Gadis yang bernama zeline gracella berusia 18 tahun hidup sebatang kara, orang tua zeline meninggal akibat kecelakaan saat zeline berusia 15 tahun, dia bekerja paruh waktu demi membiayai sekolah nya dan juga kehidupan sehari-hari nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vnltwins, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Malam hari tiba zeline masih terlelap dalam tidur nya akibat kelelahan menangis, gerald masuk ke dalam kamar, melihat mata sembab zeline.
"Hei bangun lah, kau harus makan untuk mengisi tenaga mu", ucap gerald menepuk-nepuk lembut pipi chubby zeline.
Zeline yang merasa ada yang mengganggu tidur nya, menggeliat, secara perlahan membuka matanya.
"Akhh, ssttt, pala ku sakit sekali", ucap zeline memijat pelipis nya.
"Bangun turun lah untuk makan, maid sudah menyediakan makanan di atas meja"
"Tuan mengapa kau menahan ku disini, aku tidak tahu apa salahku, dan aku juga tidak mengenal mu tuan"
"Makan lah terlebih dahulu, aku akan menjelaskan nya nanti"
Gerald segera beranjak dari hadapan zeline, zeline menatap punggung gerald yang mulai menjauh.
"Hah!! Bagaimana ini, pasti saat ini semua sangat khawatir padaku, aku harus bagaimana lagi agar bisa pergi dari tempat ini", zeline bergumam.
Zeline bangkit dari ranjang, dengan berat hati zeline berjalan menuju pintu
Ceklek
Zeline membuka pintu dari dalam, dia merasa sedikit takut sebab anak buah gerald sedang berjaga di depan kamar yang ia tempati.
Zeline berjalan perlahan melewati anak buaj gerald, dia menatap ke sekeliling nya, zeline merasa mansion gerald sungguh sangat indah seperti mansion milik arfan.
Saat zeline tiba di meja makan, zeline melihat gerald gerald sudah duduk di meja makan menunggu dirinya.
Dengan perasaan canggung zeline, mendekat dan duduk di depan gerald, dia merasa enggan untuk ikut makan bersama dengan pria asing yang tak ia kenal sama sekali.
Gerald yang paham dengan perasaan zeline yang merasa canggung dan berkata, "Makan lah kau tidak perlu merasa canggung seperti itu kepada ku, aku tau kau sangat lapar"
"Iya tuan terima kasih", akhirnya zeline menaruh nasi dan lauk di piring nya.
Di meja makan sungguh sangat hening hanya terdengar suara sendok dan garpu di atas piring mereka berdua.
Di mansion arfan, velly tiba melihat keadaan mansion yang sangat kacau dan panik, velly menghampiri kedua orang tuanya.
Mommy, daddy!! Ucap velly.
"Lho sayang kenapa kamu bisa kembali ke sini", tanya mommy arfan.
"Dih apaan sih mom kayak nggak senang aja aku datang, huh menyebalkan", ucap velly becanda.
"Tidak sayang mommy hanya bingung saja, sedangkan kakak kamu arfan belum memberi akses kamu kembali"
"Huh mom tenang saja, aku hanya khawatir setelah mendengar berita kakak sedang dalam keadaan kacau, sebenarnya ada apa sih mom"
"Kakak mu sudah mempunya kekasih, dan saat ini kekasih nya sedang di culik oleh musuh kakak mu sendiri nak"
"Lho mom bagaimana bisa mom, emang musuh kakak datang menyerang ke mansion ini"
"Tidak nak musuh kakak mu menyulik kekasih kakak mu saat dia sedang menunggu kakak mu datang menjemput nya"
"Iya ampun mom, kasihan sekali bagaimana nasib kakak saat ini mom apa aku boleh melihat nya"
"Mommy tidak yakin nak, tapi kau lihat lah sendiri keadaan kakakmu dan kamu akan tahu nak"
"Hem baik mom, aku ke kamar kakak dulu"
Velly beranjak dari hadapan orang tuanya, berjalan menuju kamar arfan.
Sesampai nya di depan kamar arfan, velly tarik nafas dan.
Ceklek
Velly membuka pintu kamar arfan, dia melihat pemandangan yang begitu sangat menyedihkan, velly berjalan masuk ke dalam menghampiri arfan.
Kak!!!
Arfan menoleh, velly bisa melihat betapa sedih nya arfan saat ini, dia bisa merasakan apa yang di rasakan arfan saat ini.
Velly memegang lengan arfan, "Are you okey"
Satu pertanyaan lolos dari mulut velly.
"Kak butuh pelukan", ucap velly merentangkan kedua tanganya.
Arfan sontak memeluk adik nya, dengan sangat erat dan menangis sejadi-jadinya, velly mengusap punggung arfan dengan lembut.
"Sabar kak aku pasti percaya kekasih kakak bakal di temukan, kakak tidak boleh lemah seperti ini"
"Ini semua salah kakak, andai saja kakak tepat waktu menjemput kekasih kakak, dia tidak akan di culik"
"Sudah kak, jangan menangis sebisa mungkin aku akan membantu kakak mencari kekasih kakak"
Arfan terlihat sudah mulai tenang, dan melepas pelukan adiknya.
Kembali lagi di mansion gerald, saat ini zeline sudah berada di dalam kamar, dirinya duduk di balkon menatap langit yang sangat indah di italy.
Zeline merenungi nasib nya kedepan bagaimana, banyak pertanyaan yang muncul di benak zeline.
Ceklek
Zeline menoleh ke arah pintu dan ternyata gerald lah yang datang menghampiri nya.
"Mengapa kau belum tidur", tanya gerald.
"Saya belum mengantuk tuan"
"Tuan apakah saya boleh bertanya", ucap zeline gugup.
"Hem silahkan"
"Tuan mengapa tuan menculik ku dan membawa ke negara yang sangat asing ini"
Gerald menghela nafas dan mulai menjelaskan semua nya.
"Sebenarnya aku dan arfan sangat lah dekat, hingga suatu hari, arfan merebut kekasih ku, dan membuat adikku pergi meninggal kan ku selamanya", ucap gerald dengan mata berkaca-kaca.
Zeline menutup mulut nya dia sangat syok setelah mendengar apa yang di katakan gerald.
"Tuan apa kau tidak salah tuan, apa semua nya benar, kau tidak berbohong bukan agar aku membenci tuan arfan"
"Tidak sama sekali, aku tidak berbohong seharusnya kau tau sebenarnya siapa arfan, bukan kah kau kekasih nya"
"Maksud tuan apa, saya tidak mengerti tuan"
"baik tuan" kata alex sambil keluar munuju ruang kerjanya kembali.