Tawanya, senyumnya, suara lembutnya adalah hal terindah yang pernah aku miliki dalam hidupku. Semua yang membuatnya tertawa, aku berusaha untuk melakukannya.
Meski awalnya dia tidak terlihat di mataku, tapi dia terus membuat dirinya tampak di mata dan hatiku. Namun, agaknya Tuhan tidak mengizinkan aku selamanya membuatnya tertawa.
Meksipun demikian hingga di akhir cerita kami, dia tetaplah tersenyum seraya mengucapkan kata cinta terindah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sweet Marriage 33
Pertemuan dengan Wisang dan Dokter Lisa sedikit berjalan dramatis. Bukan karena sebuah peristiwa melainkan Dokter Lisa yang amat sangat mengenal Ravi dan Leina karena dulu Dokter Lisa lah yang menjadi dokter kandungan orang tua dari mereka, tidak menyangka Leina memiliki penyakit yang demikian.
Tidak henti-hentinya Dokter Lisa menangis. Ini sungguh sangat emosional terlebih Leina dan Ravi berkata bahwa tidak ada yang tahu perihal penyakit yang saat ini di derita oleh Leina.
" Kenapa nggak ngasih tahu orang tua kalian?" ucap Dokter Lisa dengan suara bergetar dibarengi isakan.
" Nggak Dok, saya mohon. Untuk sementara jangan. Nanti, jika anak ini udah lahir saya akan kasih tahu papa, mama, ibu dan ayah. Untuk sementara ini saya mohon untuk merahasiakannya ya Dokter."
Dokter Lisa dengan berat hati menganggukkan kepala, menyetujui apa yang jadi keinginan Leina. Bagaimanapun dia adalah dokter, yang harus menjaga informasi mengenai pasien. Walau dia dekat dengan keluarga pasien, tapi dia tidak berhak memberitahukan tentang apapun. Terlebih ada wali yang sudah bertanggungjawab.
Dokter Lisa melakukan pemeriksaan, sebuah tes USG dijalankan dan benar saja ada sebuah kantung kehamilan di sana bersama janin yang terbentuk.
" Selamat nak, kamu sungguh hamil. Ini sudah berjalan 6 minggu, mari kita bersama rawat dia agar sehat. Dan jangan lupakan mengenai kesehatanmu juga ya Lei."
Baru kali ini Dokter Lisa mengatakan kabar bahagia namun terasa begitu menyakitkan. Ini adalah peristiwa yang belum pernah ia alami sepanjang karirnya.
" Ahamdulillah, Ya Dok, saya akan bersungguh-sungguh dalam menjaganya."
Ravi tak kuasa menahan tangisnya lagi, dia kebingungan dengan apa yang ia rasakan lagi. " Haaaah," desahaan nafas Ravi menandakan banyak perasaan yang campur aduk di dadanya.
Setelah pemeriksaan dengan dokter obgyn selesa, maka kini giliran Leina diperiksa oleh dokter neurologi. Wisang sudah lebih dulu meminta rekam medis dari Dokter Sapto sehingga dia sudah tahu seperti apa kondisi Leina.
" Mbak Leina, apa yang akhir-akhir ini Anda rasakan?" tanya Wisang, dia ingin tahu apakah Leina masih bisa menyebutkan kondisi tubuhnya.
" Ehhh, sejauh ini baik sih Dok. Nggak ada ngrasa apa-apa, aah iya saya hanya kadang lupa hal kecil sih. Misal, saya lupa tadi udah minum vitamin atau belum, tapi nggak selalu lupa juga. Dan kayaknya mulai kurang nafsuu buat makan."
" Sang, apa itu nggak masalah?"
Pertanyaan Ravi tentu saja hanya itu, dia sudah tidak tahu harus bertanya tentang apapun lagi selain menanyakan apakah Leina dalam kondisi baik atau tidak.
" Untuk saat ini masih aman Rav, tapi tetap Mbak Leina harus dalam pengawasan yang ketat. Karena selama masa kehamilan ini ada beberapa obat Alzheimer yang nggak bisa Mbak konsumsi. meskipun belum ada penelitian secara khusus apakah akan berakibat pada janin, tapi sebaiknya kita menghindarinya. Dan aku akan resep kan obat yang masih aman untuk diminum."
Ravi mengangguk paham, namun wajah cemasnya tetap tidak hilang dari sana. Leina yang mengetahui itu langsung menggenggam tangan Ravi. Wanita itu paham betul bahwa saat ini Ravi ketakutan, bahkan lebih takut dari pada dirinya.
" Nggak apa-apa Mas, aku yakin semua akan baik-baik saja."
Ravi mengangguk lagi, namun tubuhnya bergetar. Dia seharusnya tidak boleh bersikap demikian. Dia harus lebih kuat untuk jadi sandaran Leina. Tapi untuk saat ini Ravi merasa tidak berdaya, dia sungguh merasa hancur bahkan saat semuanya belum dimulai sekalipun.
" Astagfirullahaladziim." Hanya itu yang saat ini bisa Ravi ucapkan sambil mengusap dadanya sendiri.
TBC
😭😭😭😭😭😭😭
Bnr" nih author,sungguh teganya dirimuuuuu
Semangat berkarya thoor💪🏻💪🏻👍🏻👍🏻
gara" nangis tnp sebab
😭😭😭😭😭
bnr" nih author
pasti sdh ada rasa yg lbih dari rasa sayang kpd teman,cuman Ravi blum mnyadarinya...
bab". mngandung bawang jahat😭😭😭😭😭
Mski blum ada kata cinta tapi Ravu suami yg sangat peka & diandalkan...
aq padamu mas Ravi😍