Ricard Dirgantara, pelayan bar yang terpaksa menjadi suami pengganti seorang putri konglomerat, Evelyn Narendra.
Hinaan, cacian dan cemooh terus terlontar untuk Richard, termasuk dari istrinya sendiri. Gara-gara Richard, rencana pernikahan Velyn dengan kekasihnya harus kandas.
Tetapi siapa sangka, menantu yang dihina dan terus diremehkan itu ternyata seorang milyader yang juga memiliki kemampuan khusus. Hingga keadaan berbalik, semua bertekuk lutut di kakinya termasuk mertua yang selalu mencacinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sensen_se., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10 : MEMBERI PELAJARAN
“Hah! Gila kamu, Son! Parah banget sih. Jadi kamu yang sengaja naruh obat di botol minuman OB itu?” pekik salah satu wanita menggebrak meja saking kagetnya.
Richard menegakkan tubuh, menurunkan topi agar tidak ada yang mengenali. Pria itu memasang telinganya baik-baik, untuk mendengar meja yang ada di sebelahnya, berisi empat wanita. Ia juga telah mengaktifkan video untuk merekam interaksi mereka, tentunya secara sembunyi-sembunyi.
‘Apa mereka sahabat-sahabat Velyn?’ batin Richard bertanya-tanya.
“Ya iyalah! Aku hitung sampai 15 menit sampai obat itu bereaksi, terus minta tuh OB buat beresin ruangan di mana Velyn sudah tepar! Aku kunci dong biar nggak kabur!” sahut wanita bernama Sonia dengan bangganya.
“Astaga! Jadi kamu sengaja bikin Velyn mabuk berat? Anjir, segitu terobsesinya kamu sama Gerald, Son!” protes salah satu teman Sonia, tetapi dalam circle pertemanan yang berbeda dengan Evelyn.
“Ya, selain itu minuman dia aku campur obat juga, biar mereka memanas! Pagi harinya, aku ajak Gerald pergokin mereka. Kalau enggak gitu, dia pasti masih sombong selangit! Dia enggak pantes bahagia!” sahut Sonia menyeringai puas.
Kedua tangan Richard mengepal dengan kuat, darahnya seakan mendidih. Jantungnya berdentum, meledak-ledak saat mendengar semua fakta itu.
“Parah ni orang! Kami enggak ikutan ya. Dan, ingat kebahagiaan yang kamu rebut dari wanita lain, tidak akan abadi. Atau malah akan menghancurkan kamu sendiri,” saran temannya mengingatkan.
“Bodo amat! Yang penting tiga hari lagi aku nikah sama Gerald. Ah, sudah lama aku sangat mencintainya!” seru Sonia tertawa puas.
Richard bergeming dalam amarahnya, hingga tanpa sadar Sonia dan teman-temannya sudah meninggalkan bar. Ia tersadar saat ada seseorang yang menabrak punggungnya karena mabuk. “Astaga! Ke mana mereka?” gumamnya mengedarkan pandangan.
Beranjak berdiri, Richard segera berlari keluar. Namun, berdecak kesal karena kehilangan jejak mereka. Akhirnya ia pun memilih pulang ke kediaman istrinya.
Malam telah larut saat pria itu tiba di rumah, akan tetapi Velyn ternyata belum tidur. Masih berkutat dengan pekerjaannya. “Dari mana? Sibuk banget ya sekarang. Sibuk cari selingkuhan apa gimana?” sindir Velyn ketika suaminya masuk ke kamar, tanpa mengalihkan pandangan pada layar laptop.
Richard menghela napas kasar. Ia tidak ingin meladeni istrinya. Takut justru amarahnya meluap pada Velyn. “Ehm! Vel, aku minta alamat temenmu yang bernama Sonia itu!” pinta Richard mengalihkan pembicaraan.
Velyn memicingkan mata dengan tajam, keningnya berkerut dalam, “Mau ngapain minta alamat Sonia?” ujarnya dengan ketus.
“Penting! Buruan! Sebelum aku mencarinya sendiri!” ucap lelaki itu tak ingin dibantah. Bahkan sorot matanya begitu tajam dan mengintimidasi.
“Jelasin dulu ada apa?”
“Tidak ada waktu! Aku jelaskan nanti! Ini sangat penting!” tukas lelaki itu memaksa.
Meski kesal dan menggerutu, Velyn memberikan alamat Sonia yang ditulis pada secarik kertas. “Tuh!”
Tanpa basa basi lagi, Richard meraihnya dengan kasar lalu segera meninggalkannya seorang diri. Velyn tercengang, ia seperti menemukan sosok yang berbeda pada suaminya itu.
“Dia kenapa sih? Ada apa sebenarnya?” Velyn bertanya-tanya, lalu menggeleng dengan cepat, “Enggak! Enggak bisa dibiarin. Jangan-jangan dia ....” Buru-buru wanita itu meraih sebuah jaket untuk melapisi baju tidurnya, lalu berlari menyusul sang suami.
“Aihh sial! Dia buru-buru sekali kayak dikejar setan!” gumam Velyn kembali masuk untuk mengambil mobil yang berbeda. Karena Richard sudah melaju dengan kecepatan tinggi.
Richard yang dikuasai amarah, menaikkan laju kecepatannya. Lahar amarah dalam tubuhnya seolah hampir menyembur keluar. Dia tidak terima atas sikap Sonia yang benar-benar keterlaluan. Bukan hanya padanya, namun juga pada Velyn.
Tak butuh waktu lama, Richard telah sampai di kediaman Sonia. Tepat sekali mobil wanita itu baru saja melewati pintu gerbang. Richard segera menyusul, satpam tidak mencurigai karena menganggap, dia adalah teman majikannya.
Sonia turun dari mobilnya, tidak menyadari ada mobil lain yang mengikuti. Ia hendak melenggang masuk ke rumahnya.
“Mmmmpphh!” jerit Sonia tertahan, saat mulutnya dibekap oleh seseorang tak dikenal.
“Diam, atau aku akan membunuhmu?” ancam Richard dengan suara dinginnya.
Sonia menggeleng ketakutan. Matanya membeliak lebar ketika melihat Ricard, suami dari sahabatnya yang terlihat sangat marah padanya.
“Kalau masih sayang nyawamu, maka diamlah!” tegas Richard lagi, dijawab anggukan oleh Sonia.
Richard lalu menyeretnya masuk ke rumah agar tidak ada yang melihat. Richard sedikit mendorong wanita itu, hingga Sonia gugup saat memasukkan kuncinya. Cukup lama menunggu, pintu baru terbuka.
Richard menyeretnya dengan kejam lalu membanting tubuh Sonia di sofa. Kilat tajam penuh amarah terpancar dari kedua netra Richard.
"Ka ... kamu mau apa?” tanya Sonia ketakutan.
Bersambung~
Thor jangan lama" up nya .. ini baca sambil ingat" sama alur ceritanya 😇