NovelToon NovelToon
Diam-Diam Sayang

Diam-Diam Sayang

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Diam-Diam Cinta
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nurul Widyastutik

Rivandra,, menjadi seorang penerus perusahaan besar membuatnya harus menjadi dingin pada setiap orang. tiba-tiba seorang Arsyilla mampu mengetuk hatinya. apakah Rivandra akan mampu mempertahankan sikap dinginnya atau Arsyilla bisa merubahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Widyastutik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 24

"Kak Rivan,,!" panggil Shayna senang sambil memeluk Rivandra saat melihat Rivandra masuk ke rumahnya.

Rivandra membalas pelukan Shayna sambil tertawa, entah sudah berapa lama Shayna tidak sekekanakan seperti sekarang ini. Padahal, dulu setiap kali Rivandra pulang dari London, Shayna bahkan sampai menunggunya di depan pintu untuk menyambut kedatangan Rivandra.

"Rasanya,, sudah lama aku tidak mendapatkan sambutan seperti ini darimu, Shay." sindir Rivandra di sela tawanya.

"Karena aku tahu, sebentar lagi sudah ada yang akan menggantikanku untuk menyambut kedatangan Kak Rivan." jawab Shayna sambil melepaskan pelukannya.

Rivandra tertawa mengalihkan rasa sedihnya.

"Apa Kak Rivan baik-baik saja? Apa sudah siap?" tanya Shayna sedih.

"Aku? Tentu saja aku baik-baik saja. Siap untuk apa?" jawab Rivandra sambil mendekap Shayna untuk berjalan memasuki ruang makan.

"Sepertinya Papa ingin segera mengumumkan pertunangan kalian."

"Mungkin lebih cepat lebih baik. Aku capek selalu di atur-atur. Setelah menikah, para orang tua pasti tidak akan ikut campur lagi dengan hidupku."

Shayna menghadap ke Rivandra dan menatap matanya penuh selidik.

"Aku tahu kamu sedang menyukai seseorang, Kak Rivan. Aku harap Kak Rivan tahu keputusan yang terbaik untuk masa depan Kak Rivan."

"Masa depan? Apa kita punya pilihan untuk itu?"

"Tapi,, pasti akan menyakiti Kak Rivan." ujar Shayna sambil menyentuh dada Rivandra.

"Aku sudah belajar untuk berteman dengan rasa sakit itu, Shay. Kamu tenang saja. Bersiaplah, keluarga Katty pasti sudah dalam perjalanan."

"Aku hanya ingin kakakku bahagia." kata Shayna sambil mencium pipi Rivandra sebelum pergi untuk berganti pakaian di kamarnya.

****

Seperti yang di minta papa dan mamanya, Rivandra mengajak Katty berkeliling rumahnya. Padahal, dulu Katty melakukannya dengan Shayna.

"Kapan pulang dari luar kota?" tanya Katty mencairkan suasana.

Rivandra sedikit kaget saat Katty tahu dia baru saja dari luar kota.

"Baru saja, sebelum makan malam. Darimana kamu tahu kalau aku dari luar kota?" tanya Rivandra menyelidiki.

"Aku mampir ke kantormu, Rivan sewaktu pulang dari Paris. Zaen bilang kamu sedang ada project keluar kota."

Rivandra tersenyum lega saat tahu Zaen melakukan hal yang benar.

"Iya."

"Apa project itu tidak terlalu penting sampai kamu tidak mengajak Dion atau Zaen? Bahkan Shayna pun tidak diajak."

"Kali ini kliennya ingin lebih humble jadi hanya ingin membicarakannya sambil berlibur."

"Wanita?"

"Apa yang ada di pikiranmu, Katty? Tentu saja laki-laki."

Keduanya terdiam. "Apa aku boleh menciummu, Rivan?"

"Nanti, setelah kita menikah." jawab Rivandra sambil melangkah pergi menghindar dari Katty, karena Katty mulai mendekat ke arahnya.

Katty tertawa sembari menjajari langkah Rivandra yang mulai menjauh.

"Sejak dulu sampai sekarang hanya itu yang aku dengar setiap kali aku meminta hal yang sama." guraunya.

"Lalu untuk apa menanyakan hal yang sama kalau sudah tahu jawabannya?"

"Jangan terlalu kolot, Rivan. London, negara yang bebas."

"Tapi aku tidak membebaskan diriku untuk itu."

"Itu pemikiran yang aneh. Benar-benar kolot." ejek Katty.

"Apa itu berarti, Paris sudah merubahmu?" tebak Rivandra.

Katty nampak salah tingkah tapi dia dengan mudah bisa mengatasinya.

"Aku menjadi bahan ejekan di Paris, dan itu gara-gara kamu, Rivan." protes Katty pura-pura marah.

"Aku?"

"Iya. Karena prinsipmu tentang 'sex before marriage'. Teman-temanku selalu mengolok-olokku, bagaimana bisa tidak pernah berciuman dengan orang yang kamu sukai."

Rivandra tersenyum. "Kalau itu hal yang prinsipil, tentu saja kamu akan dengan senang hati melakukannya. Bukan karena satu paksaan. Dan aku gak pernah memaksamu untuk melakukannya. Karena kita belum menikah, dan itu berarti kamu bebas melakukan apapun yang kamu mau. Aku belum berhak melarangmu. Meskipun, aku harap kamu tetap mengerti batasannya. Bukan hanya kepadamu, Shayna pun aku tegaskan hal yang sama. Aku gak mau negara barat merusak wanita timur sepertimu dan Shayna." jelas Rivandra panjang.

Katty kembali terdiam, sejak dulu setiap kali Katty menjenguk Rivandra ke London. Katty memang selalu ingin mencium Rivandra. Tapi, Rivandra selalu terlihat menjaga jarak dengannya. Jangankan berciuman, hanya sekedar memeluk saja terkadang Rivandra menghindarinya. Katty mengira London pasti bisa merubah seorang Rivandra yang dingin dan kolot dengan prinsipnya tentang sex before marriage. Tapi, Katty salah, Rivandra masih memegang teguh apa yang menjadi prinsipnya.

"Ayo kita kembali ke ruang keluarga. Sepertinya kamu sedang gak enak badan." tegur Rivandra sambil menepuk tangan Katty pelan.

Katty tersadar dari lamunan panjangnya. Menatap Rivandra yang tengah berjalan menjauh.

'Maafkan aku, Rivan. Dulu, mungkin aku akan bahagia mendengar penjelasan panjangmu ini. Tapi, semua bisa berubah, begitu juga aku. Kenapa kita harus menikah disaat hatiku tidak ada lagi namamu.' batin Katty.

****

"Sesuai kesepakatan papa dan Om David. Pertunangan kalian akan di laksanakan lusa. Bertepatan dengan ulang tahun perusahaan King Company." tegas Daniel saat mereka sedang melahap makan malamnya.

"Selamat ya sayang." ucap Valencia pada Katty.

"Rivan, jangan terlalu sibuk. Aku menitipkan Katty padamu. Kamu tahu sendiri bagaimana perasaan Katty padamu sejak masih sekolah dulu. Bahkan, gak berubah sampai sekarang." kata Mona dengan bangganya.

"Iya, Tante Mona." jawab Rivandra singkat.

Katty hanya tersenyum getir sembari menunduk, begitupun dengan Shayna yang malam itu tidak menyapa Katty sama sekali.

'Maafkan aku, Mami, Papi.' batin Katty.

"Shayna, kapan pertunanganmu dan Zaen akan di langsungkan?" tanya Katty mengalihkan pembicaraan.

Semua mata tertuju pada Shayna sekarang. Hingga membuat Shayna tersenyum keki.

"Aku? Tentu saja setelah pernikahan kalian di langsungkan." jawab Shayna cuek.

"Itu terlalu lama, Shay. Apa kamu tidak mau melangsungkannya bersamaku? Pasti akan menyenangkan."

"Oh,, tidak,, sama sekali tidak menyenangkan. Kami masih suka dengan kesendirian kami. Lagipula, aku ingin mendampingi kakakku."

"Shayna, kamu dan Zaen sudah sama-sama dewasa. Aku rasa usulan Katty bisa di pertimbangkan. Bukan begitu, Valen. Daniel." kata Mona mengiyakan usul Katty.

Rivandra mengedipkan matanya pada Shayna saat dia bersiap untuk mendebat Mami Katty. Shayna menghela nafas panjang.

"Aku yakin Mama pasti keberatan kehilangan anak-anaknya di hari yang sama." sindir Shayna sambil menyuapkan satu sendok puding ke mulutnya.

"Iya, biar Shayna menemaniku lebih lama." ujar Valencia. Shayna tersenyum senang saat mendapatkan dukungan dari Mamanya.

"Kita akan sibuk besok, kita harus mempersiapkan pesta pertunangan Rivandra dan Katty dengan meriah." usul Mona.

"Tentu saja harus meriah, karena dua perusahaan besar akan bersatu." sahut Daniel.

"Iya. Kita bisa memonopoli pasar nantinya, Daniel."

"Apalagi ada Large Company milik Adrian, yang akan bergabung dengan kita nanti." sahut David.

"Kita menjadi tidak terkalahkan, Daniel."

Shayna kembali menghela nafas panjang, malas mendengar tentang kerja sama perusahaan. Di lihatnya Rivandra yang makan makanannya dengan lahap, seolah berharap malam ini cepat berlalu.

1
budak jambi
harta tidak akn di bawa mati tuan danie..jgn egois jd ortu pikir kn perasaan ank biar kn mereka milih jln hidup mereka
Davi 04
cerita bagus
Nurul Widyastutik: terima kasih kak
total 1 replies
Sumar Tono
Luar biasa
Nurul Widyastutik: terima kasih🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!