Lin Mei seorang bodyguard di abad 21, meninggal karena kecelakaan tunggal, Jiwanya berpindah ke tubuh seorang Nona di dinasti Qing .
Feng Yie gadis yang cantik, lembut dan penurut. Ia hidup dengan Ayahnya yang tidak peduli padanya, Ibunya sudah meninggal saat Feng Yie berumur empat tahun.
Feng Yie tinggal bersama Ibu dan saudara tirinya yang kejam, akan kah Lin Mei mampu bertahan? tanpa adanya dukungan dari sang ayah.
Sekedar hiburan aja, yang suka silahkan baca, yang gak suka tidak perlu baca!
yang mau kasih bintang limanya, Author ucapkan Terimakasih, selain bintang lima tidak perlu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Fitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20 Kesedihan Feng Yie
Matahari masih malu malu tapi Feng Yie dan Ji Yu sudah basah oleh keringat.
Feng Yie terus menyerang Ji Yu tanpa istirahat, membuat Ji Yu kewalahan menangkis serangan Nona nya.
''Huh napas ku,'' Ji Yu benar benar kelelahan karna latihan pedang bersama Feng Yie.
''Nona, Ji Yu mohon kita sudahi latihannya.''
Barulah Feng Yie berhenti, ia melihat wajah Ji Yu sudah memerah baru ia merasa puas. Feng Yie pun duduk bersila, Ji Yu langsung saja menjatuhkan tubuh nya berusaha mengatur napas.
Ji Yu melirik Feng Yie''ada apa dengan nona, aku merasa nona sangat kesal.''
Setelah mereka beristirahat Feng Yie masuk ke paviliunnya untuk mandi karna pasti sebentar lagi akan ada pelayan untuk memintanya sarapan di mansion utama, entah kenapa jendral Feng meminta Feng Yie untuk sarapan bersama,
Padahal dulu jendral Feng tak pernah memperdulikan Feng Yie , ia hanya memperdulikan Feng Hai saja dan mendengarkan apa yang Nyonya Wang katakan, jadi di mata sang ayah Feng Yie anak yang tidak bisa di atur .
''Nona tunggu Ji Yu, Ji Yu akan siapkan air nya.'' Tapi Feng Yie Langsung masuk dan mandi tanpa menunggu Ji Yu.
Ji Yu menggaruk kepalanya, merasa heran ada apa dengan Nona nya .
Feng Yie keluar dari kamar mandi setelah setengah jam mandi, Feng Yie duduk sambil bercermin Feng Yie mencoba mengeringkan rambut panjang nya tapi saat menyisir ia sangat kesusahan.
Feng Yie mendengus, ia duduk diam sambil melihat pantulan dirinya di cermin, entah apa yang membuatnya melamun.
''Nona, Ji Yu bantu menyisir rambut Nona,'' Ji Yu dengan cepat mengambil sisir dan menyisir rambut indah dan panjang Nonanya.
Tok ...
Tok ....
Tok ...
''Nona, Tuan besar memanggil anda untuk sarapan,''ucap seorang pelayan dari luar pintu kamar.
''Hem,'' jawab Feng Yie singkat.
''Nona rambut Nona sudah rapi,'' ucap Ji Yu.
Feng Yie melihat dirinya di cermin.
Pelayan pun menunggu di luar.
Tak lama Feng Yie keluar di ikuti Ji Yu,
Tatapan Feng Yie sedikit menakutkan seakan ia sedang menatap tajam dengan wajah tanpa ekspresi.
Pelayan yang memanggil Feng Yie hanya menunduk, ia merinding melihat tatapan mata Feng Yie.
Feng Yie berjalan ke mansion utama untuk sarapan bersama sang ayah. Entah kenapa Jendral Feng selalu ingin sarapan bersama dengan Feng Yie. Karna dulunya tidak pernah jendral Feng mengingat Feng Yie.
Para pelayan menunduk tak mau menatap Nona muda nya.
''Salam Ayah, salam Nyonya,'' Feng Yie duduk berhadapan dengan Feng Hai.
''Kau seperti Tuan Putri saja, dan kami harus menunggu mu, kasihan Ayah mu yang harus berangkat kerja,'' ucap Nyonya Wang menyindir Feng Yie.
Feng Yie menunduk, '' maaf kan Feng Yie Ayah.''
''Feng Yie, ayo kita sarapan bersama jangan sampai Ayah mu terlambat, hanya karna menunggu mu Nak,'' ucap Nyonya Wang.
Feng Yie melirik pada ayahnya, yang mulai memakan sarapannya.
Nyonya Wang, melihat Feng Yie yang tidak memakan sarapan nya.
''Feng Yie, apa kau tidak suka masak ini?'' tanya selir Wang.
''Aku hanya sedang merindukan ibu ku,'' jawab Feng Yie.
''Kau memang seperti ibumu, yang selalu membuat orang kesal, tidak seharusnya kau meyebutkan ibumu di meja makan ini,'' ucap selir Wang.
Feng Yie mengangkat alisnya sebelah menatap tajam Nyonya Wang, ''Lagi pula aku tak pernah meminta untuk makan bersama di sini, aku lebih nyaman makan sendiri, aku bahkan merasa heran ada apa ini setelah sekian lama, aku di lupakan tiba-tiba saja ada yang mengingat ku untuk makan bersama.''
''Feng Yie hentikan, kau benar benar tak punya sopan santun pada Ibu mu,'' Jendral Feng menatap tajam putrinya yang selalu membuatnya marah ini.
''Maaf Ayah, aku lebih nyaman ada di belakang,'' Feng Yie berjalan ke belakang.
Jendral Feng menghela napas.
''Maaf aku tak bisa mendidik Feng Yie dengan benar, aku sepertinya salah bicara,'' ucap selir Wang.
''Aku berangkat sekarang,'' jendral Feng berjalan keluar dari mansion hanya sarapan sedikit, jendral Feng menaiki kuda lalu pergi.
''Ah sial, hampir saja aku ketahuan, untung anak sialan itu bodoh,'' ucap selir Wang dengan kesal.
* * Di paviliun sederhana
Feng Yie duduk di kursi sambil melamun, membuat Ji Yu merasa sedih.
Ji Yu tahu semua yang terjadi pada Feng Yie.
Nyonya Wang selalu bisa mencari masalah hingga di mata jendral Feng, Feng Yie adalah gadis nakal yang susah di atur.
Sampai matahari ada di atas Feng Yie tetap duduk di situ, membuat Ji Yu meneteskan air matanya, karna setelah terakhir kali Feng Yie di pukuli oleh Nyonya Wang, Feng Yie tak sadarkan diri beberapa hari dan saat bangun Feng Yie berubah menjadi wanita yang ceria tidak pernah terlihat murung.
''Maaf Nona, Ji Yu membawa makan siang untuk Nona, makan lah agar Nona tak sakit,'' ucap Ji Yu.
''Ji Yu aku tidak lapar,'' jawab Feng Yie singkat.
''Apa yang Nona lakukan bagai mana jika Nona sakit, selir itu pasti sangat bahagia melihat Nona yang sedih seperti ini.''
''Aku hanya sedang berpikir, Ayah ku tidak pernah menyayangi ku, dia hanya percaya pada nenek sihir itu tanpa mencari kebenarannya,'' ucap Feng Yie dengan sedih.
Feng Yie menatap Ji Yu, '' Ji Yu apa yang akan kamu lakukan jika ada di posisiku?''
''Ji Yu akan membalas Nyonya Wang,'' ucap Ji Yu, Dengan sorot mata penuh kebencian.
Feng Yie menatap Ji Yu.
''Hehe maaf Nona Ji Yu hanya kesal saja, bahkan selir itu selalu berpura pura menjadi ibu tiri yang baik di hadapan Tuan besar,'' Ji Yu mengusap hidung nya.
''Kau benar, betapa bodohnya Jendral Feng. Bertahun tahun di bohongi oleh nenek sihir, aku dulu tidak terlalu ingat dengan keadaan ibuku. Tapi bukankah ada pelayan ibu ku bukan?'' ucap Feng Yie penuh harap.
''Apa Nona akan mencari pelayan Nyonya besar, itu pasti sangat sulit, karna selir itu sangat licik,'' ucap Ji Yu.
''Entahlah. Tapi kita harus mencari bukti keburukannya,'' Feng Yie merenung tiba tiba ia teringat surat yang sudah terlihat usang itu.
Mata Feng Yie berbinar, Feng Yie memfokuskan pikirannya lalu ditangannya ada beberapa surat yang terlihat sudah sangat lama, itu terlihat dari warna nya.
Perlahan Feng Yie membuka dan membaca. Ia membaca beberapa kertas dan saat membaca kertas yang ke tiga. Mata Feng Yie melotot melihat isi surat itu.
''Nona ada apa? Apa Nona menemukan sesuatu yang penting?'' tanya Ji Yu penasaran
''Ini-ini tidak mungkin kan ... ?'' ucap Feng Yie lirih.
''Nona ini ... '' Ji Yu juga bisa membaca karna sering di ajak belajar bersama Nona nya dulu, walau pun harus sembunyi sembunyi
Mereka berdua saling terdiam kaget dengan isi surat itu.
Setelah mereka tersadar.
''Ji Yu aku harus memastikan sesuatu,'' ucap Feng Yie.
''Tapi Nona, apa laki-laki malam itu ada hubungannya dengan Nona?''
Feng Yie tertegun mengingat laki-laki yang dia temui di alun alun Kota, ''Ji Yu. Tapi aku takut kecewa,'' jawab Feng Yie
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞