NovelToon NovelToon
Istri Simpanan Tajir

Istri Simpanan Tajir

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Konflik etika / Nikah Kontrak / Kehidupan di Kantor / Keluarga / Pihak Ketiga
Popularitas:14.1k
Nilai: 5
Nama Author: mommy JF

Kembali lagi mommy berkarya, Semoga kalian suka ya.

Mahreen Shafana Almahyra adalah seorang ibu dari 3 anak. Setiap hari, Mahreeen harus bekerja membanting tulang, karena suaminya sangat pemalas.

Suatu hari, musibah datang ketika anak bungsu Mahreen mengalami kecelakaan hingga mengharuskannya menjalani operasi.

"Berapa biayanya, Dok?" tanya Mahreen, sebelum dia menandatangani surat persetujuan operasi.

"500 juta, Bu. Dan itu harus dibayar dengan uang muka terlebih dahulu, baru kami bisa tindak lanjuti," terang Dokter.

Mahreen kebingungan, darimana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat?

Hingga akhirnya, pertolongan datang tepat waktu, di mana CEO tempat Mahreen bekerja tiba-tiba menawarkan sesuatu yang tak pernah Mahreen duga sebelumnya.

"Bercerailah dengan suamimu, lalu menikahlah denganku. Aku akan membantumu melunasi biaya operasi, Hanin," ucap Manaf, sang CEO.

Haruskah Mahreen menerima tawaran itu demi Hanin?
Atau, merelakan Hanin meninggal?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33: Kepulangan dan Kehidupan Baru

"Nyonya Mahreeen. Ada kabar baik untuk anda." ucap dokter terapi.

Terkejut Mahreeen dan penasaran menunggu kelanjutan dokter bicara.

"Ya, Dok. Apa itu?" tanya Mahreeen sudah tidak sabar.

"Hanin sudah bisa pulang dan sudah selesai semua prosesnya. Bisa di katakan sembuh. Hanya perlu keberanian Hanin saja dan dukungan ibunya agar bisa berjalan lebih lama lagi." jelas Dokter.

"Alhamdulillah, terima kasih Dok. Bersyukur akhirnya Hanin bisa kembali normal," ucap Mahreeen yang menyeka air mata kebahagiaannya yang turun di wajahnya.

Walau sudah mengetahui jika Hanin akan pulang minggu ini. Tapi tetap saja sebagai seorang ibu, sangat senang dan bahagia. Akhirnya bisa kembali lagi kenegaranya.

Setelah keluar dari ruangan dokter, Mahreeen kembali ke ruang Hanin. Disana ternyata sudah ada Manaf bersama anak anaknya.

"Ada kabar apa Mahreeen?" tanya Manaf.

"Hanin, Hanin," ucap Mahreeen terputus yang sudah lebih dulu air matanya yang menetes.

Manaf langsung membawanya duduk dan memberikan air minum agar bisa menjelaskannya secara perlahan. Dan memegang tangan Mahreeen untuk menguatkan dirinya.

"Sudah tenang?" tanya Manaf.

Mahreeen hanya menganggukkan kepalanya saja. Menghela nafasnya lebih dulu sebelum mengatakan semuanya.

"Hanin, sudah sembuh dan bisa pulang," ucap Mahreeen.

"Alhamdulillah," ucao syukur Manaf.

Ketiga anaknya bermain di atas tempat tidur Hanin yang tengah asyik bermain permainan monopoli.

"Kenapa kamu sedih, Mahreeen?" tanya Manaf.

"Bukan sedih tapi sangat senang, air mata ini air mata kebahagiaan Manaf, maaf membuatmu kalut. Aku tidak menyangka jika Hanin dia, bisa sembuh lagi. Padahal dulu dia, terima kasih Manaf. Sungguh kamu adalah penolongku dan membuat kami lepas dari belenggu kesulitan." ucap Mahreeen.

"Sudah aku katakan, jangan terus menerus berterima kasih padaku. Ini semuanya jalan takdir aku dan kamu. Ya sudah aku akan mengurus administrasi Hanin. Lalu bisa pulang, aku tidak akan menundanya lagi." ucap Manaf yang mengusap kepala Mahreeen.

***

Mahreeen dan anak-anak akhirnya siang itu kembali ke negara asal bersama Manaf. Namun, mereka tidak langsung menuju rumah yang biasa mereka tempati. Manaf diam-diam mempersiapkan kejutan yang akan mengubah hidup mereka selamanya.

"Akhirnya bisa kembali lagi," lirih Mahreeen saat tiba di bandara.

"Ya, tapi dengan kehidupan yang baru Mahreeen." bisik Manaf yang di sampingnya.

"Maksudmu?" tanya Mahreeen.

"Tunggu dan lihat saja apa yang akan aku tunjukkan." bisik Manaf kembali dengan senyumannya.

"Rahasia?" tanya Mahreeen penasaran.

"Ga juga. Udah ayo masuk ke mobil dulu." ucap Manaf yang mengalihkan percakapan.

Mobil yang membawa mereka akhirnya melaju meninggalkan bandara. Saat tiba di mansion yang megah, Mahreeen terpana, memandangi bangunan besar yang tampak seperti istana. Tangannya masih tergenggam erat oleh Manaf, dan dia terdiam, masih belum sepenuhnya percaya.

"Manaf… ini… ini rumah siapa? Apakah kita hanya mampir?" tanya Mahreeen memandang takjub.

"Tidak, Mahreeen. Ini adalah rumah kalian. Inilah kejutan buatmu dan anak anak. Mulai hari ini, ini adalah istana untukmu dan anak-anak." ucap Manaf tersenyum hangat.

"Ini terlalu besar, Manaf. Aku… aku tak pernah membayangkan akan tinggal di tempat seperti ini." ucap haru Mahreeen menyeka air mata yang mulai mengalir

"Mahreeen, kau dan anak-anak berhak mendapatkan yang terbaik. Aku ingin kalian merasa aman dan bahagia di sini. Ini adalah rumah kalian." ucap Manaf menggenggam tangannya dengan lembut.

Anak-anak, Chana dan Rasya, melompat kegirangan, sementara Hanin tersenyum malu-malu. Mereka berlarian, mengagumi setiap sudut rumah yang mewah.

"Papa, ini benar-benar untuk kita? Rasanya seperti mimpi! Aku ingin menjelajahi setiap ruangan!" ucap Chana.

"Bu, kita seperti tinggal di istana! Aku tidak sabar untuk menceritakan ini kepada teman-temanku." ucap Rasya yang malu malu dan tersenyum bahagia.

"Terima kasih, Manaf. Kau tidak hanya memberikan rumah ini, tetapi juga kebahagiaan untuk kami semua." ucap Mahreeen terharu melihat kebahagiaan anak-anaknya.

"Kebahagiaan kalian sama dengan kebahagiaanku, Mahreeen. Kita akan selalu bersama," ucap Manaf.

"Ayo kita masuk," ajak Manaf.

Mereka masuk ke dalam, dan Mahreeen semakin kagum melihat fasilitas yang tersedia. Ada ruang musik, taman bunga yang luas, kolam renang, hingga ruangan khusus untuk anak-anak bermain. Manaf memperkenalkan fasilitas satu per satu dengan penuh perhatian, memastikan Mahreeen merasa nyaman dan diinginkan di sini.

"Aku ingin kau merasa menjadi bagian dari rumah ini, Mahreeen. Meskipun kita belum resmi menikah, kau adalah nyonya besar di sini." Manaf berbisik lembut.

"Manaf, aku benar-benar terharu… aku merasa seperti mimpi." ucap Mahreeen tersipu.

"Ini adalah kenyataan, Mahreeen. Dan aku berjanji, setiap hari bersamamu akan terasa seperti mimpi yang indah." ucap Manaf tersenyum.

"Masuklah dan lihatlah kamar kalian anak anak. Aku sudah menyiapkan dan ada nama kalian di depan pintu di lantai dua." ucap Manaf kembali.

"Terima kasih, Pa," kompak ketiga nya yang sudah meninggalkan Manaf dan Mahreeen.

***

Malam harinya, Malika bergabung dan membawa berkas persiapan pernikahan yang sudah lengkap. Dia duduk bersama Mahreeen, memperlihatkan setiap detail persiapan yang telah direncanakan dengan sempurna.

"Mahreeen, aku ingin kau merasa tenang. Aku sudah mengurus segalanya, dari dekorasi, makanan, hingga gaun pengantin. Kau hanya perlu menikmati momen ini." ucap Malika.

"Terima kasih, Ma. Kau benar-benar sudah seperti ibu bagiku." ucap Mahreeen terharu.

"Karena kau adalah anakku sekarang, Mahreeen. Manaf membuat keputusan yang tepat, dan kami mendukung kalian sepenuhnya." ucap Malika tersenyum lembut.

Malika memeluk Mahreeen dan mengusap punggungnya membuat Mahreeen sangat nyaman.

Sementara, anak anak sangat senang berada di dalam kamar masing masing yang sesuai dengan keinginannya.

 

Sementara itu, anak-anak dengan gembira mulai memanggil Manaf sebagai "Papa,l." Setiap panggilan itu menghangatkan hati Mahreeen, membuatnya merasa keluarga mereka kini semakin utuh.

"Papa, apa kita bisa mengadakan pesta kecil di sini nanti? Aku ingin merayakan dengan teman-teman sekolahku!" ucap Chana berlari menghampiri Manaf.

"Tentu saja, Chana. Ini rumah kalian. Kalian bisa membuat pesta kapan pun kalian mau." ucap Manaf tertawa.

"Ibu, terima kasih karena sudah bersama kami… aku merasa sangat beruntung." ucap Rasya berlari memeluk Mahreeen.

"Sayang, Ibu juga sangat bahagia karena bisa bersama kalian. Kalian adalah harta terindah dalam hidup Ibu." ucap Mahreeen memeluk Rasya erat.

***

Di malam hari, saat semuanya sudah tenang, Manaf dan Mahreeen duduk di balkon mansion, memandangi bintang-bintang. Manaf meraih tangan Mahreeen, dan mereka berbicara tentang masa depan.

"Mahreeen, aku berjanji akan selalu ada untukmu dan anak-anak. Kau adalah masa depanku," ucap Manaf.

"Manaf, aku tak tahu bagaimana bisa membalas semua ini. Kau sudah memberikan kebahagiaan yang tak terbayangkan." ucap Mahreeen tersenyum penuh haru.

"Kau hanya perlu ada di sini, bersamaku. Itu sudah lebih dari cukup." pinta Manaf dan di angguki oleh Mahreeen.

...****************...

Hi semuanya jangan lupa like dan komentarnya ya.

1
Riski Candra
yang tegas manaf jangan mau di tindas hanya karena fobiamu
Ma Em
Manaf cepatlah cari Mahreeen cari yg teliti di setiap rumah sakit jgn cuma lewat doang tanya sama pihak rumah sakit yg benar:
Ma Em
Semoga Mahreeen tidak hilang ingatan dan segera ditemukan oleh Manaf jgn lama lama dipisahkan nya baru saja Mahreen merasakan kebahagiaan
ziear: amin ya allah
total 1 replies
Ma Em
Mahreeen rubah dong sebutan untuk Manaf jangan panggil namanya itu tidak sopan panggil mas kek atau mungkin sayang apa saja yg penting jgn panggil namanya Manaf
Ma Em
Luar biasa
ziear: terima kasih kak
total 1 replies
Ma Em
Mahreeen kamu lebih baik hidup bersama Manaf hidupmu dan anak anak akan terjamin daripada hidup bersama Pelos si tukang judi cuma makan hati terus
ziear: setuju kak
total 1 replies
Ma Em
Mahreeen sungguh beruntung nasibmu bisa mendapatkan Manaf orang yg kaya raya, baik tidak sombong tdk seperti suaminya si Peros eh tapi sebentar lagi akan jd mantan ya
ziear: 😍😍😍😍😍
total 1 replies
ziear
Terima kasih
Ma Em
Peros lelaki yg tdk bertanggung jawab pada keluarganya yg dia pikirkan hanya uang, uang dan uang peros kamu pasti akan menyesal karena tlh menceraikan Marleen dan setelah uang yg kamu dapatkan habis dimeja judi baru kamu sadar Pero dan itu sdh terlambat .
ziear: setuju☝
total 1 replies
Ma Em
Bagus mommy ceritanya menarik aku baru baca langsung suka.
ziear
siao kak
Dwi Agustina
ayo semangat up LG💪👍🙏
Dwi Agustina
aneh,knp mesti dikasih kesempatan LG🙄
ziear: belum selesai kak, masih ada kejutan lainnya di depan nanti.
total 1 replies
Enny Nuraeni
ok bgt
ziear: terima kasih kak
total 1 replies
dapurAFIK
lanjut Thor makin penasaran aza...
ziear: siap kak
total 1 replies
dapurAFIK
bertemu calon madu🤭
ziear: 😅 bener bgt kak
total 1 replies
dapurAFIK
peros manusia ga waras
ziear: cung yang setuju Peros ga. waras☝
total 1 replies
ziear
siap kak
bentar lagi up ya di tunggu
dapurAFIK
semangat mahreeen..... semoga ada jln terbaik...
ziear
Karya Mommy selanjutnya.
Yang suka boleh lanjut dan kasih bintang ⭐⭐⭐⭐⭐
Dan yang ga suka boleh skip aja ya.
Terima kasih para raiders ku.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!