NovelToon NovelToon
Fantasi Liar Gadis Introvert

Fantasi Liar Gadis Introvert

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:19.8k
Nilai: 5
Nama Author: 🌹Ossy😘

Aluna gadis lugu yang penuh dengan cobaan hidup. Sebenarnya dia gadis yang baik. Namun sejak dia dikhianati kekasih dan sahabatnya dia berubah menjadi gadis pendiam yang penuh dengan misteri. Banyak hal aneh dia alami. Dia sering berhalusinasi. Namun siapa sangka orang-orang yang datang dalam halusinasinya adalah orang-orang dari dunia lain. Apakah Aluna akan bahagia dengan kejadian tersebut. Atau malah semakin terpuruk. Ikuti kisahnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 🌹Ossy😘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 31

Kau datang menawarkan persahabatan, namun Setelah ku percaya padamu, kau menusukku dari belakang. Sakit tentu. Tapi tak mengapa. Aku jadi tahu seperti apa dirimu yang sebenarnya.

🔥🔥🔥

"Pak Azlan, pulang yuk. Sudah sore. Apa di kantor sudah tidak ada yang kita kerjakan lagi?" Aluna menoleh pada Azlan yang terlihat duduk terkantuk-kantuk.

"Heh, apa Lun." Azlan terkejut. Dia memang sedang duduk terkantuk-kantuk.

" Pulang yuk, apa tidak apa-apa kita diluar seharian." Tanya Aluna lagi.

" Santai saja. Tidak usah takut kantor kita tidak akan hilang . Perusahaan kita adalah perusahaan berat. Tidak ada yang kuat mengangkatnya. Hehehe.." Azlan menatap sambil tersenyum jahil,

" Dihh, bukan begitu juga. Apa memang tidak ada pekerjaan buat saya."

" Tidak ada Aluna. Hari ini tugas kamu selesai. Atau kamu mau kita kerjain. Hahahaha.." Azlan mengedipkan mata. Senyuman jahil terlukis diwajahnya dari tadi.

"Jangan aneh-aneh deh pak. " Aluna terlihat tidak nyaman mendengar ucapan Azlan.

" Yey.. Siapa yang aneh-aneh. Pikiran kamu yang perlu dicuci. Saya ngomong yang sebenarnya. Saat ini kita memang lagi santai. Apalagi kamu baru sembuh. Kata bos besar. Untuk menebus kesalahannya, Hari ini kamu di bebas-tugaskan." jawab Azlan panjang lebar.

"Oh begitu. Tapi rasanya tidak enak disini pak. Semua cowok." Aluna tersenyum malu ketika berkata demikian. Pandangannya menyapu seluruh ruangan.

"Apa kak? Kenapa Lihat kita gitu amat. Kita tidak gigit juga kali. Hihihihi.." Sergio menoleh saat Aluna memandang ke arahnya.

" Ya bukan begitu. Tapi rasanya bagaimana gitu. Ngeri saja saya perempuan sendiri di sini."

" Memang kenapa kalau perempuan sendiri, beb? Kita tidak bakal ngapa-ngapain kamu." Juan datang dan duduk dekat Aluna.

" Bukan begitu beb, tapi .."

" Cie,... Cie... Sudah memanggil beb juga sekarang. Asyik... Asyikk.." Sergio mulai menggoda Luna lagi. Dia memang senang kalau melihat Aluna salah tingkah. Terlihat lucu katanya.

Aluna mendelik menatap ke arah Sergio. Dia jadi malu. Tapi Aluna merasa nyaman dengan panggilan tersebut.

" Jangan marah kakakku, kita senang kalau kakak merasa nyaman disini. Dengan panggilan tersebut, menandakan kakak tidak canggung lagi.." Sergio ikut mendekat.

" Iya beb, kita sudah menganggap kamu keluarga, jadi mau panggil apa saja ke kita, asal kamu nyaman, kita tidak akan mempermasalahkan."

" Panggil saya mine juga ya, saya mau dipanggil mesra juga. Jangan lagi panggil pak dokter. Serasa saya sedang tugas. Hehehe.." Davian ikut duduk disamping Aluna.

Aluna hanya tersenyum malu. Dia tidak mengira keluarga yang baru dikenalnya, menyambutnya dengan hangat.

Tadi pas pertama kali dia masuk rumah dan membuka mata, dia sangat terkejut. Karena rumah yang dia masuki adalah rumah yang ada di dalam mimpinya saat dia pingsan ditepi pantai.

Makanya dia pura-pura tidur. Aluna ingin tahu tentang rumah tersebut. Namun belum mendapatkan apa-apa dia terpaksa harus menyudahi sandiwaranya karena Juan.

Terlalu banyak kebetulan atas semua yang terjadi. Mungkin memang sudah seharusnya atau memang sudah takdir mereka dipertemukan. Atau memang semuanya berhubungan.

Sebenarnya terlalu banyak kejanggalan disini. Perlakuan mereka yang seolah telah mengenal lama, membuat Aluna berpikir kalau dia memang amnesia karena kecelakaan. Tidak ada satu ingatan pun tentang mereka. Mereka tetap orang-orang misterius.

Dia bisa berpikir begitu, karena dalam ingatannya hanya Bram dan Alisha yang memenuhi isi kepalanya. Sedangkan buat mereka tak sedikitpun ada ingatan kecuali sepenggal mimpi yang sering hadir.

Antara nyata dan tidak nyata. Namun saat ini, Aluna ingin menikmati perlakuan mereka. Aluna mulai terbiasa dengan panggilan ataupun perlakuan mereka yang baik. Dia mulai nyaman dan merasa diperhatikan di sini. Merasa disayang dan diprioritaskan. Selama ini mereka belum melakukan sesuatu yang merugikannya.

" Kenapa diam mine, hm? Ada yang sedang dipikirkan? Bertanya saja kalau ada yang mengganggu pikiran. Jangan sungkan pada kami." Davian menatap lembut gadis di depannya.

Aluna menggeleng. Dia menoleh ke arah Davian . Tatapan mereka bertemu. Aluna segera memalingkan wajah. Dadanya bergemuruh. Jantungnya berdebar kencang. Bahkan mukanya terlihat memerah.

Davian tersenyum melihat Aluna yang menjadi salah tingkah. Dia suka sekali saat Aluna begini.

"Kenapa mine? Hahahaha kamu lucu. Saya suka kalau kamu begini. Teruslah tersenyum ya." Davian meraih tangan Aluna mengusap pelan.

" Pak dokter,.." Aluna menghentikan ucapannya. Ada rasa ragu saat akan bertanya.

" Ada apa hm. Kok tidak diteruskan. Katakan saja , ingat sekali lagi, jangan sungkan!"

" Bener beb, jangan sungkan pada kita. Kamu boleh mengungkapkan apa saja pada siapa saja yang menurut kamu pas untuk diajak cerita. Kalau tidak mau didengar yang lain. Kita bisa menyingkir terlebih dahulu." Ucap Juan yang dari tadi hanya menyimak sambil bermain ponselnya.

Aluna menatap Juan, Davian dan Sergio bergantian. Hanya ada mereka bertiga di sini. Yang lain sedang beristirahat di kamar. Setelah tadi jamaah sholat ashar, mereka bilang akan istirahat sebentar.

" Saya.., saya pernah bermimpi..." Aluna diam lagi.

" Mimpi, mimpi apa? Apa kita boleh tahu? "

Aluna masih ragu. Dia sedang menimbang, mau lanjut bercerita atau tidak. Karena yakin dia pasti akan ditertawakan jika mereka mendengar apa yang akan dia ceritakan.

" Kenapa ragu? Takut kita tertawa begitu?"

" Eh.. Kok pak dokter tahu." Aluna terkejut ketika Davian bisa menebak isi kepalanya.

" Hahahaha... Hanya menebak. Biasanya orang akan malu bercerita tentang mimpinya, Takut ditertawakan karena mimpinya kadang tidak masuk akal. Begitu kan yang kamu rasakan."

" Eh, kenapa bisa pas. Pak dokter cenayang ya.." Aluna semakin terkejut mendengar jawaban Davian.

" Kamu ada-ada saja beb. Dia bukan cenayang. Tapi dukun . Dukun ca-bul. Hahahah.." Juan menimpali sambil tertawa. Jadilah suasana kembali riuh.

" Jangan begitu Juan. Nanti dia takut sama saya. Kalau sampai terjadi kamu akan saya suntik ma-ti." Davian melirik Juan.

" Ihhh takut.." Juan semakin tergelak Tidak hanya Juan Sergio pun ikut tertawa sambil memegang perutnya.

Suasana menjadi riuh. Davian melempar Juan dengan bantal kursi. Tidak kena, dipungut dan dilemparkan kembali pada Davian. Begitu terus berulang berkali-kali. Aluna ikut tertawa melihat tingkah mereka yang seperti bocah kecil.

Lemparan tak sengaja mengenai Aluna. Tepat terkena muka. Semua terdiam. Karena Aluna juga diam. Aluna melihat ke sekeliling. Dia pungut bantal secara perlahan dan kemudian dia lempar ke arah Juan. Karena dia lah yang tadi melempar dan mengenainya. Juan mengelak. Bantal tersebut terus melayang ke arah belakang tempat berdiri Juan.

Aluna heran kenapa tidak ada suara. Hening. Semua orang terdiam. Bahkan sepertinya angin pun enggan bertiup. Aluna terkejut. Dia menutup mulutnya. Jantungnya berdebar keras. Mukanya sedikit pucat.

Terlihat di ujung sana, Arga datang dengan baju dan muka kotor. Semua orang menahan nafas.

Ternyata bantal tersebut tepat mengenai Arga yang datang dengan membawa sepiring makanan dan tumpah mengenai mukanya.

Tak lama kemudian, datang menyusul Azlan di belakangnya. " Kok sepi, ada apa? Apa yang terjadi?" Ucap Azlan memandang ke sekeliling. Namun sejurus kemudian. Pandangan matanya berhenti . Dan "Hahahaha.."

Azlan tergelak. Dia tertawa keras saat dia melihat muka Arga penuh dengan makanan. Yang lain ikut tertawa. Hanya Aluna yang diam menunduk.

"Maaf pak, saya tidak sengaja." Aluna terlihat pucat dan gemetaran.

" Harusnya saya tidak ikut melempar bantal tersebut. Maafkan saya." Aluna menahan nafas. Dia takut Arga marah.

Arga menatap Aluna sejenak. Kemudian dia tersenyum. "Tidak apa-apa, mungkin memang sudah saatnya saya mandi." Ucap Arga dan berlalu kembali ke dalam.

Aluna jatuh terduduk. Dia bisa bernafas lega. Dia pikir akan kena marah.

" Jangan takut beb, Bang Arga tidak akan marah padamu." Juan menyentuh bahu Aluna.

" Minum dulu kak, sampai pucat begitu. Pasti takut ya." Sergio mengangsurkan segelas air putih.

"Terima kasih Sergio.":Aluna menerima dan meminumnya hingga habis tak tersisa.

" Haus beb."

Aluna hanya melirik Juan. Meletakkan gelas kosong di atas meja dan duduk selonjor di atas karpet. Menetralkan debar jantungnya yang belum normal.

Bersama Arga, membuatnya sport jantung. Selalu tegang. Walaupun selama bersama dia, Arga tidak pernah marah dan selalu memperlakukan dengan baik. Sikapnya memang dingin. Tapi tetap lembut pada Aluna.

" Sudah beb, tidak apa-apa. Namanya juga tidak sengaja. Lagian dia juga tidak terluka. Hanya kotor saja. Tenang ya beb.." Juan mengusap bahu Aluna.

Aluna hanya diam. Mengambil nafas panjang dan mengeluarkan secara perlahan. Merenungi apa yang terjadi hari ini.

Aluna berpikir tidak seharusnya dia ikut bermain-main. Kesialan datang tidak memberi tanda terlebih dahulu. Datang kapan saja tanpa diundang.

" Beb, Sudah. Tidak usah dipikirkan terlalu dalam. Yakin deh bang Arga tidak akan mempermasalahkan hal tadi. Semua hanyalah ketidaksengajaan."

"Iya beb, tahu saya ceroboh ya. Tidak seharusnya saya ikut bermain-main." Aluna mengangkat wajahnya menatap Juan yang juga menatapnya.

" Bukan ceroboh, hanya kamu sedang sial saja bertemu bang Arga. Hehehe.."

" ∆pa kamu bilang Juan? Sial bertema saya." Arga muncul dari dalam sudah dengan baju rapi dan seger sepertinya dia sudah mandi dan berganti baju.

" Aduh sakit.. Sakit Kan cuma becanda.." Juan berteriak kesakitan ketika Arga menjewer kupingnya sampai terlihat merah.

"Wah, mantab nih kena jewer." Sergio dan yang ada disana tertawa tapi juga ikut meringis melihat Juan yang meringis menahan sakit.

" Eh, jangan pak , sakit pasti." Aluna menggapai tangan Arga yang masih menarik kuping Juan .

" Duh so sweet. Di belain sama bebeb.Hahahaha.." Sergio tertawa melihat bagaimana Aluna mencoba membantu Juan.

Aluna tersadar. Tangannya menggantung. Dia tidak jadi menggapai tangan Arga. Dia menunduk. Aluna jadi serba salah. Barusan dia spontan karena kasian.

" Beb tolong gue beb. Sakit bang sakit." Juan masih meringis menahan sakit.

Aluna hanya bisa diam memandang kejadian itu. Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Walaupun ingin tapi dia tidak berani membantu.

" Ayo balik, sudah petang. Aluna nanti kemaleman sampai rumah."

Azlan menarik tangan Arga. Hanya dia saja yang berani pada Arga. Sebenarnya yang lain juga tidak takut. Cuma demi keamanan diri sendiri saja hingga mereka diam tanpa berbuat apa-apa. Ibaratnya nyari aman dan keselamatan sendiri.

"Ayo aluna.kita pulang." Azlan berjalan keluar terlebih dahulu. Di susul Arga.

" Saya pulang dulu ya beb, pak dokter dan Sergio. Salam buat yang lain." Ucap Aluna sambil beranjak.

" Iya beb hati-hati di jalan. Ingat ya harus tetap baik-baik. Ok ." Juan mengiringi langkah Aluna keluar rumah.

" Hati-hati kak. Sampai jumpa lagi " Sergio melambaikan tangan ke arah Aluna.

" Mine, kalau ada apa-apa, ingat kita. Panggil kita. Nanti kita kirim nomer ponsel kita. Ok. Tetap semangat untuk kedepannya ya.." Davian mengikuti langkah Aluna dari belakang.

Aluna masuk ke dalam mobil. Dia tersenyum seraya melambaikan tangan. Hatinya merasa senang mendapatkan perlakuan yang begitu manis.

" Aluna akan selalu semangat." Ucapnya dalam hati sambil tersenyum dan mengepalkan.

Bersambung

Yaaaaa... setiap mau bertanya selalu ada kejadian yang membuat tertunda. Belum saatnya kali ya.

Terima kasih untuk yang sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan jejak. Lopee ❤️❤️❤️

1
arya
Azlan kenapa sebenarnya
arya
memang ada apa Azlan
arya
kekuatan bulan dong.. eh itu kan sailor moon
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️
kenapa gak barengan aja ga usah arah nya berlawanan
🥀Ossy🔥: jalan yg ditempuh berbeda
total 1 replies
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
wah ruang rahasia
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
makan aja.. kalau emang mau dicelakai udah dr td kali
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
nurut aja gak sih?
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
dirimu kena bius overdosis pula 🤣🤣
arya
apa ini yang di sampaikan
arya
aku pernah lihat yg seperti ini
arya
jangan berharap pada manusia yg kau dapatkan hanya rasa kecewa
arya
betul ini
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️
coba sampaikan saja PNGN dngr apa yg dia bicarakan
🥀Ossy🔥: iya bentar ya
total 1 replies
🗣 Always Joe 🦅
yang satu nama mantan ku yang satu mantan dosenku 😅 lengkap sudah
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️
dia knp sih sebenarnya
🥀Ossy🔥: entahlah
total 1 replies
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️
GK sbr menunggu Juan besok apakah ketiduran atau dia Bangun pagi buta
🥀Ossy🔥: semoga ketiduran 🤣🤣🤣
total 1 replies
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️
juann kalau mau minum ajak² org lain biar gak stress GT 😁
ㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ㅤ❣️: done udh barusan
🥀Ossy🔥: ketuk pintu saja yg dimensi dilara nanti aku acc
total 16 replies
🥀Lola🥀
geger pasti kalo Juan sampai bunuh diri,🤣🤣
🥀Ossy🔥: pasti
total 1 replies
🥀Lola🥀
iya badai yg ada dalam hati
🥀Lola🥀
wkwkwk 🤣🤣.. lumayan ya sergio
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!