya dengan raut wajah memelas berharap pria itu akan berbelas kasih, meskipun sebenarnya Firda sendiri tak kuasa berharap banyak.

Lelaki kejam seperti Tuan Abraham... Apakah masih memiliki hati untuk bisa merasakan belas kasihan? Sejujurnya Firda meragukan hal itu.

Namun, anggukan kepala yang diperlihatkan oleh pria itu berhasil mematahkan segala asumsi buruk Firda kepadanya. Manik indah kecoklatan milik Firda segera melebar karena terkejut bercampur perasaan lega, haru, dan bahagia yang menjadi satu memenuhi rongga hatinya.

"Baiklah, aku kabulkan permintaanmu. Ella tidak akan kubuat patah tangan dan kakinya."

"Terima kasih, Tuan," ungkap Firda hampir menangis karena benar-benar merasa lega. Seolah beban berat yang sebelumnya menghimpit punggungnya dan membuat dirinya dihantui rasa bersalah kepada Ella, kini semua itu benar-benar telah terangkat hingga membuat dirinya kini dapat bernapas dengan normal dan penuh kelegaan.

Abraham mendengus pelan melihat binar kecoklatan gadisnya kini tampak bersinar indah di bawah cahaya rembulan. "Tapi itu tergantung, Firda," katanya lagi, dengan sengaja menggantung kalimatnya.

Dia tatap lamat-lamat ekspresi wajah gadisnya yang begitu menggemaskan kala sedang menanti lanjutan perkataannya dengan penuh harap dan cemas.

"Kalau pengawalku tadi belum mengeksekusi perintahku, aku masih bisa untuk menyuruhnya membatalkan keinginanku tadi. Tapi lain hal Jika dia sudah terlanjur melakukannya kan? Kita sudah tidak bisa melakukan apapun lagi untuk membatalkannya karena hukuman yang aku berikan itu sudah terjadi."

1
Heulwen
Bagaimana cerita selanjutnya, author? Update dulu donk! 😡
Qurrati Aini: ditunggu yaaa, author bakal update setiap jam 10 malam, okeyy.
total 1 replies
Azure
Author-im, kalau tidak update cepat, reader-im bakal pingsan menanti T.T
Qurrati Aini: duh di tunggu ajaa ya hehe, author bakal update setiapp jam 22:00 WIB yaa.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!