"hiks, hiks sakit sekali....
"sakiiiiit....sakiit...
Intan pindah dari kota setelah bercerai dari suami nya, dia meninggali rumah yang dulu milik adik Ibu nya dan rumah itu sudah lama di biarkan kosong sebab Adik nya Ibu Intan menghilang tak ada yang tahu rimba nya.
Namun ketenangan Intan tak bertahan lama, sebab setiap malam ada suara rintihan atau juga menangis di kamar yang paling belakang sekali membuat Intan tak kuat menghadapi nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Di rumah Purnama
Purnama menatap dada adik nya yang hitam legam akibat serangan dari kafan hitam, sejak tadi dia sudah merutuk karena selama ini Arya kalau di suruh latihan ada saja alasan nya. dengan mengatakan bahwa dia sudah punya ilmu dan kuat, tapi Purnama tidak setuju dengan ucapan nya yang begitu dan seolah menyepelekan pekerjaan mereka.
Tidak selama nya setan itu selalu lemah dan kalah hanya dengan ilmu kecil, contoh nya yang seperti sekarang ini karena memang setan banyak ragam nya. bukan berarti karena mereka pangeran dan Ratu maka bisa seenak nya menganggap enteng. masih banyak Ratu lain dan pangeran lain juga, toh Maharani yang sudah jadi Ratu ular saja masih terus latihan.
Kadang Purnama memang sungguh di buat pusing dengan tingkah laku adik nya yang satu ini, memang banyak sekali tingkah dan mau nya, kadang juga seperti mengasuh anak kecil yang sangat mudah ngambek. padahal Arya sudah punya anak dua, hanya dengan adik nya dia bisa sabar.
Walau kadang kala batas sabar nya juga habis bila Arya sudah terlalu banyak tingkah dan mau nya, ranting pohon atau apa saja yang akan jadi senjata yang bisa memukul pantat nya Arya supaya tidak banyak tingkah lagi. hanya dengan Arya dan suami nya Ratu ular agak sabar, bahkan sangat manis bila dengan suami.
"Coba lah kamu datang kedesa para orang ini, Mas." suruh Purnama pada suami nya yang seorang ustad.
"Aku akan berangkat besok, biar Mas tanya dulu sama warga apa yang sebenar nya sudah terjadi di sana." jawab Zidan suami Purnama.
"Tolong hati hati bila bertemu dengan setan itu, dia kelihatan nya cukup kuat." pesan Purnama yang rasa nya cemas juga.
"Insya allah Mas tidak akan apa apa, semoga allah melindungi." angguk Zidan tersenyum dan mencium pipi istri nya yang mulus.
"Kamu wangi sekali." bisik Zidan pada istri nya membuat Purnama tersenyum malu bila sudah di puji begini.
"Tolong ya aku di obati dulu! malah mesraan di sini." Arya merutuk kesal.
Purnama dan Zidan tertawa karena ada obat nyamuk yang mengganggu, Purnama mengambil mutiara hitam dan di giling halus untuk di oleskan di dada yang kena serangan kafan hitam. tak lupa dia juga menelan separuh, hanya dalam sekejab saja luka itu langsung menghilang.
"Kakak kan sudah bilang agar latihan, kau ngeyel sekali bila di bilangi." kesal Purnama.
"Aku tidak menyangka kalau setan semakin kesini maka akan semakin kuat." decak Arya yang kaget juga.
"Lah manusia saja semakin maju, mustahil dong setan nya makin mundur." Zidan juga membuka suara untuk menasehati adik ipar nya.
"Mulai besok aku akan latihan pokok nya, jatuh sekali harga diriku di buat setan sialan itu!" ternyata Arya malu karena sudah kalah.
"Telat! kita besok sudah mulai bergerak mengusut mereka, kau mau latihan besok terus buat apa!" sentak Purnama sewot.
"Yang sabar, jangan marah marah terus." Zidan menarik tangan istri nya dan Purnama duduk di pangkuan suami.
Mumpung tidak ada Zahra yang sekarang sedang di rumah Nenek nya, maka akan jadi kesempatan Purnama untuk bermesraan dengan sang suami yang sangat tampan ini. tentu saja Arya yang sewot karena dia sedang tidak punya istri, istri nya sedang jalan jalan bersama Kakak nya kekota.
"Mas besok langsung kerumah Pak Lurah saja ya, untuk bertanya tentang desa mati itu." ucap Zidan membelai rambut sang istri.
"Iya, bilang saja kalau Mas di mintai tolong sama Intan." angguk Purnama.
"Kau duduk di sofa itu kenapa sih, Kak? masih luas itu, pakai pangku segala!" rutuk Arya yang tidak tahan juga lama lama.
Bukan nya pindah namun malah tertawa kencang dan merapatkan duduk nya pada pangkuan suami, Arya yang sudah sembuh langsung bangun dan mencak mencak pergi kerumah nya dengan hati yang sangat kesal. kesal karena melihat mereka berdua, kesal karena di kalahkan oleh kafan hitam jadi berlipat lipat rasa kesal nya.
"Maharani sama Landak kemana, Yank?" tanya Zidan.
"Ku suruh mengikuti mereka yang kerumah sakit, takut nya nanti setan itu kesana mengikuti mereka pula." jawab Purnama yang cemas.
"Berarti lagi enggak ada orang, ayo lah." Zidan melingkar kan tangan nya di tempat yang sangat rawan.
"Siang loh, Mas." Purnama agak kaget dengan ajakan suami nya.
"Malam ada Zahra, kalau di tunda terus kapan Adik nya Zahra datang." Zidan menggunakan banyak alasan.
"Kan dokter sudah bilang bahwa aku tidak bisa hamil lagi." ujar Purnama.
"Enggak ada adik yang penting kita buat saja lah." Zidan tertawa membawa masuk si istri kedalam kamar.
Mumpung sedang tidak ada orang atau pun member mereka, jadi di gunakan lah kesempatan ini untuk membuat adonan adik nya Zahra walau sudah tidak bisa lagi punya anak menurut dokter yang kemarin tempat mereka periksa di kota.
...****************...
Neneng sangat cemas setelah dapat kabar bahwa Anto masuk rumah sakit karena kecelakaan, sengaja mereka semua tidak jujur bahwa ini perbuatan nya kafan hitam karena nanti malah menimbulkan kecemasan yang sangat besar pada orang tua mereka semua. maka lebih baik bilang kecelakaan saja, itu akan lebih akan dari segala macam alasan lain.
"Ini kok bisa gini to, Nak?!" Neneng panik melihat kondisi putra nya.
"Tadi Anto itu jalan enggak lihat lihat, Bulek! kepeleset dan jatuh menimpa besi." jelas Tedi yang di tugas kan untuk cerita.
"Intan nya kenapa kok kayak lemas sekali?" tanya Neneng juga.
"Dia paha nya kena juga, Bulek!" Tedi menunjuk paha nya Intan.
Yang di obati Arya hanya cakaran di dada karena mungkin saat itu dia tidak melihat luka nya Intan yang di paha, maka sekarang dia juga di obati saat di rumah sakit desa nya Purnama. Neneng mengusap wajah nya yang cemas, malah dua orang yang di rawat.
"Ini kalau kalian tidak banyak tingkah maka tak akan celaka begini, Bulek kira kalian di celakai hantu Bu Nisa." Neneng duduk di kursi.
Mereka berempat terdiam karena yang mencelakai memang hantu, namun bukan hantu nya Bu Nisa karena mereka tersesat di desa mati sehingga bertemu dengan setan kafan hitam yang sangat jahat.
"Tapi apa Bulek yakin bahwa memang Ibu ku yang jadi hantu?" tanya Intan pada Neneng.
"Memang nya kenapa? Bulek tau kamu mungkin saja sedih kalau Ibu kamu jadi arwah gentayangan, tapi kan memang begitu kejadian nya." jawab Neneng.
Intan terdiam karena sebenar nya dia sudah yakin bahwa yang jadi hantu itu bukan lah Ibu nya, hanya saja dia bingung kenapa ada setan yang bentuk nya sama dengan yang ada di desa mati.
Hai guys memang kemarin othor gak up karena enggak mood ya, bagi yang berumah tangga pasti tahu masalah othor.
Ini kalau mood belum kembali sepenuh nya up nya cuma satu, please jangan minta tambah dulu ya karena othor mau nangis.
mestinya justru sdh dibela sblm intan dijahati
ngeri dan biadab😡