Bercerita tentang seorang anak yang bernama mugi yang terlahir sebagai rakyat jelata dan menjadi seseorang penyihir hebat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muchlis sahaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pedang Futekigo.
Melihat pesan yang di tulis oleh orang yang menyebut dirinya sebagai Jack The Ripper, itu membuat seluruh pasukan merasa kesal.
" Kita harus menyampaikan ini kepada pak Albert sesegera mungkin, " ujar salah satu pasukan.
Dan pasukan lain nya menjawab " kau benar, ayo cepat. "
Mereka bergegas pergi menemui Albert.
Pada saat mereka sampai di hadapan Albert, mereka pun menceritakan semua, Albert menghela napas panjang sembari duduk di atas kursinya dengan tenang.
" Jika benar seperti itu, berarti ada seseorang yang menentang kita, dan yang pastinya dia adalah seorang manusia dari desa Hurley, " ucap Albert.
" Lalu bagaimana pak?, " tanya salah satu pasukan itu.
Albert menjawab, " cari seluruh penduduk desa Li-Han Shi dan habisi mereka semua, kita harus cepat menguasai tempat ini, dan jika bisa menemui Jack The Ripper, habisi juga dia sekalian. "
" Baik Pak, " setuju para pasukan Albert.
Pada saat mereka ingin pergi, seseorang datang menemui Albert, seseorang itu berambut merah, dengan pakaian seolah seperti seorang bangsawan dengan mata merah menyala, dia berkata.
" apa kau yakin dengan pasukan ini saja kau bisa mengalahkan Jack The Ripper itu?. "
Albert tersenyum tipis, seolah dia sudah mengenal seseorang tersebut, " Raja Iblis generasi ke dua, Amura. "
Seluruh pasukan raja Albert terkejut dengan mata yang menunjukkan raja ketakutan, tubuh mereka bergemetaran menunjukkan rasa tidak percaya dengan hal tersebut.
" Ra-raja iblis?, sungguhkah?. "
" Ku-kurasa begitu, dia menekan kekuatan nya, maka dari itu kita tidak menyadari nya, " ujar salah satu pasukan.
Albert berdiri dari kursinya, dan bertanya kepada Amura, " lalu bagaimana?, apa kau memiliki rencana untuk mengalahkan nya?. "
" Aku akan meminjamkan mu pasukan iblis tingkat tinggi ku, " jawab Amura.
Amura langsung memanggil dua iblis tersebut, iblis itu memiliki peringkat Arcdemon dan Grand demon, " dia adalah Dybra peringkat Arcdemon, dan Leci peringkat Grand demon, bawa saja mereka. "
Albert pun menyetujuinya, dan memerintahkan seluruh pasukan untuk membasmi seluruh penduduk Li-Han Shi dan mencari Jack The Ripper.
Di sisi lain, Aaron, Li-Ziyan, Misha, dan seseorang yang bernama Lebra sedang berada di sebuah tempat tersembunyi, Lebra adalah seorang laki-laki elf berambut oren, dengan baju berwarna kuning biru, mata nya berwarna biru sedikit gelap, Lebra duduk di sebuah batu.
" Aku tidak menyangka kalau desa yang di bangun guru Nipis akan berakhir begini, " ucap dari Lebra.
Ziyan juga sedikit termenung dengan apa yang terjadi pada desanya, " kau benar Lebra, apa yang terjadi ini sungguh di luar dugaan. "
Aaron pada saat itu sedikit menenangkan mereka semua, " tenang saja, meski pada saat ini jalan keluarnya belum ada, hanya dengan membunuh pasukan mereka satu persatu adalah solusinya, aku sudah menulis pesan dengan darah pasukan mereka, pasti sekarang pikiran mereka akan sedikit kacau dan mulai mencari kita. "
Ternyata seseorang yang menulis pesan dengan darah atas nama Jack The Ripper adalah Aaron itu sendiri, Lebra yang sedari tadi terdiam melirik ke arah pedang yang dia genggam sedari tadi, dia tersenyum dan bergumam dengan suara hatinya.
" Guru Nipis, pedang peninggalan mu ini lah satu-satu nya harapan kami. "
Lebra mengingat masa lalu nya saat bersama Nipis, dimana Nipis memberikan pedang yang bernama Futekigo kepada Lebra.
" Lebra aku berikan pedang ini kepadamu, gunakan pedang itu sebaik mungkin, karena kau satu-satu nya orang yang mewarisi sihir milik ku. "
Setelah mengingat kejadian itu, Lebra merasakan semangat yang membara di dalam dirinya, Lebra merasa api semangat membakar dirinya dan merambat keseluruhan tubuh nya.
" Baiklah, kita akan memerangi mereka semua. "
Mendengar itu, Aaron langsung melirik ke arah Aaron, Ziyan merasa tidak percaya apa yang di katakan oleh Lebra.
" Kau yakin?, jangan melakukan tindakan yang berbahaya seperti itu, " ucap Ziyan.
" Kau melihat nya kan Ziyan?, pedang guntur ungu ini, Futekigo pemberian dari guru Nipis sudah di tangan ku, jalan takdir ini meminta kita untuk mengalahkan para musuh, " jawab Lebra.
Disisi lain, di induk sekolah sihir, Mugi dan Ayano berdiri di sebuah lapangan yang berada di belakang sekolah, mereka memegang pedang kayu dan berniat berlatih bersama-sama.
" Kau siap mugi?, " tanya Ayano.
Mugi dengan wajah datar nya, hanya menganggukkan kepalanya.
Ayano pun mulai menyerang Mugi dengan tiga serangan beruntun, Mugi hanya bisa menahan serangan tersebut sehingga pada saat itu pedang Mugi terlepas dan berputar ke udara.
Ayano yang melihat Mugi latihan tidak serius, dia memasang ekspresi kesalnya kepada Mugi, Mugi menepuk tangannya, akan tetapi Ayano berkata.
" Kau tidak serius. "
" Tidak, aku sudah serius, " jawab Mugi.
" Mana mungkin seorang keter yang berhasil membunuh Mila, akan tetapi kalah dengan serangan yang seperti ini, " kata Ayano.
Mugi sedikit terkejut mendengar perkataan Ayano, karena Ayano mengetahui dirinya adalah Keter.
" Bagaimana bisa kau mengetahuinya?, " tanya Mugi.
" Aku dan Mila sudah lama menyadari nya waktu itu, " jawab Ayano.
Ayano pun pergi memasuki kelas meninggalkan Mugi.
Jam pelajaran pun berlangsung, seluruh siswa memasuki kelas mereka, Glich menyampaikan kepada seluruh muridnya.
" Baiklah, apa kalian sudah mengetahuinya?, desa Li-Han Shi di serang oleh desa Hurley?. "
Seluruh murid menganggukkan kepala nya, Mugi sedikit bergumam.
" Itu bagus, aku harus mencari petunjuk tentang penyerangan mereka, lalu datang sebagai pahlawan. "
Glich melanjutkan perkataan nya.
" Karena pemerintah akan mengirimkan bantuan kesana, maka pemerintah kita juga meminta penyihir hebat di kelas sekolah kita, maka aku akan menyebutkan nama-nama yang akan pergi ke desa Li-Han Shi. "
Seluruh murid sedikit bersemangat.
" Jadi kita akan pergi kesana nih?. "
" Wah!, kira-kira siapa ya murid pilihan guru? . "
Glich pun menyebutkan nama-nama murid pilihan nya.
" Zahra, Ayano, Oneal, dan mugi. "
Seluruh murid bersorak seolah merasa tidak percaya.
" Apa!?, Mugi?. "
" Mugi?. "
" Aku rasa Mugi memang kuat. "
Lalu salah satu murid laki-laki berkata.
" Tapi aku rasa dia tipe yang lemah. "
Dan di lanjutkan oleh siswi wanita.
" Bahkan dia bukan bandingan kakak nya Chaerin. "
Mugi tidak bisa berkata apa-apa dan hanya memasang ekspresi datarnya.
Malam hampir tiba, para murid sudah di pulang kan dari sekolah, Mugi berjalan menuju pulang ke Apartement nya, tidak lama setelah itu, Ayano datang dengan sepedanya.
" Apa kau mau ikut Mugi?, " tanya Ayano.
" tidak, kau duluan saja, " jawab Mugi.
Ayano sedikit berfikir, dan melirik ke arah sepeda nya, Ayano tersenyum dan berkata kembali.
" Boncengan berdua juga boleh saja, ayo. "
Mugi tidak ada pilihan lain dan ikut bersama Ayano, pada saat itu Ayano lah yang membonceng Mugi, dengan suara hatinya Mugi bergumam.
" Tidak, sepertinya ada yang salah. "
Mereka pun bertukar posisi, Mugi lah yang membawa Ayano.
" Nah begini baru benar. "