NovelToon NovelToon
Payungmu Di Hujan Terakhir

Payungmu Di Hujan Terakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa
Popularitas:523
Nilai: 5
Nama Author: Dina Aolia

Nuka, siswa ceria yang selalu memperhatikan Aile, gadis pendiam yang mencintai hujan. Setiap kali hujan turun, Nuka menawarkan payungnya, berharap bisa melindungi Aile dari dinginnya rintik air. Suatu hari, di bawah payung itu, Aile akhirnya berbagi kenangan masa lalunya yang penuh luka, dan hujan pun menjadi awal kedekatan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Aolia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Luka yang terdalam

Hari itu terasa lebih berat dari biasanya bagi Nuka. Sejak pagi, ada perasaan tidak nyaman yang mengganjal di dadanya. Seperti sesuatu yang mendidih di dalam dirinya, siap meledak kapan saja. Ibunya datang ke rumah pagi itu, hanya untuk membereskan beberapa barang dan kembali pergi ke luar kota. Tidak ada ucapan selamat tinggal yang hangat, hanya serangkaian teguran dan instruksi yang terasa lebih dingin daripada hujan di luar. Itu cukup untuk membuat Nuka terdiam lama di kamarnya, tatapannya kosong.

Ibunya selalu begitu—masuk dan keluar dari kehidupannya tanpa perasaan, seolah Nuka hanya sekadar beban yang harus dihindari. Rasa sakit yang ditimbulkan dari masa kecilnya kembali menghantamnya hari itu. Pukulan, bentakan, pengabaian—semua itu kembali membanjiri pikirannya tanpa henti. Nuka merasa tidak bisa bernapas, seolah dunia menghimpitnya tanpa ampun.

Dan pada akhirnya, dia tidak mampu melawan dorongan yang datang. Tangannya bergerak tanpa kendali, menggores kulit lengannya sendiri dengan kasar, meninggalkan goresan yang semakin dalam seiring detik berlalu. Rasa sakit fisik itu seolah mengalihkan perhatiannya dari kekosongan di hatinya, namun hanya sesaat. Luka-luka itu tidak bisa menghapus apa yang dirasakannya. Semakin lama, semakin ia tidak tahan dengan segalanya.

Saat malam tiba, Nuka merasa berada di ujung batasnya. Tak sanggup menahan beban lebih lama, ia keluar dari rumah, mengendarai motornya tanpa tujuan jelas. Hujan turun deras, membasahi tubuh dan jalanan, namun itu tidak menghentikannya. Dalam hatinya, hanya ada satu tempat yang bisa membantunya merasa lebih tenang—Aile.

Motor Nuka melaju cepat, menerobos hujan yang semakin deras, matanya terus tertuju ke depan. Angin dingin menusuk tubuhnya, namun tak ada yang lebih dingin dari kekosongan di hatinya. Nuka hanya ingin segera sampai, hanya ingin bertemu dengan Aile. Dia satu-satunya orang yang bisa membuat Nuka merasa sedikit lebih baik, bahkan jika hanya dengan kehadirannya.

Setelah beberapa menit melaju di bawah guyuran hujan, akhirnya ia tiba di depan rumah Aile. Lampu depan rumah Aile menyala, menunjukkan tanda-tanda bahwa gadis itu ada di rumah. Nuka menghentikan motornya, berdiri di bawah hujan, tubuhnya gemetar karena dingin dan kelelahan. Ia menatap ke arah pintu rumah Aile, namun tak bisa bergerak lebih jauh.

Tiba-tiba, pintu terbuka. Aile keluar, wajahnya menunjukkan senyum kecil saat melihat Nuka berdiri di sana. Tapi senyum itu tak bertahan lama. Senyum itu menghilang begitu ia melihat lebih dekat, melihat Nuka yang terdiam, dengan tatapan kosong dan luka-luka di lengannya yang samar-samar terlihat meski tertutup jaket basah.

Tanpa berpikir lama, Aile berlari ke dalam rumah, lalu kembali membawa payung. Ia mendekat, membuka payung di atas kepala Nuka, namun Nuka tidak bergerak, bahkan tidak bereaksi. Hanya tatapan kosong yang ia tunjukkan.

"Nuka?" panggil Aile lembut, suaranya khawatir.

Dan saat itu juga, Nuka melepaskan semuanya. Ia jatuh ke pelukan Aile, tubuhnya yang besar dan kuat tiba-tiba terasa lemah, tumbang dalam dekapan gadis itu. Aile nyaris tak percaya, namun ia segera memeluk Nuka erat-erat, menahan tubuhnya yang gemetar hebat. Hujan semakin deras, namun di bawah payung kecil itu, dunia terasa berhenti sejenak.

"Aku nggak kuat, Aile," bisik Nuka, suaranya pecah. "Semua ini... terlalu berat."

Aile menahan napas, mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Nuka. Ia tak pernah melihat Nuka selemah ini. Ia yang selama ini selalu tampil kuat di hadapan semua orang, kini hancur dalam pelukannya. Tanpa berkata-kata, Aile hanya mengusap punggung Nuka, mencoba menenangkan meski ia sendiri bingung harus berbuat apa.

Mereka berdiri di sana cukup lama, hanya berdua di bawah hujan. Nuka menangis dalam diam, air matanya bercampur dengan air hujan yang terus turun. Aile tidak berkata apapun, hanya memberikan pelukan yang ia tahu sangat dibutuhkan Nuka saat ini.

Perlahan, Nuka mulai tenang, meski tubuhnya masih gemetar. Aile mengangkat kepalanya sedikit, menatap wajah Nuka yang terlihat lebih rapuh dari sebelumnya. Ada luka yang jauh lebih dalam daripada sekadar goresan di lengannya. Luka itu ada di dalam hatinya, dan Aile tahu ia tidak bisa menyembuhkan semuanya dalam satu malam. Tapi, ia akan selalu ada di sana. Itu yang bisa ia lakukan untuk Nuka.

"Ayo masuk," ucap Aile pelan, suaranya lembut namun tegas.

Nuka hanya mengangguk pelan, tidak melawan. Ia membiarkan Aile membimbingnya masuk ke dalam rumah, meninggalkan hujan di luar, namun membawa luka-luka mereka bersama. Di dalam kehangatan rumah, Aile tahu perjalanan mereka masih panjang. Tapi satu hal yang ia sadari sekarang, Nuka bukanlah seseorang yang selalu kuat. Dan mulai malam ini, ia akan ada di sana untuk menemaninya menghadapi luka-lukanya.

1
Shion Fujino
Karya bagus yang tak bisa dilewatkan, love it!
cøøkie
Baper abis!
_senpai_kim
Penulisnya jenius!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!