NovelToon NovelToon
Jalan Menuju Pencabut Nyawa

Jalan Menuju Pencabut Nyawa

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: pralam

Liu Wei, sang kultivator bayangan, bangkit dari abu klannya yang dibantai dengan Pedang Penyerap Jiwa di tangannya. Dibimbing oleh dendam dan ambisi akan kekuatan absolut, dia mengarungi dunia kultivasi yang kejam untuk mengungkap konspirasi di balik pembantaian keluarganya. Teknik-teknik terlarang yang dia kuasai memberinya kekuatan tak terbayangkan, namun dengan harga kemanusiaannya sendiri. Di tengah pertarungan antara takdir dan ambisi, Liu Wei harus memilih: apakah membalas dendam dan mencapai keabadian lebih penting daripada mempertahankan sisa-sisa jiwa manusianya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pralam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rahasia Sang Pertapa

Liu Wei merasakan energi spiritual di tubuhnya bergejolak tidak karuan saat mata merah Pertapa Daun Merah menatapnya. Setiap insting kultivatornya berteriak bahwa makhluk di hadapannya ini bukanlah manusia biasa - atau mungkin bahkan bukan manusia sama sekali.

"Lima ratus tahun?" Xiao Mei yang pertama menemukan suaranya kembali. "Tapi... bahkan Tetua Agung Sekte Awan Ungu baru berusia tiga ratus tahun."

Pertapa Daun Merah tertawa - suara yang terdengar seperti gemuruh guntur di kejauhan. "Ah, Sekte Awan Ungu... mereka masih menganggap diri mereka tua?" Dia menggelengkan kepala. "Anak-anak. Semuanya masih anak-anak."

Si kembar - Lei dan Li - bergerak ke sisi Pertapa, masih dalam gerakan sinkron yang tidak alami. Liu Wei baru menyadari bahwa mata mereka juga memiliki kilatan merah yang sama.

"Tapi kita tidak bisa bicara di sini," Pertapa melanjutkan, menunjuk ke arah matahari yang mulai tenggelam. "Saat malam tiba, lembah ini bukan tempat yang aman bagi... manusia."

Dia berbalik dan mulai berjalan ke arah sebuah gua yang hampir tersembunyi di balik air terjun berwarna-warni. Lei dan Li segera mengikuti, meninggalkan Liu Wei dan Xiao Mei tanpa pilihan selain mengekor.

Saat mereka memasuki gua, Liu Wei terkejut mendapati interior yang jauh dari kesan liar yang dia bayangkan. Rak-rak buku memenuhi dinding batu, gulungan-gulungan kuno tersusun rapi. Di tengah ruangan, sebuah meja jade dengan ukiran rumit menjadi pusat dari formasi spiritual yang kompleks.

"Duduklah," Pertapa menunjuk pada bantal-bantal meditasi yang tersebar di lantai. "Lei, Li, teh."

Si kembar mengangguk dan menghilang ke bagian dalam gua.

"Sekarang," Pertapa duduk di seberang Liu Wei dan Xiao Mei, "tunjukkan padaku gulungan yang kau bawa itu, anak muda."

Liu Wei ragu sejenak, tapi tatapan Pertapa membuatnya menyerah. Dia menyodorkan gulungan pemberian Guru Feng.

Saat Pertapa menyentuh gulungan itu, energi merah samar mengalir dari jemarinya. "Ah, Feng Zhi Yuan... selalu perfeksionis. Lihat betapa rapinya segel spiritual ini."

"Anda..." Liu Wei menelan ludah. "Anda benar-benar mengenal Guru saya?"

"Mengenalnya?" Pertapa mendengus. "Aku yang menemukannya sekarat di pinggir Sungai Bintang Jatuh, lima ratus dua puluh tujuh tahun lalu. Anak bodoh itu mencoba mencuri salah satu artifak ku."

Lei dan Li kembali dengan teh yang mengepul. Aromanya aneh - seperti campuran bunga lotus dan... sesuatu yang Liu Wei tidak bisa identifikasi.

"Minumlah," Pertapa menyodorkan cangkir pada mereka. "Ini akan membantu memulihkan energi spiritual kalian."

Xiao Mei, yang biasanya lebih berhati-hati, justru langsung meneguk tehnya. Mungkin rasa lelah telah mengalahkan rasa waspada.

"Lembah Sembilan Naga," Pertapa melanjutkan, matanya menerawang. "Dulu tempat ini adalah pusat dari Dinasti Naga Surgawi. Sembilan Kaisar Naga memerintah dalam harmoni, menjaga keseimbangan antara langit dan bumi." Dia menghela napas. "Sampai Kaisar Langit memutuskan bahwa berbagi kekuasaan tidaklah cukup."

Liu Wei hampir tersedak tehnya. "Kaisar Langit? Makhluk yang merasuki Paman Chen?"

"Ya, dia yang dulunya adalah Kaisar Naga Petir." Pertapa mengetuk meja jade dengan jemarinya yang panjang. "Pertarungan yang terjadi menghancurkan lembah ini, mengubahnya menjadi tanah terlarang. Tapi lebih dari itu... pertarungan itu mengubah kami."

"Kami?" Xiao Mei bertanya, meski dari nada suaranya, dia sudah menduga jawabannya.

Pertapa tersenyum, memperlihatkan gigi yang entah sejak kapan telah berubah menjadi taring. "Ya, anak pintar. Kami - para Kaisar Naga yang tersisa."

Liu Wei merasakan kepalanya berputar, dan dia tidak yakin apakah itu efek dari teh atau dari revelasi ini.

"Jadi... Anda..."

"Aku adalah yang dulu dikenal sebagai Kaisar Naga Api." Pertapa mengibaskan tangannya, dan api merah muncul di udara, membentuk simbol-simbol kuno. "Dan dua bocah kembar ini... adalah manifestasi dari sisa-sisa kekuatanku."

Lei dan Li menunduk hormat.

"Tapi itu tidak penting sekarang," Pertapa tiba-tiba berkata tegas. "Yang penting adalah gulungan ini." Dia mengangkat pemberian Guru Feng. "Seni Penyucian Jiwa... teknik yang Feng ciptakan setelah mempelajari cara kami, para naga, menyembuhkan jiwa yang terluka."

"Bisakah..." Liu Wei menelan ludah. "Bisakah teknik itu menyembuhkan jiwa Paman Chen?"

Pertapa menatapnya lama. "Sayangnya, untuk pamanmu... sudah terlambat. Tapi..." dia menunjuk ke arah sembilan kawah di luar. "Ada yang masih bisa diselamatkan. Dan mungkin... itulah alasan sebenarnya Feng mengirim kalian padaku."

"Apa maksud Anda?" Xiao Mei bertanya.

Pertapa bangkit, jubah compang-campingnya mendadak terlihat seperti sisik yang berkilau. "Ikutlah denganku ke kawah utara saat bulan purnama nanti. Dan kalian akan mengerti... kenapa takdir membawa kalian ke sini."

Saat Liu Wei dan Xiao Mei bertukar pandang, mereka tidak tahu bahwa keputusan untuk mengikuti Pertapa Daun Merah ke kawah utara... akan mengubah hidup mereka selamanya.

Karena dalam dunia kultivasi, tidak ada kebetulan.

Dan rahasia Lembah Sembilan Naga... baru saja mulai terkuak.

1
Yurika23
cresendo teh naon nya?
Yurika23
keren
Yurika23
suka karakter MC ya..kereeen...
ricky suitela
keren thor ceritanya jangan sampe berhenti
ricky suitela
up terus thor
ricky suitela
gasss
ricky suitela
mantap
ricky suitela
mantap
Yurika23
aku mampir ya Thor ..
Siti Komariyah
cukup bagus, semoga terus berlanjut ya
Anonymous
cukup bagus lanjutkan terus ceritanya
yos helmi
go..
asri_hamdani
Menarik. Penyampaian cerita berbeda dari kebanyakan.
Ismaeni
awal cerita yang menarik, bahasanya enak tidak berat. ..semoga selalu update ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!