cerita seorang menantu yang malang, yang di usir oleh mertua nya sendiri, setelah suami nya meninggal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faizah 1122, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21 ke gaduhan di restoran
Hari ini aku berangkat ke restoran bersama Intan, Intan pagi pagi sekali datang ke kontrakan aku, intan akhir nya mampir ke rumah aku dan ngobrol bersama Mila, entah apa yang mereka obrol kan hingga membuat mereka tertawa bersama,, tak ingin lama lama intan menunggu ku, takut nya dia bosan, aku pun segera menghampiri nya dan kami pun sudah siap untuk berangkat....
"Mila sayang, ibu pergi kerja dulu ya,, kamu hati hati di rumah, kalau mau keluar rumah sekitar sini aja ya, jangan jauh jauh, ucap ku pada Mila anak ku...
"Iya bu, ibu sama tante Intan juga hati hati di jalan, sahut Mila.
"Aku dan Intan pun mengangguk, setelah berpamitan pada Mila, kami pun segera berangkat menuju restoran menggunakan motor intan,, selang beberapa menit kami akhir nya sampai juga di depan restoran, aku segera turun dari atas motor, dan Intan pun mengunci motor nya,,
Kami pun masuk ke dalam restoran berjalan ber'iringan, namun belum sempat kami masuk ke dalam terdengar suara ribut ribut dari dalam, aku dan intan pun saling berpandangan bingung dengan apa yang terjadi di dalam....
"Mba dengar ga suara itu, kaya suara mba Iren, ucap intan pada ku...
"iya aku dengar kok,, tapi dia ribut sama siapa pagi pagi di restoran ini, sahut ku..
"kita masuk yuu mba, kita lihat tapi kita jalan nya pelan pelan aja, biar ga ada yang tahu kalau kita masuk ke dalam, ucap Intan..
"Aku pun menurut saja, kami pun berjalan perlahan lahan, hingga sampai di depan pintu, dan tak terlalu jauh aku dan Intan berdiri mematung melihat keributan di dalam ruangan ini, ternyata iren sedang adu mulut bersama kinan,, entah apa yang mereka ribut kan" kami tidak tau....
Namun sekilas aku mendengar dari ucapan Iren...
"Eh Kinan kamu ini bodoh atau pura pura bodoh sih, apa sih kehebatan Heni itu Hingga kamu membela dia mati matian,, apa kamu buta selama Ini, jelas jelas tiap malam Heni itu slalu mendapat jatah makan malam dua porsi untuk di bawa pulang, padahal dia itu kan anak baru di sini,, kita yang anak lama aja di sini ga pernah seperti itu, apa kamu ga curiga di balik semua ini, bisa aja kan Heni itu ada hubungan terlarang sama pak Herman bos kita,, ia sih dari segi pakaian nya dia terlihat alim,, ya siapa tahu itu hanya kedok nya saja,,, ucap Iren panjang lebar
Seketika hati ku pun terasa sakit mendengar ucap Iren terhadap ku,, aku pun melangkah kan kaki ku, di iringi oleh Intan, dan kami mendekat ke arah mereka yang masih ribut adu mulut,
"Apa an sih mba Iren ngomong kaya githo, asal mba Iren tau aja ya, aku ga pernah Ada hubungan apa apa sama pak Herman, tuduhan mba itu terhadap ku salah,,,, ucap Ku, dan aku pun menarik tangan Kinan untuk segera menjauh dari hadapan Iren...
"Mba,,, mba Heni sama Intan sejak kapan datang, ucap Kinan yang terkejut dengan ke datangan kami...
Aku tidak menyahut sama sekali, rasa nya hati ku sakit banget mendengar ucapan Iren barusan, jadi mereka pagi pagi ribut hanya mempermasalahkan aku,, astaghfirullah cobaan apa lagi ini,, ucap ku dalam hati.
"aku Dldan mba Heni sudah 20 menit yang lalu datang, kami sengaja masuk diam diam karna dari luar kami sudah dengar keributan kamu dan iren, ucap Intan..
"Mba,,, mba Heni ga marah kan sama aku,, aku minta maaf mba kalau keributan aku dan Iren membuat mba sakit hati, ucap Kinan,,
"Iyaa ga papa Kinan, justru aku yang harus minta maaf sama kamu, hanya karna kamu belain aku, kamu jadi ribut sama Iren, sahut ku, ...
"mulut iren itu mba memang terbiasa seperti itu, dia slalu menuduh tanpa mencari kebenaran nya,, kalau dia terus di diamin dia akan terus ngelonjak, maka nya aku rela ribut sama dia demi membela mba Heni, ucap Kinan...
"Makasih ya Kinan,, sahut ku
"Woy lagi ngomongin apa an sih, pagi pagi sudah rame banget, sahut Mita yang barusan datang dan langsung masuk ke ruangan yang kami tempati ini...
"Biasa lah Mit,, ada sedikit masalah tadi, sahut intan,,
"ohhh githo ya,, masalah apa sih, kok aku jadi kepo yaa, ucap Mita sambil nyengir...
"Nanti aku ceritain sama kamu Mit, kalau cerita sekarang, bisa bisa nanti kalau mak lampir lihat" dia bakal marah lagi, bisa bisa nanti mak lampir nya mengeluar kan tanduk dan menjadi apa lah, aku tidak tau, ucap Intan sambil tertawa, aku dan Kinan pun juga ikutan tertawa mendengar ucapan Intan barusan,, masa ia mak lampir punya tanduk, ha ha ha ada ada aja...
Kami pun keluar bersama setelah mengganti pakaian,, dan benar saja saat kami berjalan ber'iringan, tatapan dari Iren menuju ke arah kami dengan penuh kemarahan,, kami pun hanya cuek saja, dan pura pura tidak melihat nya,, aku, Intan, Mita, dan Kinan, kembali ke pekerjaan kami masing masing tanpa peduli dengan tatapan tajam dari Iren...
********
Jam makan siang telah tiba, restoran ini pun penuh dengan pengunjung yang berdatangan ingin makan siang, ku lihat mereka di luar kualahan melayani semua pelanggan, sampai sampai pak Herman pun turut ikut melayani pengunjung, memang kalau di lihat pak Herman ini terlihat baik, sampai sampai dia rela membantu para karyawan nya yang kerepotan...
Hingga setengah jam berlalu, para pengunjung pun sudah mulai sepi, kini piring piring kotor pun di angkat dan di bawa ke tempat husus cuci piring, dan kini giliran aku yang bertugas untuk mencuci piring,, tapi sebelum aku mencuci piring, pak herman pun bicara dan menyuruh aku untuk makan siang dulu bersama anak anak lain, mumpung restoran agak sepi dan belum ada pengunjung lagi,, aku pun mengiyakan dan ikut bergabung bersama teman sekaligus yaa bisa di bilang sahabat sih, meskipun usia mereka di bawah aku...
Aku, Mita, Intan dan Kinan, kami makan satu meja, meskipun di sini aku yang terbilang adalah karyawan rendah yang hanya bertugas sebagai pencuci piring kotor, tapi mereka tak pernah mengucil kan aku, bahkan mereka mau mau aja berteman sama aku,,
berbeda dengan Iren dan Ratna, mereka berdua dari awal aku masuk kerja di sini, udah keliatan kalau mereka berdua ga suka sama aku...
Ya aku ga memaksa setiap orang untuk suka sama aku, itu hak mereka, dan aku cukup menjalani aja dengan kerjaan aku, yang penting aku kerja propesional dan mendapat kan gajih...
Usai makan siang selesai, aku kembali ke tugas aku untuk mencuci piring yang sudah menggunung,, anak anak yang lain juga masing masing melanjut kan tugas mereka,,
Hingga cucian piring dan gelas kotor dan yang lain nya selesai ku cuci dan ku kering kan di atas tempat nya, aku pun ber'istirahat sebentar tuk membuang rasa lelah ku...
Namun tiba tiba saja terdengar suara pintu yang di tutup dengan keras hingga menimbul kan bunyi dan membuat aku sangat terkejut,, aku pun bangkit dari kursi dan melihat ke arah pintu yang sudah tertutup rapat,,, entah lah siapa yang sengaja melaku kan itu, aku tidak tau,, tak ingin ambil pusing lebih baik aku membuat secangkir es teh tuk membasahi kerongkongan ku yang mulai merasa haus....
*****
malam telah tiba, pukul tujuh dini hari, restoran ini kembali di penuhi para pengunjung, ada ibu ibu, dan ada juga bapak bapak, bahkan ada muda mudi juga yang rame dengan pasangan mereka masing masing... setelah ini kembali lagi aku dengan cucian piring kotor yang harus ku kerjakan dengan senang hati, demi mendapat kan rupiah....
Usai aku mencuci piring,, dan pekerjaan ku pun udah selesai, ku lihat anak anak yang lain udah mau siap siap mau pulang,, ku kering kan tangan ku yang masih basah menggunakan handuk kecil, setelah itu baru aku melangkah dan menuju ruangan ganti, tuk melapisi baju seragam aku dengan gamis panjang,,...
"Mba Heni pulang nya bareng aku aja ya, ucap Kinan dan Intan berbarengan....
"Iya sahut ku,, yang tak ingin membuat mereka berdua kecewa...
"Lohh,, terus mba Heni naik motor sama siapa, sahut Mita kemudian...
"Sama aku, sahut Intan dan Kinan lagi..
"Dih apa an sih kalian ini, kaya anak kecil aja, masa rebutan mba Heni, tubuh mba Heni aja cuman satu, gimana coba cara nya mba Heni untuk ikut langsung pada kalian berdua,, ucap Mita menimpali..
"Naik motor aku aja mba, kan kemarin kemarin mba slalu ikut sama Intan,, malam Ini ikut aku aja, ucap Kinan yang tak mau kalah...
"iya deh iya sahut ku,, ga papa kan kamu Tan, ucap ku pada Intan...
"iya mba ga papa,, kan aku bisa ngikutin kalian dari belakang, sahut Intan...
Kami pun pulang sama sama,, di jalan kami berpisan sama Mita karna beda arah, dan kini tinggal lah kami bertiga, menyusuri jalan yang terlihat masih ramai orang lalu lalang....
(Bersambung)
Jangan lupa like dan komen nya ya kak..