Kesalahan satu malam membuat Meisya harus menanggung akibatnya seorang diri. Kekasih yang seharusnya bertanggung jawab atas kehamilannya, malah mengabaikan dan mengira kehamilan Meisya sebagai lelucon.
Meisya yang ketahuan hamil, justru diusir oleh keluarganya dan terpaksa membesarkan anaknya seorang diri. Dia dituntut untuk hidup mandiri dan kuat demi anaknya.
Sampai akhirnya, takdir mempertemukan Meisya dan Ello, mantan kekasih sekaligus ayah dari anaknya. Akankah Meisya bersedia mengungkapkan kebenaran tentang anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesalahan Semalam Bab 28
Ello merasakan patah hati yang luar biasa. Dia sudah kalah beberapa langkah untuk mendapatkan Meisya. Namun, karena masih banyak pertanyaan dalam benaknya yang belum terjawabkan, akhirnya dia memututuskan untuk menghampiri Meisya dan laki-laki itu.
Apa pun hubungan mereka, Ello berharap masih bisa mendapatkan celah untuk memperjuangkan Meisya kembali.
“Sya, aku minta nomor baru kamu!” kata Ello sembari mengulurkan ponselnya pada Meisya.
Jelas saja Fabio jadi terkejut karena laki-laki yang mengikuti Meisya ternyata juga tahu namanya. “Kamu kenal dia, Sya?”
Meisya tadinya ingin segera pergi, tapi pertanyaan Ello dan Fabio itu membuat langkahnya terhenti. Dia menoleh dan menatap Ello dengan tajam. Rangkulan tangannya pada lengan Fabio mulai terlepas.
“Dia, hanya masalalu yang sekarang menjadi orang asing bagiku!” ungkap Meisya yang dengan lantang mengakui Ello sebagai orang yang tidak memiliki arti lagi untuk hidupnya.
“Meisya. Ada banyak hal yang belum kamu jelaskan sama aku. Karena itulah, aku harap aku bisa bertemu denganmu lagi!” balas Ello sama sekali tidak keberatan dengan ucapan mantannya itu.
“Jangan ganggu dia lagi, karena dia adalah calon istriku!” sahut Fabio sambil merangkul pundak Meisya dengan sengaja, bermaksud untuk membuat Ello cemburu karenanya.
Kening Ello pun mengernyit karena kata-kata Fabio itu. “Kalau memang dia hanya calon istri, berarti laki-laki ini bukan ayah si kembar. Kemungkinan besar memang mereka anakku dan Meisya.” Dia hanya bisa bicara dalam hati karena tak ingin membuat Meisya membuat alasan lagi.
Meisya jadi kebingungan karena Fabio malah mengakuinya sebagai calon istri. Padahal, Ello sudah sangat curiga jika dia memang melahirkan anaknya.
“Aku akan pergi. Tapi, aku pasti akan datang lagi!”
Ello melangkah meninggalkan Meisya. Sementara wanita itu kini merasakan lututnya yang lemas karena bingung harus bertindak bagaimana untuk mengusir Ello dari hidupnya.
*
*
Saat ini, Ello sudah bersama orang tuanya, menikmati makan malam yang hampir batal karena Ello datang terlambat. Dia masih bisa tenang, menunggu saat yang paling tepat untuk menginterogasi mamanya.
“Gimana kantor baru kamu, Ello?” tanya sang ayah membuka obrolan di sela-sela makan malam mereka.
“Sudah hampir rampung, tinggal penyelesaian akhir saja, Pa,” jawab Ello.
Ello memang menghabiskan banyak tabungannya untuk membuat kantor baru. Selama kuliah, dia sudah memiliki penghasilan dari kerja di perusahaan aristektur terkemuka meski hanya sebagai pegawai biasa. Namun, berkat modal yang dimilikinya itu, Ello berhasil membuka perusahaan sendiri tanpa bantuan orang tuanya di usia yang masih terbilang muda.
Walau sudah mati-matian menolak bantuan orang tuanya, tapi kali ini Ello harus mendapat uang dalam jumlah besar untuk membayar detektif yang disewanya. Haruskah dia meminta uang pada sang ayah?
“Ello pasti butuh banyak modal, Pa,” sahut mama Ello.
“Nggak, Ma. Uangku masih cukup!” balas Ello. Meski sebenarnya membutuhkan banyak uang untuk membayar detektif itu, tapi sepertinya Ello mengurungkan niatnya dan mencoba mencari tahu sendiri.
“Anak mama memang keren sekali. Di usia kamu yang masih sangat muda ini, kamu udah bisa bikin kantor sendiri, Ello. Udah ganteng, pinter, mandiri lagi, pasti sebentar lagi banyak cewek-cewek yang datang ke rumah minta dinikahin kamu!” goda mama Ello yang terlihat bangga dengan pencapaian putranya saat ini.
Wanita itu tersenyum lebar dengan mata yang menatap kagum pada sang putra. Sementara Ello justru menatap mamanya dengan amarah.
Ello menelan ludah dengan kasar, sebelum akhirnya menyahut, “Dulu juga ada perempuan yang datang ke rumah, minta Ello nikahin. Tapi, Mama sama sekali nggak ngomong ke aku, 'kan? Mama malah caci maki dia dan menghinanya dengan kasar, 'kan?”
Tawa mama Ello pun pudar karena pertanyaan dari sang putra. Itu mengingatkannya pada peristiwa beberapa tahun yang lalu. Saat itu, Meisya datang ke rumahnya dan menghina wanita itu habis-habisan.
“Kamu bisa mendapatkan yang lebih darinya, Ello. Dia bukan perempuan baik-baik. Mana ada perempuan baik-baik yang hamil di luar nikah. Mama yakin dia cuma menjebakmu!” balas Mama Ello.
Ello bangkit dari duduk dan melepaskan atribut makannya. Lalu, dia membalas sang ibu dengan tatapan tajam. “Kalau dia bukan perempuan baik-baik, maka aku juga bukan laki-laki yang baik dan aku nggak pantas untuk perempuan mana pun!”
***
Kembang kopinya jangan lupa 😍😍 babtu rate bintang 5 ya gaess 🤗🤗🤗
tapi untuk kebodohannya luar biasa dan sangat luar biasa.
jempol terbalik buat Ello.