Bagaikan petir di siang bolong, Karin yang baru saja menerima perasaan pria yang ia cintai, begitu terkejut ketika mengetahui bahwa pernikahannya dengan orang lain sedang di persiapkan oleh orang tuanya ,bagaimana dengan pria yang ia cintai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisaJm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
“Apa? Edgar?”
Ucap Edgar mengarahkan satu jari ke dadanya, Wita menganggukkan kepalanya menatap aneh dengan ekspresi wajah Edgar yang terkejut, Karin pun sama terkejut nya mendengar hal itu, bagaimana mungkin Edgar akan membersihkan tubuhnya? Membayangkan nya saja sudah membuat Karin merinding.
“Tapi ma...”
“Kenapa? Apa yang salah? Kalian sudah menikah jadi rasanya tidak ada yang salah.”
Jelas Wita membuat Edgar dan Karin hanya bisa menghela nafas, bagaimana bisa mereka menjelaskan jika tak pernah terjadi apapun diantara mereka berdua, Wita menatap curiga pada keduanya terlebih saat Edgar merasa sangat keberatan, entah mengapa ia merasa ada yang aneh dengan keduanya.
“Apa kalian menyembunyikan sesuatu dari mama? Contohnya apa mungkin selama ini kalian berpura pura romantis di depan kami semua?”
Deg!
Edgar dan Karin saling menatap lalu dengan cepat pria itu menggelengkan kepalanya.
“Ti-tidak ma, mana mungkin kami berbuat begitu, hanya saja kami masih malu malu, iyakan sayang?”
Tanya Edgar pada Karin, Karin menoleh pada Edgar, lalu segera menganggukkan kepalanya begitu melihat isyarat dari pria itu, Wita hanya diam lantaran masih tak begitu percaya.
“Kalau begitu tunggu apalagi? Ambil handuk kecil lalu bersihkan tubuh Karin.”
Ucap Wita membuat Edgar akhirnya menurut lalu mengambil handuk kecil yang sudah ia basahi dengan air, Edgar kini duduk di tepi ranjang menghadap Karin, keduanya benar benar gugup saat ini, terlebih Karin saat Edgar mulai menempel handuk kecil itu diwajah nya.
“Buka dulu kancing baju Karin, lalu bersihkan bagian dalamnya juga!”
Ucap Wita membuat Edgar dan Karin membulatkan mata, Edgar menatap Karin memberi isyarat untuk meminta izin, namun Karin justru menggelengkan kepalanya membuat Edgar benar benar bingung, namun desakan dari mamanya juga membuat Edgar tak mampu untuk melawan hingga akhirnya dengan tangan gemetar, Edgar membuka kancing pertama piyama yang Karin kenakan.
Berlanjut ke kancing kedua, Edgar menutup mata lantaran kancing kedua piyama gadis itu batas belahan dada Karin hingga ke kancing yang lain, Edgar benar benar dibuat mati kutu kala melihat dua bongkahan milik Karin yang di tutup dalaman Karin berada di hadapannya, entah lah tubuhnya menjadi panas dingin padahal ini bukan kali pertama ia melihat benda itu.
“Sial! kenapa aku jadi gugup begini?”
Edgar membatin namun matanya tak bisa lepas dari pandangan dihadapan nya itu, sedangkan Karin kini menatap kesal Edgar yang justru menatap lekat dadanya, rasanya ingin sekali ia mencolok mata Edgar jika saja tidak ada mama mertuanya disana.
“Edgar, ayo cepat lakukan.”
Ucap Wita membuat Edgar segera menggelengkan kepalanya begitu pikirannya yang mulai merambat kemana mana, Edgar kemudian mengusap tubuh Karin dengan handuk basah itu, dengan telaten Edgar membersihkan tubuh gadis itu hingga selesai, setelah selesai bagian atas, kini Wita meminta Edgar untuk membersihkan bagian bawah tubuh Karin membuat gadis itu benar benar takut.
“Ti-tidak perlu ma, Karin sendiri saja.”
Ucap Karin, Wita menatap menantunya itu lalu menganggukkan kepalanya, mungkin Karin merasa malu, apalagi kalau dia ada disana, Wita kemudian segera meninggalkan kedua pasutri itu disana membuat Karin dengan cepat mendorong tubuh Edgar menjauh darinya lalu menutup tubuhnya dengan selimut.
“Berani sekali kau mendorong ku?”
Ucap Edgar kesal, Karin tak peduli lalu meminta pria itu untuk segera keluar dari sana, Edgar yang kesal pun akhirnya keluar dari kamar nya membuat Karin merasa sedikit lega, rasanya sangat malu membuka pakaian dihadapan laki laki meskipun Edgar suaminya tapi mereka belum pernah bersentuhan sebelum nya.
Sedangkan Edgar yang baru saja keluar dari kamarnya kini tengah memegang dadanya yang berdetak kencang, pria itu mulai mengatur nafasnya yang tak beraturan begitu melihat tubuh Karin, bisa bisanya ia tergoda dengan barang kecil gadis itu, tak lama ponselnya berdering, Edgar menatap layar ponselnya terlihat nama sang kekasih disana membuat Edgar segera mengangkat teleponnya.
“Kau dimana? Kau tidak masuk kerja?”
Ucap Laura pada kekasihnya itu, pasalnya sudah dua jam ia menunggu kedatangan Edgar diruangan pria itu namun Edgar tak kunjung datang tak biasanya pria itu terlambat ke kantor jika tidak ada sesuatu yang terjadi.
“Ah aku tidak ke kantor hari ini, Karin sedang sakit jadi...”
“Kenapa peduli dengan nya?”
Potong Laura yang kesal mendengar alasan Edgar tidak ke kantor, sepenting itukah gadis itu sehingga Edgar memilih untuk tidak ke kantor karena gadis itu sedang sakit?
“Tidak begitu sayang, tapi mama sedang di sini, jadi aku tidak bisa berbuat apapun.”
Jelas Edgar membuat Laura hanya bisa menghela nafas berat, dari dulu ia memang tidak suka dengan mama kekasihnya itu lantaran selalu bersikap ketus padanya.
“Ah begitu, baiklah aku harap Karin cepat sembuh.”
Ucap Laura lembut begitu menyadari jika suara nya sedikit besar sebelum nya, Edgar kemudian memutuskan sambungan telepon lalu segera masuk ke dalam kamar namun seketika pria itu dibuat membeku begitu melihat Karin yang hanya memakai pakaian dalam saja.
“Tutup matamu!!”
Pekik Karin membuat Edgar segera membalikkan tubuhnya, Karin segera meraih selimut untuk menutupi tubuhnya.
“Kau sengaja mengambil kesempatan kan?”
Sentak Karin kesal, mendengar itu tentu saja membuat Edgar tidak terima, mengambil kesempatan katanya? Edgar membalikkan tubuhnya menatap Karin membuat gadis itu menutup rapat rapat tubuhnya sedangkan Edgar menutup pintu lalu segera menghampiri Karin.
Jleb!
Karin terkejut begitu tangan kekar pria itu menarik pinggangnya hingga membuat keduanya semakin dekat, dan yang lebih mengejutkan Edgar mulai memegang dua bongkahan padat dibelakang tubuh Karin lalu mer*masnya membuat Karin segera mendorong tubuh Edgar namun sialnya selimut yang ia gunakan untuk menutupi tubuhnya juga ikut terjatuh ke lantai.
Edgar menatap tubuh Karin, dengan susah payah pria itu membuang ludahnya melihat tubuh Karin yang begitu indah, meskipun kecil dan kurus tapi tubuh gadis itu benar benar menggoda, Karin yang menyadari jika pria itu tengah menatap nya pun hampir saja melayangkan sebuah tamparan jika saja mama mertuanya tidak masuk kesana.
“Astaga, kenapa tidak tutup pintu? Kalian lupa jika ada mama disini?”
Ucap Wita membuat Karin dan Edgar menoleh, Karin sontak memungut selimutnya dan Edgar yang segera menutupi tubuh Karin.
“Dasar anak zaman sekarang tidak tahu tempat.”
Ucap Wita seraya tersenyum mengejek lali segera menutup pintu dan keluar dari sana, sedangkan Karin dan Edgar lagi lagi hanya bisa saling menatap melihat kesalahpahaman yang terjadi itu.
“Cepat pakai pakaian mu, kau tidak bosan terus terusan menggoda ku? Sudah kubilang aku tidak tertarik dengan milikmu yang kecil.”
Gumam Edgar lalu beranjak keluar, sedangkan Karin hanya menatap kesal Edgar, tidak tertarik tapi matanya tidak berkedip sama sekali!
Siang hari setelah makan siang, Wita kemudian pamit pulang pada Edgar dan Karin setelah dirasa Karin cukup sehat, Karin dan Edgar tentu saja merasa senang lantaran mereka tak harus berada di kamar yang sama lagi.
“Hati hati dijalan ma.”
Ucap Karin seraya melambaikan tangan nya pada mertuanya itu, Wita pun mengangguk lalu segera beranjak dari sana, Edgar dan Karin pun segera menutup pintu namun tak lama bel kembali berbunyi.
“Apa mama kembali? Apa ada yang ketinggalan?”
Tanya Edgar pada Karin, gadis itu hanya mengangkat kedua bahunya lalu segera membuka pintu.
“Kau?”