ISTRI SANG MAJIKAN 2

Daniel benar-benar beram, dengan kelakuan adik iparnya sendiri.

Daniel mencengkeram kemeja Sherly makin kencang. Sherly menangis ketakutan sambil merasakan pipinya yang perih karena tamparan Daniel bertubi-tubi.

"Ba-- baik M-- Mas, aku akan ceritakan!" Jawab Sherly terbata.

Flasbach on

Sherly masuk kedalam rumah Daniel setelah di buka kan pintu oleh Simbok.

"Mau cari siapa Non Sherly? di rumah ini kosong!" Tutur Simbok.

"Mau cari siapa kek! apa urusan loe? pembokat!!" Jawab Sherly terus ngeloyor menapaki anak tangga.

Simbok menatap Sherly ke atas dan masuk ke kamar Daniel.

Simbok tidak peduli lagi kemudian melanjutkan pekerjaannya.

Sherly sampai kemar Daniel, duduk di ranjang kamar kemudian menjatuhkan tumbuhnya di kasur empuk milik Almarhumah Almira. Derrr deerrr derrr.

Handphone Sherly berbunyi ia merogoh tas kecilnya. Kemudian melihat siapa yang menghubungi dirinya. Ternyata Papanya yang bernama gunawan.

"Hallo Pa, ada apa?" Sherly menjawab telepon Papanya.

"Sher gemana nih? rumah kita harus di kosong kan dalam waktu 24 jam." Tutur Papa Gunawan.

Usaha Papa Gunawan Bangkrut semua aset di sita bank. Hanya tinggal rumah yang ia tempati. Itupun hanya menunggu tenggang waktu.

Sebenarnya sudah diberi peringatan sejak 6 bulan yang lalu.

Pak Gunawan menemui Papa Daniel pinjam uang, untuk suntikan dana usahanya. Tetapi Papa Nano menolak. Tidak putus asa, Pak Gunawan menemui Daniel minta hak gono gini milik Almira yaitu rumah mewah yang di tempati Daniel.

Lagi-lagi Daniel menolak. Daniel mau mengabulkan permintaan Papa Gunawan asalkan jangan rumah itu.

Karena Daniel belum bisa melepas kenangan dengan Almira.

Sedangkan rekan bisnis Pak Gunawan semua tidak ada yang mau membantu Pak Gunawan. Sebab waktu masih jaya Pak Gunawan suka main curang.

"Hallo Sher, masih di situ kan, tolong cari solusi! kamu tidak mau kita menjadi gelandangan kan?" Suara Pak Gunawan di sebrang.

"Okay Pa, aku tutup dulu teleponnya ya." tut. Sherly menutupi telepon.

Sherly tidak pikir-pikir lagi membuka laci di mana perhiasan Almarhumah kakaknya dulu di simpan.

Perhiasan seharga 5 m ia gasak. padahal rumah Papanya jika dijual hanya laku sekitar 3 m. Sherly tersenyum lebar. Ia segera memasukkan perhiasan ke dalam tas terburu-buru. Sebab sebentar lagi Icha pasti pulang sekolah hingga liontin nya jatuh satu.

Setelah mendapatkan semua, Sherly berjalan terburu-buru ke kamarnya Rani, lalu membuang kotak perhiasan di kolong tempat tidurnya Rani.

"Yes! Sherly mengepalkan tangannya mengangkat lalu sikunya mundur kebelakang.

"Hahaha.... Sherly tertawa defile.

"Sekali tepuk dapat dua! ahahaha...

"Sebentar lagi loe akan di tendang dari rumah ini pembokat!. Sherly menelusuri foto wajah Rani yang di tempel di tembok dengan tatapan yang sulit di artikan.

Sherly bergegas keluar melihat Icha sudah turun dari taksi online.

Sherly berpapasan dengan Icha, tapi tidak menyapa dan jalan terburu-buru masuk ke dalam mobil. Icha menatap Sherly tidak suka.

Flasbach off

Daniel melepas kerah milik Sherly setengah mendorong hingga Sherly terjengkang. Belum puas sampai segitu. Daniel kalap ingin mencekik leher Sherly. Saat ini emosinya sudah sampai di ubun-ubun.

Bersamaan dengan itu Deni adik angkat Daniel, sekaligus asisten pribadinya masuk.

"Bang Daniii....hentikan!" Deni berteriak kencang sambil menarik tubuh Daniel.

"Abang mau masuk penjara hanya karena perempuan seperti dia?" Teriak Deni sambil merangkul Daniel dari belakang.

Daniel meronta agar bisa lepas dari Deni. Sementara Sherly diam duduk lemas tidak berdaya.

"Siska! panggil security!" Deni memanggil siska kencang karena pintu masih terbuka sedikit. Sebenarnya Siska mendengar teriakan Deni. Tetapi Siska pikir bukan karena Daniel menganiaya Shelly. Menurut pemikiran Siska karena Daniel ingin berbuat yang tidak senonoh dengan Sherly. Jadi menurut Siska sekretaris Daniel ini privacy.

Siska menghubungi Security, tidak lama kemudian Security datang dan membawa Sherly keluar.

"Astagfirlullahaladzim...Bang Dani! apa yang barusan abang lakukan.." Deni menjatuhkan bokongnya di kursi lemas.

"Aaaaggg buk! Daniel meninju tembok hingga tangannya berdarah.

"Bang Daniel cukup!" Bentak Deni. "Walaupun abang bunuh diri sekalipun tidak akan merubah keadaan." Nasehat Deni.

"Mudah mudahan saja bang! Papanya Sherly tidak akan menuntut abang." Kata Denì lirih.

"Gue tidak takut! gue bisa tuntut balik karena dia sudah mencuri di rumah gue !"

Deni berdiri kemudian membuka kotak P3K lalu mengobati luka Daniel.

"Belum ada kabar dari kakak ipar bang?" Tanya Deni mengalihkan topik.

"Belum Den! dua orang suruhan gue yang menyelidiki Rani belum menemukan hasil," "Bahkan loe tau kan! berapa hari ini gue mencari dia tidak ada jejak."

"Benar kata Mama! mungkin selama ini gue hanya bisa menyakiti hatinya." "Gue hanya ingin tau keberadaannya saat ini dalam keadaan baik." "Sepertinya keputusan dia sudah bulat ingin pisah dengan gue." hu huuu..Daniel nangis tergugu.

"Kalau Rani bahagia tanpa gue."

"Gue ikhlas Den yang penting dia bahagia." hu huuu.

Deni menepuk tepuk bahu kakak angkatnya menenangkan. Sebenarnya Deni kesal juga dengan kelakuan Daniel. Tetapi mau bagaimana lagi semua sudah terjadi.

Mereka diam dalam lamunan masing-masing. Deni mencintai Rani sejak pandangan pertama dulu, bahkan sering bersi tegang dengan Daniel. Tetapi demi Rani asalkan dia bahagia Denì turut bahagia. Namun kenyataannya Rani selalu menanggung kesedihan karena ulah Daniel. Deni menghela nafas panjang.

"Lalu bagaimana dengan Icha bang bukan kah selama ini, Icha tidak bisa jauh dari Rani?" Tanya Deni.

"Sekarang dia nggak mau tinggal sama gue Den! Icha memilih tinggal bersama Mama." Daniel menyeka air matanya dengan tisue.

"Sudah bang semua sudah terjadi, lebih baik abang instropeksi diri." "Anggap saja ini satu pembelajaran untuk abang." "Dan buat aku juga

agar kedepannya kita bisa lebih baik memperlakukan seorang wanita." Nasehat Deni.

Daniel menunduk lesu, ia berpikir kadang semua yang terjadi di luar kehendaknya. Ia sudah berjanji kepada diri sendiri untuk berbuat lebih baik. Tetapi ia selalu melanggar janjinya sendiri. Daniel beranjak ingin pulang. Kali ini ia akan pulang kerumah Mama.

"Gue pulang dulu Den." Kata Daniel sambil memasang jas nya.

"Aku antar, lagian sekarang juga sudah sore 30 menit lagi pulang." Tutur Deni. Tentu Denì tidak membiarkan Daniel membawa mobil sendiri dalam keadaan kacau seperti ini.

Daniel hanya diam melangkah keluar melewati Siska yang masih sibuk di depan komputer.

"Sis, gue duluan ya." Pamit Deni pada Siska.

"Baik Mas." Jawab Siska memandangi kepergian Bos dan Deni.

Daniel melewati karyawannya dalam keadaan kacau. Bisik-bisik Karyawan wanita pun tidak terelakkan.

"Kenapa sih Pak Dani! kok wajahnya suntuk banget, nggak seperti biasanya.?" Tanya salah satu karyawan.

"Nggak tau gue! tapi tadi ada Mak Lampir memaksa masuk." Jawab salah satu karyawan.

Begitulah karyawan memberikan julukan Sherly Mak Lampir. Sebab setiap datang sejak SMA dulu sering membuat onar.

"Hai..hai..kerja! kerja! kerja! tidak ada gosip sewaktu kerja." Titah pengawas. Karyawan pun langsung diam dan lanjut bekerja.

.