Nidu Dorgan seorang bos ganster ibukota tak pernah menduga, dia akan tertukar roh dengan seorang pelajar culun bertubuh gendut dan sering jadi korban bullyan teman-teman sekolahnya. Semenjak pelajar itu dimasuki roh Nidu Dorgan, sang pelajar culun ini tiba-tiba berubah bak ganster, dia tak segan hajar semua pelajar yang selama ini membullynya. Tak ada yang mengira, si pelajar ini aslinya bukan si pelajar culun itu. Masalah mulai timbul, saat tubuh si ganster yang masih koma di rumah sakit mulai sadar dan kaget tubuhnya berubah jadi Nidu Dorgan, padahal dia merasa masih seorang pelajar culun. Kelucuan, ketegangan dan juga kelakuan Nidu bikin anak buahnya kebingungan, kenapa Nidu Dorgan berubah penakut dan tak lagi kejam. Kekasih Nidu yang merupakan anak Kepala Ganster paling berpengaruh sampai aneh melihat kelakuan Nidu yang berubah jadi ‘jinak’ ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mrd_bb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33: Muncul Orang Tua Aneh
Malamnya…!
Bulan bersinar terang, acara pun kembali bebas, sehingga banyak siswa yang pilih mojok dengan…pasangan masing-masing.
“Nggak kepingin kasih pelaajaran buat si ngondek itu bang bos?” ceplos Dipo sambil isap rokoknya, matanya melihat pa Jarwo sibuk bikin perhatian buat bu Nat.
“Ada-ada saja kamu ini, bukan level kita! Lagian jangan bikin ulah yang bisa memancing para pelajar tahu siapa kita, cukup bu Nat dan Riona saja,” sahut Nidu kalem, lalu ikut merokok, tak sadar kalau dirinya masih bertubuh Reza.
“Idihh ni anak, isap rokok, nggak boleh, kamu mau aku sanksi kah?” tiba-tiba pa Jarwo datang, karena bu Nat memang menuju ke sini dan otomatis si ngondek ikutan ngekor si pujaan hatinya.
“Kan ini di luar lingkungan sekolah pa Jarwo, boleh kan?” sahut Nidu cuek.
Tass…secepat kilat pa Jarwo langsung rampas batang rokok di tangan Nidu, lalu melemparnya ke tanah dan menginjaknya hingga hancur.
Hampir saja Dipo ingin mengemplang kepala pa Jarwo, tapi langsung Nidu beri kode, hingga Dipo batalkan niatnya.
“Iya, ngerokok ga baik bagi kesehatan,” sahut bu Nat netralisir keadaan.
“Bang kita jalan yuks?” kata bu Nat lagi, mata pa Jarwo langsung melotot.
“Idihh Abang…? Emank usia si Reza udah tua?” ceplos pa Jarwo. Nidu sampai kaget sendiri, bu Nat keceplosan.
“Ih aku nggak panggil Reza kok, aku panggil Abang Dipo,” sahut bu Nat mulai jengkel, karena pa Jarwo selalu nguntit dirinya sejak kemarin.
Melihat wajah Dipo yang dingin dan muram, pa Jarwo keder sendiri. “Ih ni orang, kayak pembunuh bayaran ajah, atutt!” kata pa Jarwo kenes.
Bu Nat dan Nidu tertawa kecil dan membiarkan pa Jarwo kini agak takut-takut dengan Dipo.
“Ayo bu Nat, Reza kita jalan, kamu nggak boleh ikut, jagain para siswa ajah. Kulihat pada banyak yang mojok di tempat sepi, malam lagi, bahaya tau. Ntar pada masuk angin yang ceweknya, kan malu-maluin sekolah kalian,” tegur Dipo dingin, hingga pa Jarwo kaget.
“Ahh benarkah Om Dipo, eh Bang…waduh bahaya nekkk…! Awas, ku jewer satu-satu para siswa nakal ini dan bakal aku jemur di luar tenda besok,” sahutnya lagi.
Lalu dengan lenggang kangkung sambil kissbye dengan bu Nat, pa Jarwo pun bergegas mulai razia semua siswanya, karena ini memang tugasnya sebagai kepala BK.
“Pergi juga tu hama satu ini, silahkan kalian berduaan, aku mau santai dulu. Sambil lihat-lihat situasi,” Dipo lalu menjauh, seolah paham dan memberikan Nidu dan bu Nat berduaan.
Setelah agak jauh jalan dari tenda, Nidu mulai ajukan pertanyaan yang sejak lama dia tahan-tahan.
“Bu Nat, benarkah kata pa Jarwo kamu sudah putus bertunangan?”
“Hmm…kalau putus kenapa, kalau belum kenapa?” bu Nat malah lempar teka-teki, hingga Nidu senyum di kulum, dia bukanlah pria penggombal wanita, Nidu bahkan cenderung pasif.
“Kalau putus…artinya boleh dong aku mendekati…tapi ingat yaah, jangan pandang body ini, karena tubuhku sedang di pakai Reza. Kalau belum putus, kapan putusnya, atau perlu aku putusin kalian berrdua?”
“Waduhhh…bahaya nihh,” bu Nat tertawa berderai dan dia pun kaget saat Nidu tiba-tiba memeluknya.
“B-bang…jangan main peluk, aku rada gimana gitu, lagian tubuh Abang masih tubuhnya Reza!” bisik bu Nat, hingga Nidu kaget sendiri, sambil berkata maaf.
“Tenang saja…aku akan bantu agar roh Abang kembali ke tubuh asalnya,” bisik bu Nat senyum penuh arti.
Nidu pun menganggukan kepala, apalagi bu Nat dengan nakal berbisik ke telinga Nidu, hingga si gangster ini menatap tajam sambil tertawa.
Di tempat lain pun sama, Riona kaget saat Reza main peluk-peluk. “Reza…jangan begitu, aku berasa di peluk Om ku sendiri,” bisik Riona kaget.
Hingga Reza buru-buru mundur dan berkata maaf.
“Pokoknya sebelum roh kamu balik ke tubuh asal, jangan ulangi lagi yahh,” sungut Riona, hingga Reza keluar aslinya, salting dan wajahnya merah padam, untung ini malam hari, hingga tak kelihatan.
“Kamu mau segera balik ke tubuh asal? Tapi ada syaratnya, kamu harus bantu aku!” terdengar suara seorang pria setengah tua, yang tahu-tahu muncul di dekat keduanya.
Reza dan Riona kaget bukan kepalang, sejak kapan orang tua yang rambutnya putih semua ini ada di dekat mereka. Bulu kuduk keduanya langsung merinding.
“Bantu…bantu apa pa tua?” tanya Reza, karena orang tua ini membelakangi dia dan Riona.
“Bantu aku membalas dendam pada seseorang, yang dulu pernah memfitnahku dan juga membunuhku!”
“Hah…bapak ini siapa, membunuh? Artinya bapak ini?” Riona langsung kaget dan otomatis tangannya menggenggam tangan Reza.
Orang tua ini berpaling. “Benar anak baik, aku ini hanyalah roh yang gentayangan, ku harap kalian berdua juga dengan si Nidu bisa bantu aku, apakah kalian bersedia?”
“Bersediaa…!” sahut Reza cepat.
“Bagus…nah nanti kita bertemu lagi, aku pergi dulu!” tiba-tiba orang ini menghilang bak hantu, Riona dan Reza sampai terlonjak kaget.
“Ayaaaaawww…yuks kita balik ke tenda, di sini ada hantunya,” cetus Reza sambil tarik tangan Riona dan cepat-cepat pergi, balik ke tenda lagi.
Siapakah orang itu…???
**
Lanjutkan terus yaa