Menikahi laki laki kaya raya, ceo dan sangat tampan berkharisma bukanlah impian Retana Utami, seorang dokter internship.
Davendra Arkatama anma laki laki itu. Dia merasa dikhianati setelah melihat perempuan yang dua minggu dia nikahi, tidur dengan laki laki lain.
Lima tahun kemudian mereka bertemu. Davendra yang sudah punya calon pendampung tidak tau kalo ada anak diantara mereka
semoga suka ya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang setelah lima tahun pergi
Farros menatap foto keluarganya di ruang tamu.
Lima tahun adik tengilnya pergi. Anaknya dan anak anak Delka sudah memasuki sekolah dasar sekarang.
Mereka kadang suka bertanya dimana omnya yang satu lagi, yang ada di foto itu.
Farros tersenyum. Anak anaknya pasti sudah lupa. Karena dulu saat Davendra pergi, keponakannya itu baru berusia dua dan tiga tahun.
Memang Om yang ngga tau diri, batinnya.
Hatinya terasa remuk karena istri adiknya pun belum ditemukan.
Padahal papinya sudah membersihkan namanya dan membatalkan apa yang sudah maminya lakukan pada gelar dokternya.
Retania sudah lama bisa mendaftar lagi ke rumah sakit mana pun untuk mendapatkan gelar spesialisnya.
Tapi sepertinya istri adiknya sudah melupakan keinginannya.
Jika saja Retania melakukannya, maka keberadaannya akan cepat dideteksi.
Farros menghela nafas panjang. Malam ini rasanya dia cukup melo karena melihat foto keluarga yang penuh senyum ini.
"Melamun aja," tegur Dekha membuat Farros yang sedang berdiri dengan kedua tangan di saku celananya menoleh.
"Kangen juga sama si tengil, ya," senyum Dekha getir.
Farros juga tersenyum.
"Sekalinya bikin masalah sampai menghilang lima tahun," tawanya pahit.
Dekha pun tergelak juga.
Dia pikir hanya dirinya dan Farros yang sudah membuat skandal besar. Ternyata adiknya lebih parah lagi.
"Bagaimana, ya, saat dia muncul, kemudian tau kalo semua yang terjadi akibat perbuatan mami." Terdengar helaan nafas panjang Farros.
"Mungkin menghilang lagi?" kekeh Dekha juga ngga bisa menyembunyikan kegetiran di suara tawanya.
Maminya adalah dalangnya. Hubungan kedua orang tuanya merenggamg bertahun tahun. Baru dua tahun ini mulai membaik.
Tapi larangan maminya menginjak rumah sakit milik mereka tetap berlaku. Kecuali untuk kontrol saja diperbolehkan.
Hening.
Farros menatap ponselnya lama saat membaca nama yang tertera di nada panggilnya.
"Siapa?" Dekha menatapnya heran karena Farros seperti terkejut saat melihat ponselnya yang terus bergetar di tangannya.
"Harya....!"
Dekha pun terkejut mendengarnya.
"Ya," ucap Farros ngga sabar.
"......................"
"Oke."
Setelah telpon diputus, Farros segera menelpon ke nomer pengawalnya.
"Apa kata Harya?" tanya Dekha ngga sabar.
Farros memberi isyarat agar abangnya Dekha bersabar.
"Bawa heli ke lokasi yang aku kirimkan," ucapnya cepat begitu telpon tersambung.
"Siap bos."
KLIK
Farros pun mengirimkan titik lokasi yang barusan Harya kirimkan.
"Empat jam lagi dia akan tiba di rumah." Wajah Farros menunjukkan perasaan girang.
Dia sudah ngga sabar untuk memukul kepala adiknya yang bodoh itu.
"Syukurlah. Kita harus mengabari mami dan papi," ucap Dekha setengah berlari. Tapi kemudian langkahnya terhenti.
"Ada apa?" tanya Farros heran.
"Siapa yang akan memberitau kenyataan yang sebenarnya padanya?"
Farros membeku.
Siapa?
"Kamu aja. Kan, kamu abangnya," elak Farros.
"Kamu juga abangnya, be-go." Entah kenapa.dia agak takut juga dengan reaksi adiknya yang nantinya mengejutkan setelah tau apa yang sudah terjadi.
Tapi Davendra harus tau dan memohon maaf pada mantan istrinya, karena sudah dice-raikan tanpa menunggu penjelasan Retania.
"Nanti saja kita pikirkan. Aku sudah ngga sabar untuk menggebuknya," pungkas Farros sambil berjalan mendahului Dekha yang kemudian menyusulnya.
Ya, dia pun sudah ngga sabar untuk memukul adiknya juga.
Yang mengherankan Farros saat ini, ternyata adiknya minta dijemput di kota besar yang masih satu negara dengannya, Hanya menyeberang pulau saja.
Apa selama ini dia di sana? Bukannya dia berpindah pindah di negara Amerika dan Eropa? rutuknya dalam hati.
Farros dapat mengetahuinya dari alamat IP(Internet Protokol) yang digunakan adiknya saat mengirim email. Itu pun hanya tiga kali dalan lima tahun.
Dengan alamat IP/ IP address, seseorang dapat dilacak keberadaannya. Davendra pun sengaja tidak menutupi IP Addressnya.
Tapi si-alnya setelah memberitau lokasinya, dia sudah ngga berada di tempat itu lagi.
Sampai akhirnya Farros meyakini dirinya kalo adiknya memang ingin menghilang dan ngga mau ditemui dulu.
Padahal banyak yang harus dia sampaikan.
Semua kenyataan pahit akibat kesalahpahaman ini.
*
*
*
Maminya sangat histeris melihat kemunculan Davendra dari dalam helikopternya.
"DAVEN!" Beliau pun memeluknya erat, ngga peduli dengan tiupan angin yang sangat kencang.
Saat ini mereka berada di root top rumah. Memang tersedia helipad di sana.
Davendra balas memeluk maminya. Membiarkan wanita yang sudah melahirkannya itu menangis di dadanya.
"Sayang, kamu kemana aja," ucap maminya saat pelukannya terurai.
Davendra ngga menjawab. Dia malah menatap papinya yang berjalan menghampirinya.
Papinya memagang kedua lengannya erat.
"Perasaan kamu sudah tenang sekarang?" netra papinya menatapnya dengan teduh
Davendra ngga tau apa yang dia rasakan.
Lima tahun ini dia hanya berusaha lari dari kenyataan.
Tapi setahun terakhir ini bayangan Retania lebih sering hadir dalam mimpi mimpinya.
Dia pun bingung. Memang sesekali dia masih memimpikannya di awal awal tahun saat dia meninggalkannya. Tapi tidak seintems sekarang.
Ada rindu yang berusaha dia hempaskan.
Anehnya sekalipun dia tidak pernah memgingat Kemala.
Kemudian papanya memeluknya erat. Perasaan Ajisona sangat sedih bercampur senang.
Putranya kembali, tapi dia merasa tatap matanya bertambah dingin. Dan tubuhnya lebih kurus.
Cambang tipis menghiasi wajahnya. Juga kumis. Dan ada janggut tipis di dagunya.
Putranya tampak jauh berbeda. Agak tidak terurus.
"Syukurlah kamu baik.baik saja."
Dari pada mendengar tangis maminya, dia lebih terharu mendengar suara berat papinya.
"Maafkan, aku, papi." Kepada maminya, Davendra tidak mengatakan apa apa.
"Ya, papi maafkan." Saat ini di hati papinya dipenuhi banyak beban.
Ada istri dan anaknya yang sama sama dia sayangi. Walaupun dia sudah membersihkan nama menantu dan temannya yang jadi korban istrinya, tapi dia tetap merasa bersalah.
Menantunya menghilang. Dokter Lingga tidak mau kembali ke rumah sakit lagi untuk meneruskan program internshipnya.
Ternyata laki laki itu anak rekan bisnisnya yang sudah memutuskan semua kontrak dan kerjasama mereka setelah kejadian ini.
Istrinya sempat dituntut penjara satu tahun. Dan dia membiarkannya.
Baginya setahun hanya sebentar dibandingkan efek psikologis yang ditimbulkan akibat tindakan jahatnya.
BUGH
Farros dan Dekha bergantian memeluk dan memukulnya.
Davendra hanya mengeluh pelan dengan seringai tipisnya.
"Kamu jadi gembel?" sinis Farros. Menurutnya penampilannya saat ini ngga ada bedanya dengan Harya.
"Harya, kenapa tuan mudamu ditumbuhi banyak bulu begini," sambung Dekha membuat suasana haru jadi mencair dan mulai ada suara tawa perlahan.
"Saya sudah sering mengingatkan tuan muda, Tuan Dekha. Tapi tuan muda mau suasana baru," bantah Harya membela dirinya walau agak takut takut.
Tawa kembali terdengar, sampai terdengar suara suara anak kecil.
"Dia om yang pergi karena diusir opa?"
Dekha hanya meringis saat mendengar kalimat polos putra pertamanya.
"Haah....?" Davendra terkejut sebentar sebelum kemudian tertawa bersama yang lain
Saat ini ada tiga anak laki laki kecil yang menghampirinya. Keriganya tampan tampan
"Keponakan om sudah gede gede, ya. Sudah kelas berapa?" tanya Davendra sambil berjongkok.
"Aku kelas dua. adikku kelas satu. Kalo dia ini sama denganku, kelas dua," jelas anak kecil yamg menegurnya tadi.
"Hebat. Dulu waktu Om pergi, kalian masih kecil," kekehnya sambil menepuk pelan pundak pundak kecil itu bergantian.
"Om perginya lama sekali. Kami sudah lupa," jawab yang sama sama kelas dua.
"Ya, ya," tawa Davendra berderai di tengah gemuruh perasaannya.
Tiba tiba saja dia teringat perkataannya dengan Retania, di malam terakhir sebelum dia dikhianati.
"Kalo nanti kamu hamil, anak kita kalo bisa perempuan," ucapnya.
"Kenapa kamu ngga mau laki laki?" Retania heran, rata rata teman teman laki lakinya yang sudah menikah menginginkan kalo bisa diberikan anak laki laki sebagai penerus pertama.
"Aku sudah punya tiga ponakan laki laki. Bisa ngga, ya, wajahnya mirip aku tapi dia perempuan."
Retania menggelengkan kepalanya sambil tertawa.
"Serem, dong."
"Kok, serem?.Aku aja ganteng gini....," ucapnya ngga terima.
"Kamu kalo marah serem banget wajahnya."
Davendra merasakaj beban yang memberati rongga dadanya.
Sekarang semuanya hanya tinggal kenangan saja.
Om Ocong vs Mbak Kunti ngasih iklan
mana Devan blom minta maaf dg benar sekarang dtng lagi ulat bulu...
padahal Lingga dan keluarga menerima Reta
Reta dan Alma hrs hati2 mama Deva itu jahat
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
dasar nenek lampir /Angry//Angry//Angry/
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan