Mendapatkan perlakuan kasar dari ibunya membuat Violetta Margareth seorang anak kecil berumur 4 tahun mengalami traums berat.
Beam selaku ayah daei Violetta membawanya ke sebuah mall, sampai di mall Violetta histeris saat melihat sebuah ikat pinggang karena ia memiliki trauma dengan ikat pinggang. Renata yang saat itu berada di mall yang sama ia menghampiri Violetta dan menenangkannya, ketika Violetta sudah tenang ia tak mau melepaskan tangan Renata.
Penasaran kan apa yang terjadi dengan Violetta? yuk ikuti terus ceritanya jangan lupa dukungannya ya. klik tombol like, komen, subscribe dan vote 🥰💝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bram Marah
Renata masuk kedalam mobil atas perintah Bram, sebelum benar-benar pergi keduanya berpamitan pada keluarga Nurul.
"Bye bestie." ucap Nurul sambil melambaikan tangannya.
"Bye." sahut Renata dari dalam mobilnya membalas lambaian tangan Nurul.
Mobil Bram sudah melesqt jauh dari pandangan Nurul, dia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang agar tetap selamat sampai tujuan.
Di dalam mobil tak ada yang memulai percakapan, Renata memandang kearah jalanan dimana banyaknya mobil yang berlalu lalang dan gedung yang tinggi menjulang.
'Apa kau memang sudah tak menginginkan kehadiranku setelah orang baru mengambil alih semua kebahagiaanku pa? Biasanya kau yang selalu khawatir jika aku sakit, jika aku pulang terlambat, kini aku berjuang menghidupi diriku sendiri tanpa bantuanmu dan aku berharap semoga kau benar-benar bahagia meskipun tanpaku, semoga tuhan memberikan hidayah padamu dan menyesali semua perbuatanmu pa, andai kau tahu rasa sakit ini masih membekas didalam hati' batin Renata.
Tak terasa mobil yang ditumpangi sudah sampai dihalaman rumah Bram lebih tepatnya mansion, Renata keluar dari mobil Bram dengan menenteng tasnya. Bram menyuruh Renata masuk terlebih dahulu, Renata tentu saja menuruti perintah Bram yang sekarang ini menjadi majikannya.
PRANG..
Baru saja sampai di mansion Renata memdengar suara barang pecah, dia mencari sumber suara dimana arahnya dari dapur. Violetta sedang duduk di meja makan yang tak jauh dari dapur, dia melempar piring makanan yang sudah disajikan diatas meja.
"Dasar bocah gak tahu diuntung, udah capek-capek dibuatin malah dilempar!" sentak pelayan.
Karena kesal makanan buatannya dilempar pelayan tersebut mencubit pipi Violetta, Renata yang melihatnya pun langsung berlari sambil berteriak.
"STOP!" teriak Renata.
Pelayan tersebut terkejut mendengar teriakan Renata, dia langsung berubah ketakutan karena ada orang yang melihatnya. Violetta langsung turun dan menghamburkan tubuhnya kearah Renata dengan wajahnya yang memerah, Renata mensejajarkan tubuhnya dengan Violetta kemudian menggendongnya.
"Kenapa kamu mencubit pipi Vio?" tanya Renata.
"Emangnya kamu tuan rumah disini hah? Tuh bocah main lempar piring saja, emangnya aku gak capek apa bikinnya?" kesal pelayan.
"Emangnya kamu gak bisa ngomong secara baik-baik? kalian pasti tahu bukan kalau Vio itu mengalamu trauma, dengan tindakan kamu kayak gini malah membuatnya semakin ketakutan! Aku berani berbicara seperti ini karena mulai sekarang aku adalah pengasuhnya yang akan menjaga Vio." ucap Renata dengan tegas.
"Jadi pengasuh aja belagu." ucap pelayan menatap tidak suka pada Renata.
"Ada apa ini? Sulis kenapa ada pecahan kaca dibawah?" tanya Bram.
Sulis langsung ketar-ketir melihat kedatangan Bram, dia tidak tahu harus menjawab apa.
"A-anu tuan." ucap Sulis tergagap.
Renata menatap keatas dimana ada cctv yang berada di dapur, melihat Sulis yang tak meneruskan ucapannya membuat Renata yakin kalau Sulis pasti akan mengelak daei perbuatannya.
"Disana ada cctv, kalau tuan mau melihat apa yang terjadi silahkan dicek dari sana. Aku tidak mau menjelaskan apa yang terjadi tanpa bukti, karena aku tidak mau disebut cari muka disini." ucap Renata.
Mendengar ucapan Renata Bram langsung mengambil laptopnya, dia memeriksa cctv di dapur dan alangkah terkejutnya ia melihat Sulis membentak Violetta serta mencubit pipinya.
"Sulis, sini kamu!" panggil Bram dingin.
"Tu-tuan ma-mafkan saya, saya khilaf tuan." ucap Sulis ketakutan.
"Kau sudah tahu aturan di mansion ini bukan? Aku sudah mengatakan kepada seluruh pelayan dan juga penjaga kalau syarat utama dariku untuk kalian yang ingin bekerja disini tidak boleh ada yang berani membentak, berbicara kasar, menaikan volume suara pada Violetta! Karena apa? Karena aku ingin anakku merasa aman dirumahnya sendiri, dia mengalami trauma berat sampai sekarang." jelas Bram dingin.
"Maafkan saya tuan, saya khilaf dan saya janji tidak akan mengulanginya lagi." ucap Sulis memohon pada Bram.
"Kau di PECAT!" ucap Bram dengan dingin.
Bram tidak ingin mempekerjakan orang yang akan membuat anaknya semakin trauma, jika seseorang sudah ringan tangan maka bisa dipastikan ia akan mengulanginya kembali entah dalam jarak waktu dekat maupun dalam waktu yang lama. Bram tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama, Bilqis sudah menjadi contoh agar ia tidak kembali ceroboh.