Disarankan untuk membaca novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2.
Dila yang di besarkan dari keluarga paling kaya no dua di dunia, selalu di jaga ketat oleh sang Daddy. Membuat Dila menjadi sosok gadis yang culun, dengan tampilan khas kacamata besar, rambut di kepang dua, dan selalu memakai pakaian yang longgar. Selain penampilannya yang culun, Dila juga seorang gadis yang sangat ceroboh.
Dibalik tampilannya yang culun, Dila adalah gadis yang sangat cantik dan pintar. Membuatnya di terima bekerja sebagai sekertaris di perusahaan terkenal di Inggris.
Di perusahaan itulah Dila bertemu dengan atasannya yang tampan dan gagah yang di juluki Mr Perfect yang ternyata sudah memiliki seorang putri yang sama angkuhnya! Bagaimana kehidupan gadis culun dan ceroboh ketika bertemu dengan seorang pria yang perfect? Yuk baca ceritanya😍
Cerita ini seri ke 3 dari Novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2 dan Mr Arrogant. selamat membaca🥰🥰🥰
Ig : mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 14
"Jadi Nona -- , siapa pun namamu! Silahkan kau keluar dari kantorku, dan tunggu surat panggilan dari kepolisian." Aiden menatap Dila dengan tatapan membunuhnya.
"Tunggu... ! Kau itu pria sejati bukan? Masa kau mau melaporkan seorang wanita?" Sindir Dila.
Aiden langsung tertawa keras mendengar sindiran Dila. "Justru karena aku pria sejati, aku tidak membalas pukulannya. Dan tadi kau bilang melaporkan seorang wanita? Apa aku tidak salah dengar? Aku kira kau itu wanita jadi-jadian, karena tidak ada seorang wanita yang mempunyai kelakuan barbar sepertimu." Aiden tersenyum sinis.
"Kau -- " Dila yang marah karena dikatakan wanita jadi-jadian, langsung menatap ke kanan dan kiri berusaha mencari sesuatu. Namun karena tidak ada apa pun, dengan nekat Dila membuka sepatunya dan melempar kearah Aiden.
"Bug," sepatu Dila mengenai meja kerja Aiden. Membuat Aiden semakin marah.
"Kau! Beraninya kau melempar -- " Ucapan Aiden terhenti saat sepatu Dila yang satunya lagi tepat mendarat diwajahnya. "Kau ... " Geram Aiden meremas sepatu Dila.
"Tentu saja aku berani, dan kalau kau tidak terima. Silahkan laporkan aku lagi, karena aku tidak takut!" Dila langsung pergi dari ruangan Aiden dengan wajah yang memerah karena emosi, dan tentunya dengan kaki yang tidak mengenakan sepatu. Karena semua sepatunya sudah dilempar ke mantan atasannya.
Aiden yang marah, masih mencengkram sepatu Dila dengan kuat. Dan dengan penuh tenaga melempar sepatu tersebut yang langsung mengenai Jack yang baru masuk kedalam ruangan tuannya.
"Sepatu siapa ini?" tanya Jack dengan bingung.
"Kau buang sepatu itu!" perintah Aiden. "Dan cepat kau buat laporannya ke kantor polisi."
"Tuan, anda serius ingin melaporkan Nona Dila?" tanya Jack dengan terkejut. Karena tadinya dia pikir Tuan Aiden hanya menggertak Nona Dila.
"Tentu saja aku serius!"
"Tapi tuan, kau tidak tahu siapa nanti yang akan anda hadapi? Nona Dila itu putri dari -- "
"Aku tidak perduli," potong Aiden. "Mau dia anak presiden pun, aku akan tetap melaporkannya." Aiden berkata dengan sangat tegas.
"Tapi tuan, -- " Jack bingung harus melakukan apa.
"Jack ... " Geram Aiden dengan mengepalkan kedua tangannya.
"Ba-baik tuan." Jack pun langsung keluar dari ruangan Tuan Aiden. "Kau sedang cari penyakit tuan." Gumam Jack dalam hati.
...........
Mansion keluarga Mateo.
Dila yang sudah sampai di mansionnya, langsung masuk kedalam kamar. Dilemparkannya tas yang tadi dikenakannya kesembarang arah, Dila merasa sangat marah. Baru kali ini dirinya berurusan dengan seorang pria yang sangat menyebalkan seperti Tuan Aiden.
"Ah ... " Teriak Dila dengan keras. Hingga membuat Keyla yang baru masuk kedalam mansion, langsung berlari masuk kedalam kamar putrinya.
"Sayang, are u oke?" Tanya keyla dengan cemas.
"Mom," Dila memeluk Mom Keyla dengan sangat erat.
Keyla merasa sangat terkejut dengan sikap Dila yang terlihat sangat bersedih, baru kali ini Keyla melihat Dila yang rapuh. Karena biasanya Dila itu sangatlah kuat.
"Sayang kau kenapa? Siapa yang membuatmu menangis?" Tanya Keyla, mengusap rambut Dila dengan penuh kasih.
"Tidak papa Mom, aku hanya merasa kesal saja." Dila melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya.
"Kau jangan berbohong?" Keyla menatap mata putrinya.
"Aku tidak berbohong," Jawab Dila. "Mom, boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya Dila.
"Kau mau bertanya apa sayang?" Keyla mengusap wajah putrinya.
"Mom, kalau ada orang yang menyakitiku. Apa yang akan Dad lakukan pada orang itu?"
"Dad Dimitri pasti akan menghancurkan orang tersebut, dan bahkan bisa membunuhnya. Kau tahu sendiri Dad Dimitri sangat menyayangimu." Jawab Keyla.
"Benarkah Dad akan membunuh orang tersebut?" Tanya Dila dengan terkejut.
"Iya," Jawab Keyla asal.
Dila langsung menelan salivanya dengan sangat susah. Niat hatinya ingin memberitahukan semua masalahnya pada Dad Dimitri, sekarang menjadi ragu karena perkataan Mom Keyla.
"Siapa yang menyakitimu?" Tanya Keyla dengan tajam.
"Tidak ada Mom," Jawab Dila.
"Kau tidak sedang berbohong kan?" Selidik Keyla.
"Tidak Mom, aku tadi hanya bertanya saja." Dila berusaha untuk tenang, agar Mom Keyla tidak curiga padanya.
"Ah sukurlah," Keyla mengelus dadanya. "Kau tahu, Mom sangat takut kalau ada orang yang menyakitimu."
"Memangnya kenapa Mom?"
"Kau itu bisa kehilangan kebebasanmu, dan Mom pun akan kehilangan kebebasan Mom. Karena Daddy mu pasti akan menyuruh Mom untuk menjagamu, kemana pun kau pergi!" gerutu Keyla.
Dila kembali terkejut mendengar perkataan Mom Keyla, karena semua yang diucapkan Mommy nya itu memang benar. Kalau dirinya terlibat masalah, maka Dad Dimitri akan kembali menjaganya seperti baby.
"Baiklah, Mom ke kamar dulu. Kalau kau butuh sesuatu, kau katakan pada Mom. Karena Dad masih ada urusan di Itali dan baru akan pulang tiga hari lagi." Keyla pun meninggalkan kamar putrinya.
Dila pun menganggukkan kepalanya, dan melihat Mom Keyla keluar dari kamar. Sebenarnya Dila ingin menceritakan semuanya pada Mom Keyla, tapi Dila takut Mommynya akan memberitahu Dad Dimitri. Dan masalah yang dihadapinya justru akan semakin panjang.
"Aku harus bagaimana?" Gumam Dila. "Kalau aku beritahu Dad, kebebasanku pasti akan hilang. Dan aku pun takut Dad akan melakukan pelanggaran hukum karena membunuh seorang Aiden."
Dila merasa sangat kebingungan, di satu sisi dirinya dilaporkan ke polisi. Dan disisi lain jika dirinya melaporkan hal tersebut pada Dad Dimitri maka kebebasannya akan hilang dan kemungkinan besar Dad Dimitri akan melakukan tindakan kriminal.
...........
Mansion keluarga Graham.
Nyonya besar yang berada diruang tengah bersama dengan seorang wanita cantik, menatap kearah cicitnya. "Katie, beri salam pada Aunty Viola." Ujar Nyonya besar pada Katie.
Katie yang berdiri di samping nyonya besar, menatap tajam pada wanita yang berdiri di hadapannya.
"Katie .... " ujar Katie.
"Katie sekarang sudah besar ya," Viola mencium pipi Katie dengan gemas. "Terakhir kali Aunty bertemu denganmu, saat kau masih berusia tiga tahun." Viola mengusap wajah Katie dengan lembut. Sementara Katie hanya diam saja dengan tatapan mata yang tajam.
"Aku senang, kau masih mau menerima Aiden dan Katie." Ucap Nyonya besar, tersenyum bahagia melihat Viola yang menyayangi Katie.
"Akulah yang bahagia Grandma, karena akhirnya aku akan hidup bersama cintaku dan ada bonus tambahan yaitu Katie." Viola mencubit gemas pipi Katie.
Katie yang tidak suka pada wanita yang mencubit pipinya, langsung menggigit tangan Viola dengan keras. Membuat Viola menjerit kesakitan.
"Katie!" Seru nyonya besar dengan suara yang tegas. " Minta Maaf pada Aunty Viola," Perintah nyonya besar.
"No," jawab Katie. "Aku tidak suka padanya." Katie langsung berlari masuk kedalam kamarnya.
"Katie!" Teriak nyonya besar.
"Grandma, sudahlah tidak papa. Lagi pula tanganku tidak kenapa-kenapa." Viola menahan amarah nyonya besar.
"Benar kau tidak papa?" Tanya nyonya besar.
"Aku tidak papa, lihatlah!" Viola memperlihatkan bekas gigitan Katie.
Nyonya besar menatap Viola dengan perasaan bahagia. "Viola memanglah wanita yang tepat untuk Aiden dan Katie." Gumam nyonya besar dalam hati. "Kau tahu, aku sangat bahagia mendapatkan calon mantu cucu sepertimu. Wanita yang baik dan penyabar." Nyonya besar yang sudah tua, memeluk tubuh Viola dengan erat.
Viola yang dipeluk pun tersenyum dengan seringai licik diwajahnya. Sebenarnya tangan Viola sangat sakit ketika digigit tadi, tapi Viola menahannya agar mendapat respon yang baik dari nyonya besar. "Dasar anak nakal." Umpat Viola dalam hati. "Kalau aku sudah menjadi Mommy tirimu, aku akan memberikan pelajaran yang setimpal kepadamu." gumam Viola dalam hati, yang masih berada dipelukan nyonya besar.
"Kapan kau akan menemui Aiden?" tanya nyonya besar yang sudah melepaskan pelukannya.
"Besok aku akan menemuinya di kantor." Ucap Viola. "Apa aku boleh membawa Katie?" Tanya Viola.
"Tentu saja boleh." Jawab nyonya besar dengan tersenyum.
"Terima kasih Grandma." Ucap Viola dengan menggenggam tangan nyonya besar.
..........
Keesokan harinya di Perusahaan Greenerg, tampak seorang wanita cantik, tinggi, langsing dengan rambut hitamnya yang panjang. Berjalan bagai seorang model, masuk kedalam kantor dengan seorang gadis kecil yang sangat cantik.
"Tuan Aiden, diluar ada -- " Belum sempat Jack meneruskan perkataannya.
"Dad ... " Teriak Katie, yang langsung berlari masuk kedalam ruangan Dadnya.
"Katie!" Seru Aiden dengan terkejut. "Kau kemari dengan siapa?" Tanya Aiden.
"Denganku," Jawab Viola sambil berjalan masuk kedalam ruangan Aiden.
"Kau ... " Aiden terkejut menatap wanita yang berdiri di hadapannya. Wanita yang selalu mengejar-ngejar dirinya selama tiga belas tahun lebih, dan nama wanita itu adalah Viola.